Pseudokista sebagai Resiko Pemasangan VP Shunt pada Anak dengan Hidrosefalus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh primagem.org

Hidrosefalus merupakan suatu keadaan penumpukan cairan serebrospinal (cairan otak) yang mengelilingi rongga otak serta sumsum tulang belakang. Cairan otak berfungsi sebagai pelindung otak agar terhindar dari cedera, mengalirkan nutrisi yang dibutuhkan otak, serta mengeluarkan produk limbah dari otak. Normalnya, cairan serebrospinal akan mengalir melalui ventrikel ke dasar otak. Cairan itu kemudian membasahi otak dan sumsum tulang belakang sebelum diserap kembali ke dalam darah. Ketika alirannya terganggu, maka penumpukan cairan akan terjadi. Kondisi ini dapat menciptakan tekanan berbahaya pada jaringan otak. Bila penumpukan terus terjadi, otak akan mengalami kerusakan. Gejala paling khas dari hidrosefalus pada bayi dan anak-anak adalah ukuran kepala yang membesar. Pemasangan Ventriculo Peritoneal (VP) shunt pada anak diindikasikan untuk orang yang menderita hidrosefalus. 

Tata laksana utama pada hidrosefalus adalah teknik pembedahan, yaitu pemasangan shunting yang berfungsi sebagai drainage. Tindakan ini bukan untuk menyembuhkan, namun untuk mengontrol gejala akibat peningkatan tekanan intrakranial. Pada  kongenital, pembedahan pada bayi berpotensi komplikasi sehingga ahli bedah saraf mungkin menunda melakukannya (terutama bayi prematur). Untuk mengurangi progresifitas kerusakan otak, maka bayi hidrosefalus dapat diberikan terapi farmakologi dahulu sampai pembedahan aman dikerjakan. Pada keadaan peningkatan tekanan intrakranial akut, biasa terjadi pada hidrosefalus didapat pada pasien anak atau dewasa, diperlukan tindakan pembedahan secepatnya. Beberapa kasus hidrosefalus didapat, pembedahan tidak diperlukan karena etiologinya telah membaik, misalnya pada perdarahan intraventrikular yang sudah reabsorbsi tanpa skarhidrosefalus.

Terdapat beberapa komplikasi dari pemasangan Shunt. Salah satunya adalah terbentuknya kista pada abdomen. Kista ini dapat terbentuk beberapa minggu samapi beberapa tahun pasca pemasangan VP shunt. Insiden yang dilaporkan bervariasi dari 0,7%-4,5% dari beberapa Negara. Keluhan yang timbu dapat berupa keluhan perut yakni perut membesar, mual, muntah, nyeri, gejala shunt yang malfungsi dan manifestasi klinis infeksi seperti panas.Etiologi yang mendasari mungkin adanya proses infeksi atau reaksi alergi.

Penyisipan VP shunt secara rutin dilakukan oleh semua ahli bedah saraf. Prinsip perhatian dan kehati-hatian yang baik harus dilakukan selama pemasangan sistem shunt untuk menghindari komplikasi. Implantasi sistem VP shunt harus dilakukan oleh ahli bedah saraf yang berkualifikasi baik untuk membatasi atau menghindari komplikasi shunt. Meskipun ada komplikasi, VP shunt tetap menjadi prosedur bedah utama yang digunakan untuk penanganan hidrosefalus.

Penulis: Prastiya Indra Gunawan

Informasi detail bisa dilihat pada tulisan kami di:

Unusual Complication of Abdominal Pseudocyst Following Cystoperitoneal Shunt in Posterior Cranial Fossa Arrachnoid Cyst | Medico Legal Update (ijop.net)

Prastiya Indra Gunawan, Rahadian Indarto Susilo. Unusual complication of abdominal pseudocyst following cystoperitoneal shunt in posterior cranial fossa arachnoid  cyst. Medicolegal update 2021;21(4): 292-5.

DOI:  https://doi.org/10.37506/mlu.v21i4.3144

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp