Probiotik Memperbaiki Kelainan Darah dan Gonad Ikan Akibat Keracunan Tembaga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hello Sehat

Air yang digunakan untuk budidaya ikan air tawar umumnya diperoleh dari sungai, kolam,  danau, waduk, atau sumber air lainnya. Namun pada akhir-akhir ini banyak sekali dijumpai  perairan yang tercemar logam berat, termasuk tembaga. Sumber dari pencemaran tersebut berasal  dari kegiatan manusia. Keberadaan pencemaran tersebut mengubah kualitas air sungai sehingga  tidak sehat untuk digunakan dalam budidaya. Limbah domestik dan limbah industri merupakan sumber logam antropogenik yang  mengakibatkan terlepasnya logam berat seperti tembaga ke lingkungan memberikan beban  tambahan pada kualitas air sungai dan menimbulkan risiko kesehatan biota perairan yang serius. Hasil penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa beberapa sungai di Jawa Timur mengandung  logam tembaga dalam kadar tinggi yang melebihi ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Di sisi lain, budidaya ikan banyak dikembangkan di air tawar, termasuk sungai atau waduk yang  menggunakan keramba jaring apung. Mengingat ikan sebagai sumber protein dan omega-3  digunakan terutama sebagai makanan, maka perlu untuk mempertimbangkan akumulasi logam  tembaga dalam budidaya ikan air tawar.  

Logam berat yang terlarut dalam perairan dapat masuk ke dalam tubuh ikan nila melalui  insang, permukaan tubuh, ataupun masuk ke saluran pencernaan ikan bersama makanan. Ketika  logam berat terserap oleh pembuluh darah ikan, logam diangkut melalui aliran darah ke jaringan  dan organ yang selanjutnya akan terakumulasi di jaringan atau mengalami ionisasi, sehingga  menimbulkan stres oksidasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tembaga dapat terakumulasi pada  konsentrasi tinggi dalam darah dan testis ikan nila. Kami menemukan bahwa paparan tembaga mengurangi kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah putih ikan nila. Penurunan  parameter ini mungkin karena penghancuran sel darah dan penghambatan produksi eritrosit, serta  pengurangan hemosintesis yang mempengaruhi hematopatologi, sehingga menyebabkan anemia  pada ikan yang terpapar kontaminan lingkungan. Paparan tembaga yang menurunkan sel darah  putih, yang menunjukkan bahwa logam ini secara negatif mempengaruhi sistem kekebalan ikan. 

Zat beracun dari logam berat dalam air merupakan sumber stres bagi organisme akuatik dan  menyebabkan kegagalan fungsi fisiologis. Selain itu, hasil studi menunjukkan bahwa peningkatan akumulasi logam pada testis ikan  disebabkan oleh konsentrasi logam yang lebih tinggi di air habitatnya. Mekanisme utama yang  mendasari toksisitas logam berat adalah stres oksidatif, yang muncul dari ketidakseimbangan  antara produksi radikal bebas dan pertahanan antioksidan dalam organisme. Konsentrasi tinggi  oksidan diketahui menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Senyawa oksidan dianggap terlibat  langsung dalam kerusakan oksidatif lipid dengan produk akhir menjadi senyawa malondialdehida.  

Akumulasi yang disebabkan oleh stress oksidasi mengganggu keseimbangan oksidan antioksidan dan menyebabkan kerusakan sel dan peningkatan mortalitas. Ketika lipid membran teroksidasi dapat menyebabkan induksi peroksidasi lipid menurunkan integritas membran sel yang  berakibat masuk molekul ekstraseluler dan keluarnya molekul intraseluler. Keadaan ini mempengaruhi homeostasis dalam sel yang berakibat pada kematian sel. Ion logam berat juga  dapat mengoksidasi DNA inti sehingga menghasilkan fragmentasi dan kerusakan struktur DNA.  Apa bila hal ini terjadi dalam gonad ikan dapat menyebabkan nekrosis epitel tubulus seminiferus  yang berujung pada penurunan kemampuan pembuahan.  

Pemberian pakan suplemen probiotik merupakan alternative untuk meredam sifat racun  yang ditimbulkan oleh ion logam tembaga. Probiotik sebagai kumpulan mikroorganisme hidup  yang memberikan manfaat kesehatan inang ketika jumlah yang dikonsumsi cukup. Probiotik yang  mengandung mikroba kelompok Lactobacillus sp dilaporkan dapat menetralisir logam berat  dengan mengikat logam berat kationik yang bergantung pada pH.  Efek muncul karena ada persaingan untuk mengikat bermuatan negatif antara logam  kationik dan proton. Logam berat juga dapat dinetralisir karena mikroba menghasilkan molekul  ekstraseluler yang dikenal sebagai siderofor, yang memiliki afinitas tinggi terhadap besi dan dapat  membentuk kompleks dengan logam lain. Kompleks siderofor-logam dapat mengurangi  konsentrasi logam dan menghasilkan senyawa biosurfaktan yang meningkatkan kelarutan logam  berat dan dengan demikian mengurangi toksisitasnya terhadap sel. 

Data kami menunjukkan bahwa suplemen probiotik dapat memperbaiki efek logam  tembaga pada parameter hematologi dan menurunkan penyerapan tembaga serta mencegah  kerusakan testis ikan. Mekanisme perlindungan probiotik terhadap paparan logam berat umumnya  melibatkan pengikatan logam berat, menghambat penyerapan usus, dan melindungi penghalang  usus, yang mengarah pada pengurangan akumulasi logam berat, pengurangan stres oksidatif, dan  mitigasi kerusakan jaringan. Lebih lanjut, Lactobacillus memiliki kemampuan untuk mengekspor  logam keluar dari sel. Dengan demikian, bakteri ini dapat mengurangi kerusakan sel dan jaringan organisme  dengan menetralisir atau menurunkan konsentrasi seluler logam berat. Dinding sel bakteri  bertindak sebagai penghalang terhadap ion logam berat, ion-ion ini mengikat lapisan peptidoglikan  ditemukan di dinding sel. Oleh karena itu, pemberian suplemen probiotik dapat melindungi  terhadap kerusakan sel dan jaringan ikan yang terpapar tembaga.

Penulis: Alfiah Hayati  

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:  

http://www.veterinaryworld.org/Vol.14/November-2021/17.html 

Alfiah Hayati , Manikya Pramudya and Hari Soepriandono 

The ability of probiotics to ameliorate blood and gonad damage caused by copper toxicity in  Nile tilapia (Oreochromis niloticus)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp