Khasiat Suplemen Zinc pada Minimal Hepatic Encephalopathy

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Best Health Magazine

Komplikasi utama dari sirosis termasuk ensefalopati hepatik, asites dan perdarahan varises dengan karsinoma hepatoselularmenggambarkan akhir dari spektrum penyakit hati kronis, terlepas dari etiologi. Ensefalopati hepatic merupakan  salah satu komplikasi sirosis yang umum, bermanifestasi dalam neuropsikiatri yang sedang bermasalah. Minimal Hepatic Encephalopathy (MHE) adalah bentuk pasif dari ensefalopati hepatik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa prevalensi MHE adalah sekitar 40-60% dari pasien sirosis. MHE tidak terdeteksi oleh pemeriksaan klinis dan pemeriksaan fisik atau pengamatan laboratorium, tetapi hanya dapat terdeteksi oleh pemeriksaan neuropsikometri (NP) atau neurofisiologis. Dalam pemeriksaan NP, Psychometric Hepatic Encephalopathy Score (PHES) adalah jumlah skor yang dicapai dari lima tes psikometri yang terdiri dari number connection test bagian A (NCT-A), number connection test bagian B (NCT-B), digit symbol test (DST), serial dot test (SDT) serta line tracing test (LTT). Diagnosis MHE dapat dilakukan dengan tepat jika skor jumlah PHES kurang dari -4 poin.

MHE bisa berdampak negatif terhadap penurunan berbagai fungsi pasien dengan mengganggu performa kerja, konsentrasi mengemudi dan gangguan fungsi kognitif. Selain hal tersebut, MHE tidak hanya meningkatkan risiko lanjutan pada ensefalopati hepatik secara nyata tetapi juga dapat meningkatkan risiko terkait dengan perkembangan sirosis.

Meskipun patogenesis HE tidak dijelaskan dengan baik, amonia adalah zat biokimia penting dalam patogenesis HE. Zinc merupakan zat yang sangat penting untuk menjadi factor pendukung pada enzim ornithine transcarbamylase yang dapat membantu perubahan amonia menjadi urea serta meningkatkan glutamin sintetase untuk metabolisme amonia dan glutamin pada otot rangka. Suplementasi Zinc dapat meningkatkan kualitas hidup terkait kesehatan (HRQOL) dengan penurunan serum ammonia.

Berdasarkan dari gambaran di atas, peneliti dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, RSUD Dr. Soetomo, Universitas Airlangga berhasil mempublikasikan hasil penelitian di salah satu jurnal Internasional terkemuka, yaitu Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk menilai efek suplementasi Zinc pada psikomotor kinerja pada pasien sirosis dengan MHE. Dalam percobaan prospektif, acak, terkontrol ini, pasien dengan sirosis didapatkan di Rumah Sakit Vajira di Thailand. Data yang dikumpulkan oleh peneliti merupakan data yang diperoleh dari bulan Januari hingga Desember 2020. Penetapan diagnosis sirosis berdasarkan hasil uji klinis dan laboratorium, dan penggambaran sirosis berdasarkan ultrasonografi atau computed tomography di perut pasien.

Hasil yang didapat dalam penelitian tersebut adalah diketahui dari Januari hingga Desember 2020, 125 pasien sirosis yang memenuhi syarat didiagnosis dengan sirosis hati, di antaranya 69 pasien (55%) memiliki MHE dan secara acak ditugaskan untuk melakukan pengobatan yaitu sebanyak 35 pasien. Pasien tersebut ditugaskan untuk menerima 45 mg elemental Zinc dan 34 pasien lainnya menerima plasebo. Berdasarkan hasil pemeriksaan NP terdapat peningkatan yang signifikan pada kelompok yang diberi suplemen Zinc dari pada kelompok plasebo (NCT-A, p = 0,029; NCT-B, p = 0,008; SDT, p = 0,002; DST, p = <0,001). Peningkatan HRQOL yang signifikan yang dinilai dengan skor SF-36 hanya terlihat pada kelompok yang mengkonsumsi Zinc (p<0,001). Pada kelompok yang mendapatkan suplemen Zinc, tidak hanya terjadi peningkatan pada kinerja psikomotor yang dilaporkan, tetapi kualitas dari pasien hidup juga mengalami peningkatan, terlepas dari kadar Zinc di awal.

Beberapa kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini diketahui bahwa suplemen Zinc yang dikonsumsi selama dua belas minggu pada pasien sirosis dengan MHE tidak hanya memiliki efek positif pada kinerja psikomotor tetapi juga meningkatkan HRQOL terlepas dari kadar Zinc di awal.

Penulis: Ratha-Korn Vilaichone

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada link artikel berikut: http://journal.waocp.org/?sid=Entrez:PubMed&id=pmid:34582657&key=2021.22.9.2879

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp