Gelar Temu Alumni, Imunologi UNAIR Turut Ulas Lika-Liku Prodi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. I Ketut Sudiana, dr. M.S., Ph.D, dalam sambutannya melalui media Zoom. (Foto: dokumen pribadi)

UNAIR NEWS – Selasa (21/12/2021), agaknya menjadi hari yang spesial bagi Alumni Magister Imunologi Universitas Airlangga (UNAIR). Pasalnya, program studi (prodi) yang berada di bawah naungan Sekolah Pasca Sarjana UNAIR tersebut untuk pertama kalinya menggelar kegiatan temu alumni.

Mengusung tajuk “Guyub Rukun Kumpul Bareng Temu Alumni Imunologi,” acara bertempat di Hotel Singgasana Surabaya. Prof. Dr. I Ketut Sudiana, dr. M.S., Ph.D selaku salah satu guru besar penggagas prodi, turut hadir pada kesempatan tersebut secara daring.

“Cukup panjang rasanya lika-liku prodi ini hingga sampai di titik sekarang. Kami beroperasi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor, pada tahun 1988. Lima tahun kemudian kami baru diresmikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), tepatnya pada 1993,” ungkap Prof. Ketut.

Mulanya, Prodi Magister Imunologi UNAIR dikelola oleh Program Pasca Sarjana UNAIR. Tahun 2000, prodi tersebut mendapat akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pada perjalanan selanjutnya, akreditasi pernah turun menjadi C. “Akibatnya prodi sepi peminat dan pilihannya hanya ada dua yakni ditutup atau bergabung dengan Prodi Vaksinologi,” tutur Prof. Ketut.

Dukungan alumni, akhirnya berhasil mempertahankan Prodi Magister Imunologi. “Karena berhubung Imunologi UNAIR ini merupakan satu-satunya di Indonesia dan merupakan salah satu keilmuan yang penting, jadi harus tetap dipertahankan,” lanjut Prof. Ketut.

Selanjutnya pada tahun 2004, imunologi dianggap berada di lingkup bidang kesehatan. Oleh karena itu, pengelolaannya kemudian diserahkan pada Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR.

Namun beberapa lama kemudian, Prodi Magister Imunologi UNAIR kembali berada di bawah naungan Program Pascasarjana UNAIR yang saat ini dikenal dengan Sekolah Pascasarjana UNAIR. “Karena FK meninjau bahwa Imunologi adalah studi interdisipliner,” sambung Prof. Ketut.

Prodi tersebut kemudian turut berperan dalam pengembangan sumber daya manusia yang mandiri, kreatif, inovatif, dan menguasai IPTEK di bidang Imunologi. Selain itu melalui keilmuan multidisipliner, diharapkan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Hal itu tentu dengan tetap mengedepankan etik dan moral agama.

Terakhir, Prof. Ketut juga menyampaikan harapannya terkait manfaat acara temu alumni ini. “Mengingat alumni juga perlu bekerja sama dalam pengembangan imunologi,” tegas Prof. Ketut.

Koordinasi alumni menjadi penting, untuk keilmuan dan layanan masyarakat yang kemudian bermuara pada pengembangan kurikulum. Dengan begitu, maka akreditasi prodi juga semakin meningkat menuju kancah internasional.

“Imunologi memiliki peran yang penting utamanya di masa pandemi ini. Imunologi sebagai sarana tindakan preventif dan kuratif, sehingga perlu pengembangan melalui peran alumni,” tutupnya.

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp