Pengetahuan dan Sikap Keluarga Pasien terhadap COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh haslemeretaxis.co.uk

Virus corona disease-2019 (COVID-19) telah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Jakarta menjadi kota pertama yang melaporkan kasus, dengan dua kasus dilaporkan pada 2 Maret 2020. Per 12 September 2020, penyebaran kasus telah mencapai 34 provinsi di Indonesia dengan angka kematian 4,68%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan COVID-19.2 Namun, selama 6 bulan pandemi ini, kasus terus meningkat.

Pasien yang dirawat di rumah sakit sangat rentan untuk membawa pulang virus dan menularkannya ke anggota keluarga lainnya. Baik pasien rawat inap maupun keluarganya harus memiliki pengetahuan, menunjukkan sikap yang tepat dalam berperilaku, dan memahami tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari infeksi. Tindakan pencegahan penularan COVID-19 antara lain cuci tangan pakai sabun7 mengikuti pedoman etika batuk/bersin, memakai masker, dan menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain. Perilaku ini membutuhkan pengetahuan dan tindakan serta berimplikasi pada kehidupan masyarakat dan juga kesehatan masyarakat. Perilaku merupakan reaksi manusia akibat aktivitas kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik yang saling berkaitan. Jika salah satu aspek tersebut mengalami hambatan, maka aspek perilaku yang lain juga terganggu.

Kami melakukan penelitian di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta dengan sampel penelitian adalah keluarga pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Fatmawati. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai gejala infeksi COVID-19 seperti seperti demam, batuk kering, lemas, badan pegal (92,7%) dan flu, bersin-bersin, dan pilek (81,3%). Responden mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis COVID-19, seperti usia lanjut (93,7%) dan riwayat penyakit jantung (84,0%); cara penularan, seperti penularan droplet (93,7%); dan cara pencegahan COVID-19, seperti penggunaan masker (99,7%), cuci tangan pakai sabun (99,3%), dan isolasi setelah kontak dengan pasien COVID-19.

Dari aspek sikap, responden memiliki reaksi yang berbeda ketika mendengar berita tentang COVID-19, seperti sering merasa cemas (38,7%). Dari aspek perilaku, sebagian besar responden memahami beberapa perilaku terkait upaya pencegahan COVID-19 antara lain selalu menggunakan masker saat keluar rumah rumah (88%), cuci tangan pakai sabun setelah keluar rumah (84,3%), menghindari keramaian (64,7%), tinggal di rumah dan mengurangi aktivitas di luar ruangan (51,3%), menjaga jarak saat bertemu orang lain (61,3%).

Kesimpulan penelitian yang dilakukan adalah keluarga pasien rawat inap menunjukkan tingkat pengetahuan, sikap, dan kinerja yang memadai dalam perilaku pencegahan COVID-19. Diharapkan dengan jawaban positif dari keluarga pasien tersebut, penyebaran infeksi ke pasien terdekat, keluarga, dan tenaga kesehatan dapat diminimalisir untuk menekan angka kejadian COVID-19.

Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo

Tulisan lengkap kami dapat dilihat di: https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.1055/s-0041-1736271

Anies Dewi Wirati Indraswari, Abdul Aziz dan Meircurius Dwi Condro Surboyo. 2021. The Knowledge, Attitude, and Behavior of Hospitalized Patients’ Families in the Effort to Prevent COVID-19. Journal of Health and Allied Sciences .

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp