Koridor Buccal sebagai Komponen Mini Estetika pada Ras Kaukasoid, Mongoloid, dan Negroid

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh careworldtv

Prevalensi maloklusi cukup tinggi salah satunya di Indonesia, prevalensi maloklusi mencapai 80% dari total populasi dengan hanya 0,7% dari mereka yang mendapatkan perawatan ortodonti. Beberapa alasan mengapa orang ingin melakukan perawatan ortodonti adalah disfungsi dan/atau ketidaknyamanan selama aktivitas oklusal, dan estetika. adalah salah satu alasan umum orang mencari perawatan ortodonti.

Perawatan ortodonti dapat mempengaruhi struktur dentoalveolar, dengan koreksi struktur dentoalveolar melalui perawatan ortodontik, susunan gigi dan komponen senyum yang dapat mempengaruhi estetika senyum juga dapat diperbaiki. Salah satu komponen estetika senyuman adalah lebar koridor bukal.

Lebar koridor bukal yang ideal adalah 16% dari total lebar senyuman (diukur antara dua bibir komisura) dengan jumlah minimum koridor bukal yang dapat diterima adalah 8% dan jumlah maksimum koridor bukal adalah 22%. Pada populasi Kaukasoid, koridor bukal sempit adalah yang paling estetis. Pada populasi Negroid, koridor bukal sedang memiliki estetika terbaik. Dari premis ini, disarankan bahwa ras dapat mempengaruhi koridor bukal dalam estetika senyum. Saat ini belum ada literatur yang membandingkan estetika koridor bukal antara populasi Kaukasoid, Mongoloid, dan Negroid. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau koridor bukal sebagai komponen estetika mini pada populasi Kaukasoid, Mongoloid dan Negroid.

Dalam penelitian ini, pencarian literatur strategis dilakukan pada database Science Direct dengan menggunakan kata kunci “koridor bukal”. Literatur dipilih berdasarkan kriteria inklusi tertentu, membatasi pemilihan literatur hanya untuk literatur yang melakukan eksperimen cross sectional pada aspek estetika berbagai lebar koridor bukal baik di Kaukasoid, Populasi Mongoloid, atau Negroid menggunakan sistem skala analog visual dalam 16 tahun terakhir (2005-2021). Banyak literatur tambahan diambil dari database Ebscohost, PubMed, Scopus dan Google Scholar mengikuti kriteria inklusi yang sama. Setelah melakukan pencarian literatur, diperoleh total 622 literatur yang berhubungan dengan “koridor bukal” dari Science Direct, dan 39 literatur tambahan dari Ebscohost, PubMed, Scopus & Google Scholar. Sastra tersebut kemudian diidentifikasi dari judulnya dan kemudian disaring dari abstraknya. Setelah mengevaluasi kelayakan literatur berdasarkan kriteria inklusi dengan membaca artikel teks lengkap, total 25 literatur termasuk dalam tinjauan literatur ini.

Berbagai pemeriksaan, diagnosis, dan perencanaan perawatan merupakan prosedur standar sebelum melakukan perawatan ortodontik. Pemeriksaan yang akurat akan menghasilkan diagnosis yang benar. Diagnosis yang benar akan menghasilkan perencanaan perawatan yang tepat. Perencanaan perawatan yang tepat akan menghasilkan oklusi dan senyum yang memuaskan. Ini menunjukkan pentingnya langkah pertama dari perawatan ortodontik yaitu pemeriksaan. Pemeriksaan dapat dilakukan baik secara klinis maupun melalui berbagai catatan pasien seperti gips gigi, foto radiografi, dan foto intra oral & ekstra oral. Salah satu ciri senyum yang dapat diteliti melalui foto intra oral & ekstra oral adalah estetis senyuman. Estetika dalam bidang kedokteran gigi dapat dikategorikan ke dalam mikro estetika, estetika mini, dan estetika makro.

Estetika mikro adalah komponen estetik senyum yang menggambarkan hubungan dan susunan antara satu gigi dengan gigi lainnya. Estetika mini adalah komponen estetik senyum yang menggambarkan hubungan antara gigi dan jaringan terdekat lainnya seperti komisura bagian dalam dari bibir yang disebut koridor bukal. Estetika makro adalah komponen estetik senyum yang menggambarkan hubungan antara senyum dan seluruh wajah. Baru-baru ini, terdapat peningkatan minat dari peneliti gigi tentang bagaimana variasi bukal koridor dapat mempengaruhi estetika senyum. Meskipun demikian, belum ada penelitian yang membandingkan koridor bukal sebagai komponen estetika mini pada ras Kaukasoid, Mongoloid, dan Negroid. Oleh karena itu, tinjauan pustaka ini akan difokuskan pada koridor bukal sebagai komponen estetika mini pada ras Kaukasoid, Mongoloid dan Negroid. Berdasarkan temuan tinjauan pustaka ini, dapat disimpulkan bahwa ras bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi koridor bukal dalam estetika senyum. Faktor lain seperti lingkungan sosial dan kondisi psikososial seseorang juga dapat mempengaruhi koridor bukal sebagai komponen estetika senyum.

Penulis: Dr. Ari Triwardhani, drg., MSc., Sp.Ort(K)

Link Artikel: http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/10/50-D21_1499_Ari_Triwardhani_Indonesia-1.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp