Lebih dari separuh penduduk dunia terinfeksi bakteri Helicobacter pylori yang dikaitkan dengan berbagai gangguan, seperti gastritis, tukak lambung, MALT limfoma, adenokarsinoma lambung, dan purpura trombositopenik imun. Infeksi Helicobacter pylori merupakan penyebab utama gastritis kronis dan diklasifikasikan sebagai karsinogen kelas I kanker lambung oleh WHO. Diagnosis dini dan akurat infeksi H. pylori penting untuk mengurangi risiko kanker lambung.
Aspek penting dari endoskopi adalah kemampuan untuk memprediksi gastritis yang diinduksi H. pylori dengan pemeriksaan visual mukosa lambung untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi kanker lambung. Gambaran representatif dari gastritis yang disebabkan H. pylori telah dilaporkan dalam literatur, termasuk edema mukosa, atrofi, eritema difus, pembesaran lipatan mukosa, atau nodularitas mukosa. Gambaran klinis endoskopi ini tidak memiliki indikator objektif, dan ada potensi variasi antar atau intraobserver dalam diagnosis optik mukosa yang terinfeksi H. pylori. Meskipun ahli endoskopi dapat mengidentifikasi infeksi H. pylori dengan pemeriksaan visual mukosa yang teliti selama pemeriksaan endoskopi, ahli endoskopi pemula memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan tugas ini secara efisien.
Karena banyak keterbatasan dalam tes diagnostik untuk infeksi H. pylori, pengembangan teknik endoskopi baru telah menyediakan alat diagnostik yang dapat diandalkan untuk mendeteksi infeksi H. pylori, lesi pra-kanker, dan kanker lambung. Saat ini, ada pemeriksaan invasif dan non-invasif yang tersedia untuk mendiagnosis infeksi H. pylori. Namun, setiap teknik memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa teknik diagnostik invasif memerlukan sampel biopsi, yang mengakibatkan cedera dan biaya pengobatan yang dapat dihindari. Misalnya, pasien yang menggunakan proton pump inhibitor (PPI), antibiotik, antiplatelet, antikoagulan, atau obat antikoagulan oral langsung (DOAC). Selanjutnya, karena distribusi H. pylori yang terlokalisir, biopsi acak tidak selalu dapat diandalkan dalam mendiagnosis infeksi H. pylori. Endoskopi real-time bersama dengan teknik konvensional White Light Imaging (WLI) dan teknik image-enhanced endoscopic (IEE), seperti narrow-band imaging (NBI), linked color imaging (LCI) dan blue laser imaging (BLI), tampaknya memiliki peran penting dalam praktik klinis untuk mengidentifikasi status terinfeksi H. pylori.
Berdasarkan dari gambaran di atas, peneliti dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, RSUD Dr. Soetomo, Universitas Airlangga berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya di salah satu jurnal Internasional terkemuka, yaitu Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. Dalam penelitian ini, peneliti meninjau temuan endoskopi dan pilihan endoskopi baru untuk diagnosis infeksi H. pylori.
Penelitian ini melaporkan bahwa dengan menggunakan WLI dan IEE konvensional, gambaran klinis endoskopi yang terkait dengan perubahan histologis semakin menjadi jelas. Endoskopi real-time sangat penting untuk menegakkan diagnosis infeksi H. pylori dan memungkinkan biopsi yang ditargetkan. IEE, seperti NBI, LCI, dan BLI, meningkatkan visualisasi pola vaskular permukaan dan memberikan kinerja diagnostik yang akurat pada infeksi H. pylori, serta lesi neoplastik lambung, dibandingkan dengan teknik WLI konvensional. Temuan endoskopi, termasuk kemerahan difus pada mukosa lambung, dan perdarahan bercak pada fundus, sangat menunjukkan status positif H. pylori. Di sisi lain, RAC dikaitkan dengan tidak adanya infeksi H. pylori oleh WLI dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Penggunaan IEE dapat meningkatkan visualisasi mukosa, struktur halus, dan mikrovaskular, terutama penggunaan dengan endoskopi M-BLI, yang dapat memberikan kinerja diagnostik yang berpotensi tinggi untuk gastritis terkait H. pylori. Beberapa teknik tersebut dapat secara akurat mendiagnosis infeksi H. pylori dan lesi pra-kanker (biopsi yang ditargetkan) lebih baik daripada praktik saat ini dengan WLI konvensional.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknik endoskopi berkontribusi pada diagnosis real-time infeksi H. pylori selama endoskopi. Pencitraan endoskopi dapat mencerminkan gambaran histologis mukosa lambung. WLI tampaknya menjadi modalitas yang baik untuk diagnosis infeksi H. pylori karena penggunaannya yang luas, waktu endoskopi yang singkat, dan persyaratan pengalaman yang lebih sedikit.
Penulis: Ratha-Korn Vilaichone
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada link artikel berikut: http://journal.waocp.org/article_89778_d8e0745ac115acf55724d8bc6bf6f269.pdf