Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Methanol Kulit Buah Naga Merah terhadap Methicillin-Susceptible Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh honestdocs.id

Buah naga merah merupakan salah satu buah yang telah dikonsumsi luas dan digemari oleh masyarakat. Tidak hanya karena rasanya yang enak, namun warnanya yang menarik turut menambah daya tarik konsumen untuk membeli buah yang memiliki nama latin Hylocereus Polyrhizus ini. Dibalik daya tarik rasa dan warnanya yang indah,  buah naga ternyata mengandung banyak khasiat yang tersembunyi, dan patut untuk diteliti lebih mendalam. Telah banyak dilakukan banyak penelitian menganai manfaat dari kandungan daging buah nag aitu sendiri, namun hanya sedikit penelitian yang mengulik mengenai kandungan kulit buah naga merah yang merupakan 30-35% dari proporsi buah, dan sayangnya hanya dibuang sebagai sampah. Beberapa studi fitokimia yang telah dilakukan terhadap kulit buah naga merah menunjukkan bawah kulit buah naga merah mengandung alkanoat, fenol dan asam askorbat, dengan presentase tertinggi yang dipegang oleh asam askorbat, asam oleat, dekanoat, fenol, dan kelompok ester. Kandungan pada kulit buah naga tersebut terbukti memiliki aktivitas antibakteri yang luas, baik terhadap bakteri gram positif maupun negatif. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada bakteri Staphylococcus aureus  yang merupakan salah satu bakteri paling virulen dari golongan Staphylococcus yang dapat menyebabkan infeksi sistemik berspektrum luas, sehingga menjadi salah satu masalah utama dalam dunia Kesehatan. Hal tersebut didukung dengan mulai berkembangnya strain baru dari Staphylococcus aureus  yaitu Staphylococcus aureus yaitu Methicillin Resistent Staphylococcus aureus (MRSA) yang resisten terhadap antibiotik golongan  β-laktam. Hal tersebut disebabkan karena adanya akuisisi gen MecA pada Staphylococcal Cassette Chromosome mec (SCCmec) dan sekuensnya yang mengkode Penicillin-Binding Protein (PBPs). Penicillin-binding protein bertugas untuk mengkatalisis pembentukan lapisan peptidoglikan yang ada pada membran sel. Antibiotik β-laktam bekerja dengan menghambat  PBPs dengan melalui ikatan denganPBPs spesifik sehingga rantai peptidoglikan tidak dapat terbentuk. Oleh karena itu, apabila terdapat gangguan pada PBPS, akan terjadi resistensi terhadap antibiotik golongan β-laktam. Pada penelitian ini, akan digali lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Methicillin-Susceptible Staphylococcus aureus (MSSA) dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) serta perbandingannya. Pada penelitian ini, kulit buah naga merah diekstraksi menggunakan metanol untuk mendapatkan kandungan zat aktif dari kulit buah naga merah. Ekstraksi berhasil dilakukan dengan bantuan Tim Kimia Bahan Alam Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Uji antibakteri dilakukan dengan konsentrasi 25% hingga 100% untuk mengetahui apakah aktivitas anti bakteri kulit buah naga merah berbanding lurus dengan konsentrasinya, serta konsentrasi berapakah yang paling efektif dan memiliki aktivitas antibakteri tertinggi. Sampel bakteri dan pelaksanaan Uji antibakteri dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Melalui penelitian ini, diketahui bahwa kulit buah naga merah memiliki kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, baik terhadap MSSA maupun MRSA. Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah naga merah berbanding lurus dengan peningkatan  konsentrasinya, baik terhadap MRSA maupun MSSA. Selain itu,  Ekstrak metanol kulit buah naga merah juga menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih tinggi terhadap MRSA dibandingkan MSSA dna tergolong menunjukkan aktivitas antibakteri yang cukup tinggi.

Aktivitas antibakteri dari kulit buah naga merah diduga disebabkan oleh kandungan zat aktifnya, salah satunya adalah Komponen fenol dari kulit buah naga merah memiliki beberapa mekanisme dalam aktivitasnya sebagai antibakteri, salah satunya adalah dengan mendenaturasi protein bakteri yang menyebabkan hambatan metabolism bakteri. Selain itu, salah satu kandungan kulit buah naga merah yaitu quercetin yang merupakan golongan fenol, telah diteliti memiliki kemampuan untuk menginhibisi pertumbuhan Staphylococcus aureus secara menyeluruh melalui merusak membran sel bakteri dan mendenaturasi protein sel bakteri yang berujung pada pecahnya sel bakteri. Zat aktif lain yang bekerja melalui menganggu integritas sel bakteri melalui hambatan pembentukan maupun merusak dindung sel bakteri adalah tannin, steroid dan asam oleat. Kandungan lain seperti alkaloid,  bekerja sebagai antibakteri melalui penghambatan sintesis dinding sel bakteri.

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan potensinya sebagai sumber antibiotic baru, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengatahui mekanisme antibakteri kulit buah naga merah terhadap Staphylococcus aureus sehingga dapat dikembangkan metode ekstraksi tang lebih sesuai dengan senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri dalam kulit buah naga merah. Selain itu, uji toksisitas dan penyesuaian dosis penggunaan ekstrak kulit buah naga merah, perlu dilakukan dengan mempertimbangkan farmakodinamik serta farmakokinetik dari senyawa yang terkandung sehingga antibiotic berbahan dasar kulit buah naga dapat terwujud sebagai senjata baru dalam memerangi resistensi bakteri yang semakin meningkat.

Penulis: dr. Yuani Setiawati, M.Ked

Link Jurnal: https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/15963

Judul: Antibacterial Activity of Methanol Extract of Red Dragon Fruit Peel (Hylocereus polyrhizus) against Methicillin Susceptible Staphylococcus aureus ( MSSA) ATCC 25923 and Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) In Vitro

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp