Waspadai Gejala Gagal Jantung Sejak Dini

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Tribun

UNAIR NEWS – Gagal jantung bisa terjadi kepada siapa saja. Tua atau muda, laki-laki atau perempuan punya potensi yang sama mengidap gagal jantung. Bahkan beberapa waktu lalu publik sempat dikejutkan oleh kabar meninggalnya artis muda yang diakibatkan oleh gagal jantung. Dr. Andrianto, dr., Sp.JP(K) FIHA, FAsCC yang merupakan pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengatakan bahwa gagal jantung adalah kumpulan gejala akibat jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. 

“Jantung tidak bisa menjalankan fungsinya akibat dari gangguan komponen organ jantung baik otot, katup, pembuluh darah, atau irama jantung. Gangguan ini yang bisa mengakibatkan gagal jantung jika tidak ditangani dengan baik,” katanya.

Andrianto menjelaskan bahwa gagal jantung tidak terjadi secara tiba-tiba. Gejala yang berkaitan dengan penyakit jantung pasti muncul terlebih dahulu. Secara umum gejala yang dapat dirasakan adalah dada berdebar, nyeri atau rasa tidak nyaman di dada, pingsan, hingga wajah pucat kebiruan. Bila gejala tersebut berlanjut menjadi gagal jantung maka akan ditemukan gejala sesak napas atau rasa tidak nyaman saat seseorang bernapas. 

“Pada awal gagal jantung sesak napas muncul saat seseorang beraktivitas berat tetapi dengan memburuknya keadaan sesak napas bisa muncul ketika seseorang sedang beraktivitas ringan,” jelasnya. 

Sementara itu gejala sesak napas saat berbaring juga bisa terjadi. Biasanya seseorang yang mengalami sesak napas saat berbaring memerlukan beberapa tumpukan bantal untuk tidur agar bisa mempertahankan posisi tubuhnya supaya tidak berbaring. “Bisa juga terjadi sesak napas saat malam hari sampai membuat seseorang bangun dari tidurnya ini bisa diwaspadai sebagai sesak karena gagal jantung,” ujarnya. 

Ada pula beberapa gejala lain yang dapat terjadi seperti bengkak pada kedua kaki, peningkatan berat badan lebih dari 2 kg dalam seminggu, batuk-batuk tanpa penyebab penyakit pernapasan, kelelahan, perut sebah dan tidak nafsu makan. Akibat gejala gagal jantung yang tidak spesifik dan bisa menyerupai penyakit lain maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

“Pemeriksaannya berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi, rontgen dada, pemeriksaan enzim jantung, atau USG jantung yang disebut ekokardiografi,” terangnya.

Andrianto menegaskan bahwa gagal jantung dan serangan jantung adalah dua hal yang berbeda. Serangan jantung merupakan keadaan saat kondisi pembuluh darah mengalami penyumbatan baik total atau sebagian akibat adanya plak sehingga pasokan aliran darah ke otot jantung terganggu secara tiba-tiba. “Serangan jantung bisa menyebabkan gagal jantung dan atau kematian bila tidak ditangani dengan cepat serta tepat,” tutupnya.

Penulis : Icha Nur Imami Puspita

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp