Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap angka kematian ibu yang tinggi adalah pemanfaatan fasilitas non-kesehatan sebagai tempat kelahiran bagi perempuan. Studi ini menganalisis faktor penentu yang memengaruhi tempat kelahiran pada wanita kelas menengah ke bawah di Indonesia.
Metode
Penelitian ini menganalisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (IDHS) 2017. Total ukuran sampel nasional adalah 49.627 wanita yang memenuhi syarat. Sampel kami termasuk 11.104 wanita, berusia 15-49 tahun, yang telah melahirkan bayi dan berstatus ekonomi rendah hingga menengah. Jenis dataset survei adalah dataset catatan individu. Data dianalisis dengan tes regresi logistikdan chi-square menggunakan perangkat lunak Stata 16.
Hasil
Sekitar 64,99% perempuan kelas menengah ke bawah di Indonesia melahirkan di fasilitas kesehatan. Wanita berusia 45-49 (OR = 2,103; 95% CI = 1,13-3,93), yang lulus dari sekolah tinggi (OR = 2.885; 95% CI = 1,76-4,73), yang suaminya memiliki pendidikan tinggi (OR = 2,826; 95% CI = 1,69-4,74) dan bekerja (OR= 2.523; 95% CI = 1,23-5,17), yang menganggap akses ke fasilitas kesehatan tidak menjadi masalah (OR = 1.528; 95% CI = 1,28-1,82), yang memiliki satu anak (OR = 2.349; 95% CI = 1,97-2,80), dan yang tinggal di daerah perkotaan (OR = 2.930; 95% CI = 2,40-3,57) adalah faktor penentu yang secara signifikan berkorelasi dengan wanita yang melahirkan di fasilitas kesehatan.
Kesimpulan
Studi ini memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dan pusat kesehatan di masyarakat untuk memperkuat akses ke layanan kesehatan dan menyusun strategi promosi kesehatan untuk ibu hamil. Intervensi kebijakan yang dirancang untuk perempuan kelas menengah ke bawah harus dilaksanakan untuk mendukung kelompok rentan.
Penulis: Angga Kresna Pranata, Andri Setiya Wahyudi, Lukman Handoyo, Ferry Efendi
Link Jurnal: https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0259417