Pemetaan Rinci untuk Konservasi Kawasan Karst di Wilayah Prospek Batu Kapas

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh intotheoutdoors.org

Kabupaten Lebak, khususnya daerah Bojongmanik dan sekitarnya, memiliki potensi sebagai daerah penggalian batu gamping. Solusi yang memadai diperlukan untuk mengatasi masalah lingkungan yang akan timbul karena kegiatan pertambangan, terutama masalah kawasan lindung karst dan kegiatan pabrik. Selama proses persiapan penambangan,sosial budaya, hukum, politik, infrastruktur, teknologi, lingkungan, harga, dan pemasaran aspek yang harus diperhatikan dan diperhatikan sejak eksplorasi dimulai. Mengingat bahwa penambangan adalah usaha ekonomi dengan modal besar, menggunakan metode atau teknologi yang canggih dan mahal. Untung rugi harus dihitung dari awal. Selanjutnya, eksplorasi dan penambangan benar-benar harus dirancang sedetail mungkin. Kegiatan pemetaan rinci yang dilakukan diwilayah di atas terdiri dari pemetaan dan identifikasi geologi, hidrogeologi, dan kondisi karsinologis.

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kawasan konservasi Karst untuk mengatasi masalah lingkungan yang akan timbul serta akan mengidentifikasi area yang diindikasikan sebagai Gua dan Titik Perlindungan Aliran Air (CWFSP), atau biasa disebut Konservasi daerah Karst yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menentukan desain penambangan untuk menciptakan yang baik dan kaidah teknis pertambangan yang benar sesuai dengan peraturan yang ada.

Gejala karstifikasi akibat batu gamping proses pembubaran yang terjadi di daerah investigasi terdiri dari eksokarst dan endokarst. Fenomena eksokarst terjadi di permukaan, sedangkan endokarst terjadi di bawah permukaan. Gejala karstifikasi di daerah penelitian tidak signifikan. Hal itu karena batu kapur di daerah sini telah tertutup oleh batuan yang lebih muda yaitu batuan vulkanik. Peta Geologi.Fenomena eksokarst yang terjadi di wilayah tersebut ditunjukkan oleh adanya dolin dan struktur karren/lapiez, yang merupakan struktur dari rongga pembubaran. Di daerah penelitian, gua hanya ditemukan di sekitar aliran air permanen seperti Sungai Cimayang, yang berfungsi sebagai terowongan utama masuk dan keluar aliran sungai. Aliran bawah permukaan atau terowongan air Sungai Cimayang terdapat di Desa Cimayang, khususnya di lokasi BM1 dan BM3, dan di Desa Bojongmanik, khususnya di BM45, BM53, BM55, BM56, dan BM57. Aliran bawah permukaan atau terowongan air Sungai Ciparengpeng – Sungai Cibiuk di Barat Daya daerah penelitian, memiliki mata air keluar dari batu kapur ditampilkan dalam. Aliran air yang keluar dibendung dan digunakan untuk berbagai tujuan sepanjang musim, termasuk untuk keperluan irigasi. Apalagi beberapa gua yang mati atau tidak aktif juga ditemukan di daerah ini. Pada Di sisi lain, di Timur, proses karstifikasi tidak berlanjut secara intensif, jadi gua jarang ditemukan.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa konservasi kawasan karst di daerah penelitian, peneliti merekomendasikan 4 lokasi konservasi yang layak untuk konservasi, yaitu: konservasi kawasan karst Cimuli, konservasi kawasan karst Cibiuk, konservasi kawasan karst Cimayang, dan konservasi kawasan karst Bojongmanik. Hasil pemetaan daerah prospek batugamping dibagi menjadi 5 prospek blok, yaitu: Blok 1 (80,29 Ha), Blok 2 (76,33 Ha), Blok 3 (152,78 Ha), Blok 4 (48,52 Ha), dan Blok 5 (30,08 Ha). Desain tambang direkomendasikan untuk setiap blok prospek adalah desainnya yang tidak menyebabkan rongga atau lubang tambang. Walaupun pembentukan kekosongan tidak disarankan, nilai sumber daya yang dihitung masih sangat besar dan prospektif. Hal ini untuk meminimalisir hal-hal yang negatif dampak eksploitasi batu kapur.

Penulis: Nurina Fitriani

Artikel ini dapat diakses pada: http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=11288&iid=328&jid=4

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp