Manfaat Daun Kersen sebagai Obat Antidiabetes

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh sitiodamata.com.br

Diabetes Melitus(DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat insufisiensi jumlah dan fungsi insulin sehingga terjadi abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Penyakit DM merupakan salah satu penyakit tak menular di Indonesia yang prevalensinya semakin meningkat dan dapat berakibat fatal. Hormon insulin mempunyai peran utama dalam mengatur kadar glukosa darah. Kekurangan kadar insulin atau tidak adekuatnya aktifitas hormon insulin oleh karena menurunnya sensitifitas reseptor insulin menyebabkan terganggunya homeostasis glukosa darah.

Obat diabetes mellitus yang digunakan saat ini selain biayanya tidak murah juga sering menyebabkan efek samping. Berbeda dengan pengobatan secara alami dengan menggunakan obat-obatan herbal pilihan selain biayanya murah, pengaplikasiannyapun sangat mudah. Salah satu tanaman herbal di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diabetes mellitus adalah kersen (Muntingia calabura), terutama daunnya. M. calabura merupakan salah satu tanaman liar yang tumbuh dengan cepat, cara memperolehnya mudah dan memiliki antioksidan yang tinggi.

Kandungan senyawa aktif yang berperan sebagai antidiabetes dalam daun M. calabura antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, polifenol, kuinon, dan steroid. Flavonoid berperan dalam menangkap radikal bebas atau berfungsi sebagai antioksidan alami. Aktivitas antioksidan tersebut memungkinkan flavonoid untuk menangkap atau menetralkan radikal bebas (seperti ROS atau RNS) terkait dengan gugus OH fenolik sehingga dapat memperbaiki keadaan jaringan yang rusak setelah diinduksi aloksan. Flavonoid pun dapat melindungi membran lipid dari kerusakan oksidatif, sehingga peroksidasi lipid dapat dihambat dan peningkatan kadar Malondialdehid (MDA) dapat dicegah. Alkaloid mempunyai kemampuan regenerasi sel β pankreas yang rusak. Saponin merupakan  senyawa aktif yang menghambat penyerapan glukosa dan mencegah naiknya glukosa dalam darah. Tanin dapat memacu metabolisme glukosa dan lemak, sehingga timbunan kedua sumber kalori ini dalam darah dapat dihindari. Senyawa ini juga mempunyai aktivitas hipoglikemik yaitu dengan meningkatkan glikogenesis. Polifenol mampu mengurangi stres oksidatif dengan cara mencegah terjadinya reaksi berantai pengubahan superoksida menjadi hidrogen superoksida dengan mendonorkan atom hidrogen dari kelompok aromatik hidroksil polifenol untuk mengikat radikal bebas dan membuangnya dari dalam tubuh melalui sistem ekskresi.

Aloksan bereaksi dengan dua gugus SH yang berikatan pada bagian sisi dari protein atau asam amino membentuk ikatan disulfida sehingga menginaktifkan protein yang berakibat pada gangguan fungsi protein tersebut. Induksi aloksan dengan dosis 150 mg/kg BB secara intraperitoneal mampu meningkatkan kadar glukosa darah dan kerusakan pada sel β pankreas mencit, mencit dinyatakan hiperglikemia bila kadar glukosa darah > 200 mg/dL. Ekstrak daun M. calabura dosis 100 dan 300 mg/kg BB dan glibenklamid dosis 600 μg/kg BB diberikan secara per oral selama 14 hari. Hasil uji statistik menunjukkan terjadi penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada kelompok perlakuan ekstrak daun M. calabura dan kelompok perlakuan glibenklamid dibandingkan dengan kelompok kontrol model. Glibenklamid bekerja terutama dalam meningkatkan sekresi insulin. Mekanisme kerja glibenklamid yaitu merangsang sekresi hormon insulin dari granula sel-sel β pulau-pulau Langerhans pankreas. Interaksinya dengan ATP – sensitive K channel pada membran sel-sel β menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Setelah terbukanya kanal Ca, maka ion Ca2+ akan masuk ke dalam sel β kemudian merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin.

Terjadi peningkatan berat badan pada hari ke 7 dan ke 14 pada kelompok perlakuan ekstrak daun M. calabura dan terjadi penurunan berat badan secara signifikan pada hari ke 7 pada kelompok glibenklamid jika dibandingkan dengan kelompok kontrol model. Penurunan berat badan terjadi pada hari ke 7 kelompok model disebabkan karena penderita diabetes mellitus seringkali mengalami penurunan berat badan mendadak yang sangat signifikan diakibatkan tubuh tidak memiliki jumlah insulin yang cukup sehingga glukosa sebagai sumber energi sangat rendah di dalam tubuh, karena glukosa yang terdapat hanya dalam jumlah kecil, maka tubuh mengambil energi yang berasal dari lemak dan otot. kejadian inilah yang menyebabkan tubuh penderita diabetes semakin kurus.

Penulis: Tridiganita Intan Solikhah, drh., M.Si.

Referensi terkait tulisan di atas: https://www.phcogj.com/article/1682

Solikhah, T. I., Solikhah, G. P. (2021). Effect of Muntingia calabura L. Leaf Extract on Blood Glucose Levels and Body Weight of Alloxan-Induced Diabetic Mice. Pharmacognosy Journal, 13(6): 1450-1455.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp