Peran Demineralized Dentin Material Membran sebagai Guided Bone Regeneration

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Quora

Cacat tulang adalah masalah yang dapat dirawat dengan menggunakan berbagai teknik. Cacat tulang dapat disebabkan oleh kerusakan, karsinoma, kontaminasi, cacat bawaan, dan juga sebagai hasil akhir dari praktik bedah. Begitu pula dengan tulang-tulang di rongga mulut. Cacat tulang pada rongga mulut dapat disebabkan oleh prosedur pembedahan saat pencabutan gigi, penyakit periodontal, kista, trauma, dan infeksi. Pasca ekstraksi, terdapat defek tulang alveolar vertikal sekitar 1,5-2 mm dan defek tulang alveolar horizontal sekitar 40-50% yang dapat sembuh dalam waktu 6 bulan. tanpa prosedur tambahan yang tepat, tulang alveolar akan kehilangan ukurannya sebesar 40%-60% dalam 3 tahun.

Tulang memiliki mekanisme perbaikan sendiri dari kerusakan. Perbaikan tulang pasca-trauma meliputi fase peradangan, perbaikan, dan remodeling, yang memainkan peran penting. Secara keseluruhan, fase-fase tersebut dapat berjalan dengan efisien. Namun, 10% tulang yang pernah mengalami trauma akan gagal dalam proses penyembuhan .

Guided Bone Regeneration (GBR) adalah prosedur menanam biomaterial yang ditempatkan pada tulang yang cedera untuk mencegah jaringan fibrosa masuk ke area tulang yang cedera sebelum tulang pengganti tumbuh sempurna dan melindungi proses regenerasi tulang dari jaringan non-osteogenik, gangguan mekanis , dan kontaminasi saliva untuk mempercepat pertumbuhan tulang dan mencegah pertumbuhan jaringan ikat memasuki area defek tulang. Membran GBR sebagai perangkat fisik untuk bioresorbable atau non-resorbable sebagai penghalang untuk menciptakan ruang di sekitar defek untuk memandu perkembangan restorasi tulang, mencegah invasi jaringan ikat fibrosa ke dalam defek tulang.

Beberapa karakteristik membran barrier yang perlu diperhatikan antara lain biokompatibilitas, interaksi sel, penggabungan jaringan inang, manajemen medis, kemampuan menyusun area, dan sifat fisik dan mekanik yang dapat diterima (10). Beberapa penelitian in vitro yang dapat digunakan untuk menguji membran barier antara lain uji sitotoksisitas, anti seluleritas, degradabilitas, sifat antimikroba, dan sifat fisik-mekanik seperti kekuatan tarik, topografi, mikromorfologi, dan mikroporositas.

Penulis: Dr. Pratiwi

Link Jurnal:

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2021092200535419)_2021_0313.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp