Deviden Catering Theory: Apakah Asimetri Informasi Premium Mendorong Keinginan Investor untuk Mendapatkan Dividen Lebih Kuat dari Dividen Inisiasi?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Teori dividen mencoba untuk menggambarkan alasan mengapa perusahaan membayar dividen. Tampaknya masih ada keyakinan bahwa dividen menjadi faktor utama dalam pergerakan harga saham.  Dari sekian banyak orang yang menguji pemikiran ini, pada Tahun 2004 Baker dan Wurgler memberikan pandangan baru tentang teori dividen dari perspektif perilaku keuangan melalui keinginan investor untuk dividen, yaitu Dividen Catering Theory (DCT). Ide dasar teori ini adalah bahwa perusahaan akan memenuhi keinginan investor untuk meningkatkan dividen dengan harapan perusahaan akan mendapatkan insentif harga premium untuk saham mereka. Temuan ini adalah suatu terobosan karena dasar perusahaan membagi dividen bukanlah nilai fundamental tetapi didorong oleh keinginan investor yang tidak memiliki informasi yang tentang perusahaan lengkap. Benarkah asimetri informasi premium (AIP) mendorong keinginan investor untuk mendapatkan dividen lebih kuat dari dividen inisiasi?

Mengapa perusahaan membayar dividen?

Teori keuangan konvensional menggunakan dasar fundamental atau nilai intrinsik dalam setiap analisis keputusan. Para pendukung teori keuangan konvensional mengkritik DCT karena dianggap tidak mampu menjelaskan mengapa perusahaan mengubah dividen? dan juga gagal untuk mendukung hipotesis dalam periode pengumuman inisiasi. Meskipun DCT bisa menjelaskan mengapa perusahaan memulai membayar dividen, tapi tidak bisa menjelaskan mengapa perusahaan mengubah atau meningkatkan dividen.  Kelemahan ini dianggap signifikan karena manajer secara realistis menghadapi lebih banyak keputusan untuk meningkatkan dividen daripada keputusan inisiasi dividen.

Keinginan investor akan dividen menjadi dasar bagi perusahaan dalam membagikan dividen untuk meningkatkan nilai perusahaan. Jika investor memiliki informasi yang terbatas, keinginan investor untuk dividen terutama terbentuk berdasarkan asimetri informasi, yaitu ketidakseimbangan informasi antara manajer dan investor. Asimetri informasi menyebabkan transparansi yang rendah di pasar, yang mengaitkan kualitas informasi yang rendah dan meningkatkan volatilitas pengembalian spesifik perusahaan untuk menyebabkan kebisingan. Distribusi informasi menjadi semakin tidak merata karena pasar modal di negara berkembang umumnya mengalami masalah teknologi informasi. Semakin tinggi asimetri informasi, semakin rendah transparansi informasi, yang menghasilkan keinginan investor untuk dividen yang tinggi. Jadi, semakin tinggi AIP, semakin tinggi sentimen investor terhadap dividen, yang berarti semakin kuat ekspektasi investor terhadap perusahaan untuk membagikan dividen.

Studi ini mengadopsi model yang diteliti oleh Baker dan Wurgler (2004b, 2006), yang menggunakan premi dividen sebagai proxy sentimen investor pada dividen di pasar agregat. Perusahaan akan menanggapinya dengan membuat keputusan inisiasi dividen, yang merupakan keputusan untuk mulai membayar dividen lagi setelah lama tidak membayarnya.nDalam persepsi investor, inisiasi dividen menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik prospek karena memiliki kelebihan kas yang dapat dibagikan kepada investor. Inisiasi dividen dapat digunakan untuk memberi sinyal prospek perusahaan yang lebih baik sehingga investor tertarik untuk berinvestasi. Dengan kata lain, pasar bereaksi positif (yaitu, dividen teori sinyal) jika kondisi aktual perusahaan sama dengan yang dirasakan oleh investor. Inisiasi dividen menunjukkan kinerja perusahaan komitmen kepada pemegang saham untuk secara konsisten mendistribusikan kas dalam bentuk regular dividen di masa depan. Sayangnya, investor tidak tahu alasan sebenarnya mengapa  perusahaan membayar deviden, sehingga keinginan investor untuk deviden terjadi pada kondisi asimetri informasi yang tinggi. Oleh karena itu, AIP yang lebih tinggi akan memotivasi manajer untuk membuat keputusan dividen sebagai tanda bahwa perusahaan memiliki likuiditas dan prospek yang baik dalam masa depan.

Penutup

Penelitian ini mengeksplorasi apakah information asymmetry premium (IAP) sebagai landasan keinginan investor dalam keputusan peningkatan dividen lebih kuat daripada keputusan inisiasi dividen. Studi ini menemukan bahwa IAP dapat secara signifikan melengkapi keputusan peningkatan dividen dan menggantikan premi dividen untuk inisiasi dividen. Hasil penelitian mendukung Li dan Lie (2006) dan Chazi et al. (2018), yang menyempurnakan Baker dan Wurgler (2004b). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keinginan investor terhadap kenaikan dividen mencerminkan sentimen investor terhadap dividen, dijelaskan melalui tingkat asimetri informasi antara pembayar dividen dan non-pembayar. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa perilaku investor yang tidak rasional dalam mengharapkan kenaikan dividen untuk dibayarkan secara terus menerus signifikan dibandingkan dengan inisiasi dividen. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk penelitian keuangan perilaku dalam insentif katering dividen bonding dan teori sinyal dividen.

Penulis: I Made Narsa

https://www.inderscience.com/info/inarticle.php?artid=118900

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp