Efektivitas Biaya Dari Penerapan Jarak Sosial untuk Mengurangi Pandemi COVID-19 di Negara Berpenduduk Padat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto The Convertation

Terjadinya COVID-19 merupakan peristiwa disruptif yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas secara global serta menimbulkan dampak ekonomi, sosial, dan politik yang parah. Ancaman penyakit ini telah menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat sejak WHO menyatakan status pandemi COVID-19 pada 11 Maret 2020. Belajar dari pengalaman atas kejadian influenza terkahir, salah satu intervensi mitigasi utama yang diberikan yaitu adanya pembatasan interaksi antara populasi yang terinfeksi dan tidak terinfeksi melalui langkah-langkah social distancing (SD). Tindakan social distancing bertujuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit dan mengurangi tingkat serangan melalui beberapa pendekatan, seperti penutupan sekolah, pengurangan tenaga kerja dan kontak masyarakat.

Mengikuti rekomendasi dari WHO, langkah-langkah social distancing telah dipraktikkan di Indonesia. Sejak 15 Maret 2020, pemerintah pusat telah mendorong pemerintah daerah untuk menutup semua sekolah dan menerapkan kebijakan work from home sebagai upaya pengurangan kontak tenaga kerja dan masyarakat. Namun, para pemangku kepentingan hampir tidak melakukan tinjauan komprehensif terhadap kebijakan ini karena dampak dari tindakan social distancing masih belum jelas. Meskipun tindakan social distancing cenderung menurunkan kasus positif dan memiliki lebih sedikit biaya di depan, hal itu dianggap memiliki biaya tidak langsung yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan biaya dan dampak tindakan social distancing untuk mitigasi pandemi COVID-19 di Indonesia.

Dua skenario mitigasi social distancing selama 1 bulan dan social distancing berkelanjutan dibandingkan dengan baseline (tanpa intervensi). Model kompartemen Susceptible-Exposed-Infected-Recovered (SEIR) yang dimodifikasi yang memperhitungkan penyebaran penyakit selama periode laten diterapkan dengan mempertimbangkan horizon waktu 1 tahun. Biaya perawatan kesehatan, penutupan sekolah, dan hilangnya produktivitas karena penyakit serta intervensi dipertimbangkan untuk memperkirakan total biaya pandemi di antara semua skenario.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya keseluruhan pandemi pada baseline, social distancing selama 1 bulan dan social distancing berkelanjutan, masing-masing adalah $777 miliar, $362 miliar, dan $78 miliar. Hal tersebut menunjukkan adanya penghematan pada skenario social distancing selama 1 bulan dan social distancing berkelanjutan. Selain itu, biaya perawatan kesehatan, penutupan sekolah, dan hilangnya produktivitas karena penyakit dan intervensi dipertimbangkan untuk memperkirakan biaya pandemi keseluruhan di semua skenario. Kedua skenario mitigasi dianggap menghemat biaya karena pendekatan ini lebih berhasil dan lebih murah. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa angka reproduksi dasar, masa infeksi, upah harian, masa inkubasi, biaya masuk ICU harian, dan tingkat kematian kasus merupakan parameter yang paling berpengaruh yang mempengaruhi savings dan jumlah kematian yang dihindari.

Tindakan social distancing secara luas telah dianggap sebagai tindakan alternatif untuk mengurangi kasus pandemi COVID-19, terutama ketika vaksin dan obat antivirus masih dalam pengembangan. Studi ini menegaskan bahwa tindakan social distancing melalui penutupan sekolah, tenaga kerja, dan pengurangan kontak masyarakat berpotensi menurunkan jumlah total pasien rawat jalan, rawat inap non-ICU dan ICU, serta kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Dalam kurun waktu 1 tahun, skenario social distancing berkelanjutan cenderung menurunkan jumlah kasus COVID-19 hingga >90%. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya bahwa keseluruhan dari penerapan tindakan social distancing efektif dalam mengurangi munculya kasus baru pada pandemi COVID-19. Manfaat penerapan langkah-langkah social distancing dalam situasi pandemi COVID-19 dianggap menguntungkan. Secara umum, tindakan social distancing jangka panjang dapat diprediksi mengarah pada pengurangan terbesar dalam hal puncak dan tingkat serangan kumulatif.

Penelitian ini merupakan studi evaluasi ekonomi pertama untuk mitigasi pandemi COVID-19 di Indonesia, sehingga memiliki beberapa aspek inovatif yang utama yaitu, setting difokuskan di dalam negeri, penelitian dilakukan dari perspektif masyarakat, dan dua skenario mitigasi dikembangkan dalam model hipotetis penyebaran penyakit pada durasi tindakan social distancing. Hal ini penting karena pemerintah memiliki kebijakan untuk meninjau keputusan secara berkala, dan efektivitas biaya merupakan kriteria penting untuk memprioritaskan strategi mitigasi dalam situasi pandemi. Kurangnya data lokal yang dapat diandalkan tentang parameter epidemiologi ditemukan sebagai keterbatasan utama penelitian. Oleh sebab itu, data diekstrapolasi dari beberapa penelitian yang diterbitkan di Cina dan masalah tersebut diperiksa dalam analisis sensitivitas.  

Penulis : Inge Dhamanti, PhD
Artikel selengkapnya : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1477893921002866

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp