Ancaman Global Extended-Spectrum-Β-Lactamase (Esbl) dari Escherichia Coli

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Extended-spectrum-β-Lactamase (ESBL) adalah enzim yang diproduksi oleh dalam plasmid bakteri gram negatif dari kelompok Enterobacteriaceae yang resisten terhadap antibiotic β-lactam. Escherichia coli merupakan salah satu bakteri dari kelompok Enterobacteriaceae dan dapat hidup di dalam saluran pencernaan. Escherichia coli bisa dibedakan berdasarkan tingkat patogenitasnya yaitu enterotoksigenik E.coli (ETEC), enteropathogenic E.coli (EPEC), enterohemorrhagic E.coli (EHEC), enteroinvasive E.coli (EIEC), enteroaggregative E.coli (EAEC) dan difusi adherent E.coli (DAEC). Penisilin, Cephalosporin, Carbapenem merupakan beberapa antibiotik yang termasuk golongan antibiotik β-laktam dan digunakan sebagai pengobatan septikemia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran empedu, peritonitis dan infeksi saluran urin.

Mekanisme resisten antibiotik β-laktam menjadi ancaman untuk kesehatan masyarakat global yang melibatkan manusianya, rantai makanan dan sektor lingkungan. CDC pada tahun 2017 menyatakan resistensi menyebar dengan cepat. Strain E coli seperti ST131 menyebar dengan cepat di komunitas dan tempat perawatan kesehatan. Strain ini menyebabkan infeksi menjadi lebih parah dan menyebar. Dan ada enzyme ESBL yang disebut CTX-M muncul. Ketika CTX-M dan ST131 bergabung, mekanisme resistensi ini dengan cepat menyebar.

Dalam banyak kasus, infeksi dari kuman yang memproduksi ESBL memerlukan pengobatan yang lebih kompleks. Tidak cukup hanya dengan meminum antibiotic, infeksi ini akhirnya harus dirawat di rumah sakit dan pemberian antibiotik carbapenem secara intravena. Hampir setengah dari infeksi enterobacteriaceae karena orang tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang cukup. Kasus ESBL meningkat setiap tahunnya dan menjadi ancaman di seluruh dunia.

Ancaman ESBL dari E coli semakin mengglobal, WHO di tahun 2021 ini melakukan “ Global Tricycle Surveillance ESBL E.coli”. Surveillance pada ESBL dari E .coli dilakukan dengan pendekatan One Health yaitu pendekatan global yang inovatif dengan tujuan mempererat kolaborasi dan komunikasi dalam semua aspek kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Pendekatan One Health meliputi Keamanan pangan, pengendalian zoonosis dan memberantas resistensi antibiotik. Sedangkan “ Global Tricycle Surveillance ESBL E.coli” melibatkan surveillance pada manusia, rantai makanan dan lingkungan. 

Tujuan dari “Global Tricycle Surveillance ESBL E.coli” adalah kewajaran, sederhana dan terintegrasi dengan system surveillance multisectoral yang didesain untuk mendeteksi dan memperkirakan prevalensi resistensi cephalosporin generasi ketiga dari manusia ( rumah sakit dan komunitas), rantai makanan (hewan), dan lingkungan. Strain yang ditemukan dari masing-masing sector akan dilakukan analisis genom. Data yang diperoleh dan analisis genom dipakai untuk monitoring prevalensi level regional dan global. Metodologi simpel dan standard untuk isolasi dan memonitor ESBL dari E.coli dari tiga sektor (manusia, rantai makanan, lingkungan) dikembangkan oleh para ahli internasional yang digawangi WHO, OIE dan FAO telah diujicoba di enam Negara (Ghana, Pakistan, Malaysia, Indonesia, Madagaskar, Senegal).

Data yang didapatkan dianalisa untuk karakterisasi pola dan evolusi ESBL E.coli. Output “ Global Tricycle Surveillance ESBL E.coli” digunakan untuk mengidentifikasi dan karakterisasi factor risiko variasi ESBL E.coli mulai dari level nasional, regional dan global.  Protocol surveillance ESBL E.coli adalah suatu kesempatan untuk melaksanakan dan menguatkan surveillance multisektoral dan mengontrol antimicrobial resisten. Dan dari “ Global Tricycle Surveillance ESBL E.coli” yang dicanangkan WHO dengan 6 negara contributor bisa mengurangi ancaman global ESBL E.coli.

Penulis : Anjung Kusumawati, mahasiswa prodi magister Ilmu Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp