Penurunan dan Determinan Kematian Anak di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Kompas

Kematian anak sangat penting diperhatikan oleh para pembuat kebijakan, terutama bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Angka kematian anak mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan suatu negara dan kualitas hidup dari orang-orangnya. Pemerintah Indonesia melalui Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Rencana (RPJMN) telah menetapkan target pencapaian penurunan angka kematian bayi sebesar 24 per 1000 kelahiran pada tahun 2019. Target pencapaian yang telah dibuat, dimaksudkan untuk mengikuti tujuan utama SDGs di bidang kesehatan dan kesejahteraan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi anak kematian melalui program seperti Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga melalui Permenkes No.39 tahun 2016. Berdasarkan data yang diperoleh Badan Pusat Statistik (BPS), ditemukan bahwa neonatus kematian bayi, kematian bayi, dan kematian bayi dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2017 terjadi penurunan yang berarti ada merupakan kemajuan dalam upaya penurunan angka kematian anak. Keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam mengurangi kematian anak tidak lepas dari penggunaan the use of expert theory well. Teori ini menyatakan bahwa kelangsungan hidup anak dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan faktor biomedis.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa angka kematian anak dari tahun 1991 – 2017 mengalami penurunan. Penyebab utama kematian anak dapat dicegah penyebabnya seperti komplikasi kehamilan pada ibu dan diare pada anak. Berdasarkan teori Mosley dan Chen, terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak adalah faktor ibu, pencemaran lingkungan, malnutrisi, cedera, pengendalian penyakit individu. Menurut teori Filmer, ada dua faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup anak,  adalah faktor penawaran yang merupakan kebijakan pemerintah yang akan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan dan faktor permintaan yang merupakan karakteristik rumah tangga di mencari kesehatan pribadi, pendidikan, pengetahuan orang tua, dan sanitasi lingkungan rumah. Oleh karena itu perlu diberikan pengetahuan terkait organ reproduksi, dan pengetahuan terkait gizi, serta pola asuh yang baik bagi calon pengantin. Selain itu perlunya penguatan oleh pemerintah terkait dengan upaya yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengupayakan kesehatan anak seperti keluarga berencana, memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil, dan juga pemberian makanan tambahan bagi ibu menyusui. Program kesehatan preventif perlu dipromosikan dan dipercepat. Ini akan membutuhkan promosi berbagai layanan dari masa remaja dan pra-kehamilan dan berlanjut melalui kehamilan, persalinan, dan masa kanak-kanak.

Penulis: Dr. Lutfi Agus Salim, SKM, M.Si

Informasi detail artikel ini:  https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/12044

Iskandar Aziz, Lutfi Agus Salim (2020). Decreasing and Determining Child Mortality in Indonesia” Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology, Vol 14 (4): 2982-2987

https://doi.org/10.37506/ijfmt.v14i4.12044

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp