Strategi Samudera Putih Industri Kreatif di Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by pahamify

Industri kreatif menyumbang 1,041 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 17,4 persen dengan 3 sub-sektor  terbesar yakni kuliner 41.69%, fashion 18.15%, dan craft 15.70% (Kompas Ekonomi, 2018). Tuntutan pasar global sekarang mengharapkan perusahaan untuk peduli pada masalah lingkungan. White ocean strategy merupakan strategi bersaing yang berfokus pada 4Ps, yaitu People, Planet, Profit, dan Passion (Aithal, 2016). White ocean strategy yaitu strategi yang menunjukkan kepedulian pada lingkungan. Praktik white ocean strategy pada industri kreatif, bisa berpengaruh baik pada keputusan pembelian konsumen maupun pada business performance.

Studi ini merupakan studi eksplorasi, di mana peneliti melakukan wawancara kepada pengelola industri kreatif yang mengiplementasikan white ocean strategy pada bisnis mereka. Bisnis itu yaitu coffe java, yaitu kafe yang bergerak dibidang dakwah. Heystartic yaitu industri yang bergerak di bidang fashion ramah lingkungan. Batik Manggur merupakan produsen batik yang ramah lingkungan. Bak Pia Nuris adalah bisnis makanan dengan konsep kemasyarakatan. Kopi Doa yaitu kopi dengan tambahan fitur doa, tertulis dalam label kemasan kopi. Peneliti kemudian menganalisis hasil wawancara dan merumuskanya dalam proposisi penelitian sebagai berikut.

Proposisi 1: Motivasi ibadah menjadi penentu white ocean strategy (WOS).

Proposis 1 dibentuk dari pernyataan bisnis Coffe java. Aydemġr & Eğġlmez (2010) dalam studinya mengenai perilaku etik manager di Sarajevo, menunjukkan bahwa religiusitas dari manager perusahaan akan menentukan etika bisnis dari perusahaan yang dipimpin atau dikelolanya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa perilaku pemilik yang religius, akan mengurangi kemungkinan peruahaan melakukan tindakan yang tidak etis. Perusahaan dengan manager yang religius akan melakukan semua aktivitas dikaitkan dengan ibadah.

Proposisi 2: Philantrophy menjadi dasar perusahaan melakukan white ocean strategy (WOS).

Proporsi 2 dibentuk dari pernyataan bisnis Heystartic. Pebisnis dengan senang hati membuat produk dengan mengkaryakan kaum difabel dan anak putus sekolah ini muncul karena sudah ada channel distribusi produk yang bagus untuk produk utama mereka. Selain itu banyaknya kaum difabel dan anak putus sekolah yang sulit mencari pekerjaan menyentuh hati mereka untuk memberi lapangan pekerjaan pada mereka.

Proposisi 3: White ocean strategy (WOS) lebih menuju kearah lingkungan sosial dan alam dibandingkan keuntungan.

Proporsi 3 dibentuk dari Batik Manggur. Konsep bisnis yang menciptakan produk bernilai seni dan ekonomis dengan mengedepankan kelangsungan lingkungan. Produk mampu go international dan digemari masyarakat karena memiliki pola alami dari daun jati. Selain menghasilkan profit, produk juga mampu melestarikan lingkungan.

Proposisi 4. White ocean strategy (WOS) meningkatkan nilai sosial dan nilai emosi yang dirasakan konsumen.

Proporsi 4 dibentuk dari seluruh bisnis. Konsumen merasa mendapatkan manfaat emosi seperti perasaan bangga karena ikut membantu kaum difabel dan anak anak yang putus sekolah. Semakin maraknya pembicaraan dari produk lain, dalam arti semakin terkenal produk tersebut dimasyarakat sebagai produk yang pro-lingkungan. Maka muncul manfaat sosial yang dirasakan konsumen, yaitu perasaan diterima oleh lingkungan pergaulanya karena mereka dianggap orang yang pro-lingkungan, konsumen merasa lebiu dihargai lingkungan sosialnya karena mengjonsumsi produk pro-lingkungan tersebut.

Proposisi 5. White ocean strategy akan menciptakan keunggulan diferensiasi yang pada akhirnya akan meningkatkan marketing outcome sesuai dengan preferensi konsumen.

Dengan bertambahnya nilai yang dirasakan konsumen baik nilai emosional maupun nilai sosial, konsumen merasa produk yang ditawarkan menjadi unik atau berbeda dengan lainnya. Dengan tambahan doa pada kopi, konsumen merasa kopi tersebut berbeda dengan kopi yang lainya karena adanya tambahan doa. Demikian halnya dengan batik Manggur, karena pewarnaan alami dengan daun manga dan anggur, batik manggur tersebut mempunyai keunggulan dibenak konsumen dibanding pesaingnya. Produk Heystartic dengan label produk yang menyatakan bahwa produk tersebut dibuat oleh difabel. Konsumen merasakan bahwa produk tas tersebut terasa unik dibanding tas lainya yang dibuat oleh karyawan yang tidak difabel.

Proposisi 6: Kepedulian konsumen dan kualitas produk menjadi pemicu keputusan pembelian konsumen, yang mana akan memperkuat pengaruh white ocean strategy (WOS) terhadap respon konsumen.

Tidak semua konsumen memiliki kepedulian pada masalah lingkungan dan sosial, sebagian besar konsumen akan membeli produk yang memenuhi kebutuhan fungsional (kualitas dan nilai produk). Manfaat yang dirasakan konsumen dengan mengkonsumsi produk pro-lingkungan baik sosial maupun alam, akan semakin tinggi pada konsumen yang memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan (altruism tinggi). Hal ini dikarenakan konsumen merasa ada ikatan kuat (self-brand connection) yang berupa kesamaan tujuan konsumen dengan produk yaitu sama sama peduli lingkungan. Konsumen yang memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan akan menilai produk yang pro-lingkungan lebih unggul atau unik dibanding produk yang tidak pro-lingkungan. Demikian halnya dengan kualitas produk. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan penilaian konsumen akan manfaat produk yang pro-lingkungan, Dalam hal ini Nilai yang dirasakan konsumen baik nilai emosional maupun nilai sosial akan semakin tinggi jika produk pro-lingkungan tersebut juga memiliki kualitas yang tinggi pula. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan keunggulan diferensiasi. Produk yang pro-lingkungan akan lebih unggul dibanding produk pro-lingkungan lainnya jika kualitas produk tersebut relatif tinggi. Respon positif konsumen tinggi jika produk tersebut juga memiliki kualitas yang tinggi. Demikian halnya dengan karakter konsumen yang pro-lingkungan. Konsumen yang peduli pada lingkungan akan lebih menilai tinggi produk yang pro-lingkungan, dengan demikian pengaruh white ocean strategy terhadap respon konsumen akan lebih besar pada konsumen yang pro-lingkungan (altruism tinggi) dibanding konsumen dengan tingkat kepedulian pada lingkungan yang rendah (altruism rendah).

Enam proposisi penelitian tersebut perlu dikaji secara empiris supaya terbentuk model teori yang kuat. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji secara empiris model penelitian tersebut. Studi ini hanya dilakukan pada 3 sub-sektor indusstri kreatif yaitu Fashion, Kuliner dan Craft, pada penelitian kedepan perlu dikaji pada sub-sektor industri kreatif lainya. Setiap sub-sektor industri kreatif memiliki karakteristik khusus, maka pada penelitian selanjutnya dapat dibandingkan antara sub-sektor satu dengan lainnya.

Penulis: Sri Hatini, Masmira Kurniawati, Jovi Sulistiawan, Muhammad Ihwanudin

Link jurnal: https://rigeo.org/submit-a-menuscript/index.php/submission/article/view/1346

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp