Evaluasi Refraktori Trombosit Setelah Transfusi Konsentrat Trombosit pada Leukemia Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Popmama

Penderita leukemia seringkali mengalami perdarahan akibat penurunan jumlah trombosit. Penurunan ini merupakan akibat infiltrasi sel ganas ke sumsum tulang maupun efek dari kemoterapi, selain itu dapat juga terjadi kondisi koagulasi intravaskuler diseminata, proses imunologis maupun hipersplenisme sekunder (Dalimoenthe NZ, 2005). Perdarahan yang terjadi dapat menjadi masalah serius bahkan mengancam jiwa. Transfusi trombosit dibutuhkan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Instalasi transfusi darah RS Dr. Soetomo tahun 2018 mencatat sebanyak 12.673 unit konsentrat trombosit/Thrombocyte Concentrate (TC) diberikan kepada pasien di bangsal anak. Produk trombosit yang disediakan di Rumah Sakit Dr.Soetomo adalah TC tunggal dari platelet rich plasma (PRP) non leukodepleted.

Evaluasi transfusi trombosit dilakukan dengan menilai peningkatan trombosit setelah transfusi. Peningkatan jumlah trombosit dalam praktek klinis dapat tidak sesuai dengan harapan atau terjadi refraktori trombosit (platelet refractoriness). Kondisi ini dapat terjadi akibat faktor non imunologis maupun imunologis (Murphy MF, 2014;Stanworth, 2015). Refraktori trombosit menyebabkan peningkatan resiko perdarahan, penurunan survival, perpanjangan masa rawat inap dan tentu saja peningkatan biaya perawatan rumah sakit (Kerkhoffs et al, 2008).  

Corrected Count Increament (CCI) dipakai untuk menilai keberhasilan transfusi trombosit dan adanya refraktori trombosit. Evaluasi nilai CCI dilakukan 1 jam dan 24 jam setelah transfusi. CCI 1 jam menilai penghancuran trombosit secara imunologis karena paling banyak terjadi pada 10-120 menit setelah transfusi (Stanworth et al, 2015; Castillo B, 2018). Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan angka CCI 1 jam dan CCI 24 jam untuk mendeteksi refraktori trombosit pada leukemia anak dan menganalisis pengaruh faktor non imun penyebab refraktori trombosit.

Refraktori trombosit pada CCI 24 jam lebih banyak terdiagnosa daripada CCI 1 jam; (2)Pengambilan darah untuk evaluasi trombosit pasca transfusi sebaiknya dilakukan untuk menganalisis nilai CCI 24 jam; (3)faktor non imun demam, perdarahan, infeksi, splenomegali, dan gender pria secara tunggal tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya refraktori trombosit. Penelitian lanjutan dilengkapi dengan pemeriksaan faktor imun masih diperlukan untuk mengetahui penyebab refraktori trombosit. 

Penulis: Penulis: Ana Murtasyidah1, Betty Agustina Tambunan2,3, Mia Ratwita Andarsini4

Link jurnal: https://rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2021-14-8-49

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp