Bibir Bengkak, Serangga, dan Reaksi Alergi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh liptutor.org

Sebagian besar serangga mungkin berbahaya bagi manusia karena racunnya. Racunnya memiliki zat dan enzim seperti hyaluronidase, phospholipase A2, dan Melittin, yang dapat menghancurkan membran sel, mendegranulasi sel mast, dan melepaskan imunoglobulin E (IgE), yang mengakibatkan peradangan dan reaksi alergi. Racun memasuki jaringan melalui sengatan atau gigitan. Sengatan serangga dapat menyebabkan reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan, bengkak, dan bahkan reaksi alergi. Selama injeksi racun, bakteri dapat masuk ke jaringan dan menyebabkan infeksi dan pembengkakan. Meskipun infeksi jarang terjadi abses dapat berkembang. Kami menemukan sebuah kasus yang jarang ditemui dalam praktek dokter gigi yaitu pembengkaka atau abses pada bibir akibat sengatan serangga dengan drainase spontan setelah perawatan dengan antibiotic.

Seorang laki-laki berusia tiga puluh sembilan tahun mengeluh bengkak pada bibir kanan bawah enam hari sebelum konsultasi. Pembengkakan dimulai sebagai lentingan yang menjadi semakin besar. Kasus sengatan serangga di bibir bersifat sporadis. Gupta melaporkan di  tahun 2017 salah satu kasus pembengkakan pada bibir akibat gigitan serangga. Pembengkakan awalnya ringan dan berangsur-angsur meningkat. Pada palpasi, suhu lokal dinaikkan dengan nyeri tekan. Kondisi ini sama seperti pada kasus yang kami temui.

Terjadinya abses atau pembengkakan pada bibir akibat sengatan serangga melibatkan tiga mekanisme yang berbeda. Mekanisme pertama adalah sengatan serangga dapat membawa dan memasukkan bakteri dan menyebarkannya saat menyuntikkan racun ke tubuh manusia. Yang kedua adalah reaksi terhadap sisa bagian sengatan sebagai benda asing, sehingga terjadi infiltrasi bakteri sekunder. Ketiga, kecenderungan infeksi akibat kerusakan epidermis akibat rasa gatal di tempat sengatan. Ketiga mekanisme ini mengakibatkan suatu reaksi alergi. Racun serangga mengandung protein spesifik seperti Melittin, phospholipase A1, phospholipase A2, hyaluronidase, acid phosphatase, serin protease, dan antigen. phospholipase A dapat mendegranulasi sel mast dan penginduksi kuat antibodi IgE. Peptida lain, seperti Melittin, dalam racun serangga, dapat mendukung perkembangan alergi. Peptida ini sangat beracun, menyebabkan hemolisis, reaksi inflamasi, dan peningkatan permeabilitas kapiler, yang mengakibatkan gangguan membran dan lisis. Sehingga dalam tampilan klinis timbul pembengkakan dan mengandung nanah atau pus.

Perawatan kasus ini berfokus pada untuk menghilangkan rasa gatal, nyeri, dan bengkak. Kortikosteroid oral dan topikal seperti Dexamethasone atau Hydrocortisone adalah pilihan terbaik. Obat-obatan tersebut mengurangi peradangan. Antibiotik spektrum luas juga digunakan sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi. Klindamisin diberikan untuk menghindari penyebaran kondisi dan menginduksi drainase spontan. Klindamisin adalah pilihan pertama untuk mengobati abses kulit, selain sayatan pada daerah yang bengkak dan pengeluaran nanah.

Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo

Tulisan lengkap kami dapat dilihat di:

Meircurius Dwi Condro Surboyo, Bagus Soebadi, Hening Tuti Hendarti and Desiana Radithia. Spontaneous Drainage of Lower Lip Abscess by Insect Sting in the Prediabetic Male: A Case Report. Acta Medica Philipina 2021.

https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/2197

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp