Pengaruh Diet Ketogenik Terhadap Ketebalan dan Elastisitas Arteri Karotis pada Pasien Epilepsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by IDN Times

Epilepsi merupakan kelainan otak yang ditandai dengan adanya dua bangkitan kejang tanpa provokasi atau refleks yang berselang lebih dari 24 jam, atau satu bangkitan kejang tanpa provokasi atau refleks dengan kemungkinan bangkitan berulang. Sebanyak sepertiga penderita epilepsi refrakter terhadap pengobatan antiepilepsi. Epilepsi dikatakan refrakter bila penderita telah mengonsumsi dua atau lebih jenis obat antiepilepsi secara teratur dan adekuat selama 18 bulan, namun tidak menunjukkan penurunan frekuensi dan durasi kejang. Diet ketogenik sudah dikenal sejak lama sebagai terapi non-farmakologi epilepsi refrakter. Diet ketogenik diketahui dapat menimbulkan berbagai macam efek samping, baik jangka pendek hingga jangka panjang.

Mengingat besarnya pengaruh epilepsi terhadap penurunan kualitas hidup penderitanya, terapi non-farmakologi diet ketogenik menjadi sangat penting. Adanya kemungkinan peningkatan lipoprotein aterogenik dari diet yang tinggi lemak menimbulkan kekhawatiran mengenai efek diet ketogenik terhadap risiko kardiovaskular penderitanya. Beberapa peneliti telah melakukan studi tentang hubungan diet ketogenik terhadap perubahan struktur pembuluh darah melalui parameter yang dinilai dapat memprediksi terjadinya aterosklerosis subklinis dan risiko kardiovaskular, yaitu carotid intima media thickness dan elastisitas arteri karotis. Beberapa peneliti menemukan adanya perubahan pada elastisitas arteri karotis. Akan tetapi, beberapa peneliti lainnya menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara diet ketogenik dengan struktur pembuluh darah, baik itu terhadap carotid intima media thickness (CIMT) maupun elastisitas arteri karotis. Oleh karena itu, systematic review ini disusun untuk melihat bagaimanakah hubungan antara diet ketogenik dengan CIMT dan elastisitas dari arteri karotis.

Dari keempat studi yang telah dipilih melalui berbagai tahapan seleksi, dilakukan sintesis dan analisis data menggunakan metode deskriptif. Data relevan ditelaah melalui pertanyaan ulasan yang mencakup: penulis, negara, tahun, latar belakang, kerangka teori, tujuan penelitian, desain penelitian, ukuran sampel, metode pengambilan sampel, deskripsi peserta, keandalan dan validitas, instrumen pengukuran, analisis dan teknik statistik, hasil yang terkait dengan diet ketogenik pada pasien epilepsi, dan analisis hasil. Sintesis data studi dilakukan melalui pendekatan naratif dengan tujuan utama pengumpulan bukti pengaruh diet ketogenik terhadap ketebalan dan elastisitas arteri karotis dan pengembangan narasi tekstual koheren perbandingan antara keempat studi.

Berdasarkan keseluruhan studi yang dirangkum, semua penelitian menunjukkan hasil analisis data dan pengujian yang signifikan. Terdapat 3 studi yang membandingkan parameter fungsi kardiovaskular carotid intima media thickness (CIMT), elastisitas arteri karotis, dan kadar lipid pada pasien epilepsi refrakter dengan waktu konsumsi diet ketogenik yang berbeda. Satu studi lainnya membandingkan parameter fungsi kardiovaskular carotid intima media thickness (CIMT), elastisitas arteri karotis, dan kadar lipid pada pasien epilepsi refrakter dengan control group yang tidak pernah menjalani diet ketogenik sebelumnya. Risiko bias pada studi dalam systematic review dapat dikaitkan dengan terdapatnya heterogenitas dalam komposisi diet ketogenik yang dijalani partisipan studi. Penerapan intervensi diet ketogenik diluar follow up yang dilakukan juga dapat meningkatkan risiko bias. Studi analisis efek samping kardiovaskular pada penderita epilepsi refrakter yang menjalani diet ketogenik merupakan studi yang masih jarang dilakukan, sehingga perlu studi lebih lanjut dalam membandingkan efek diet ketogenik, baik antar konsumsi diet dalam kurun waktu tertentu ataupun dengan control group yang belum pernah menjalani diet ketogenik sama sekali.

Keterbatasan systematic review selama pengumpulan literatur dan proses perangkuman dilakukan adalah masih belum banyak studi yang meneliti tentang pengaruh diet ketogenik terhadap ketebalan dan elastisitas arteri karotis pada pasien epilepsi di dunia, terutama di Indonesia, sehingga studi yang didapat masih berasal dari luar Indonesia. Selain itu, juga belum ada homogenitas dalam penyusunan komposisi diet ketogenik yang digunakan sebagai intervensi dalam berbagai studi sehingga menu yang diberikan masih belum terstandarisasi. Penerapan intervensi ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dari masing-masing individu, sehingga hasil keluaran, efek samping jangka panjang, dan efektivitas juga tergantung dengan kondisi masing-masing individu, walaupun pasien epilepsi dengan komorbid sudah dieksklusi dalam kebanyakan studi. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai pengaruh diet ketogenik terhadap struktur dan fungsi dari arteri karotis pasien epilepsi di dunia, terkhusus di Indonesia. Selain itu, juga perlu dilakukan homogenisasi dan standardisasi terkait komposisi diet ketogenik yang digunakan sebagai intervensi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai pengaruh diet ketogenik terhadap struktur dan fungsi dari arteri karotis pada pasien epilepsi di dunia, terkhusus di Indonesia. Selain itu, juga perlu dilakukan homogenisasi dan standardisasi terkait komposisi diet ketogenik sebagai intervensi yang digunakan dalam penelitian ini.

Diet ketogenik merupakan terapi non-farmakologi epilepsi refrakter yang menjanjikan. Selain kebermanfaatannya, konsumsi diet ketogenik jangka panjang dapat meningkatkan risiko kardiovaskular di kemudian hari. Dari beberapa studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam systematic review ini, tidak ada perubahan signifikan ketebalan arteri karotis yang dilihat dari parameter CIMT. Namun diet ketogenik dapat mempengaruhi tingkat elastisitas arteri karotis yang dapat dilihat dari perubahan parameter ꞵ-index (beta index), dan juga dapat meningkatkan kadar lipid secara reversible dalam kurun waktu 24 bulan setelah paparan dihentikan.

Ditulis oleh: Dr. Budi Utomo, dr., M.Kes; Ferdiansyah Sultan Ayasasmita R, Kezia Eirene Simanjuntak, Amalia Citra Octavia, Arya Satya Rajanagara, Dhika Jannatal Ma’wa, Ega Rischella, 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp