Mengenal Mitos dan Fakta seputar Public Relation di Kalangan Masyarakat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mengenal Mitos dan Fakta seputar Public Relation di Kalangan Masyarakat. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWSPublic relation seringkali dikaitkan dengan seseorang yang keren dan elegan. Selain itu, public relation identik dengan orang yang pandai berbicara. Namun itu hanyalah mitos mengenai public relation, berikut merupakan kalimat pembuka Dr. Santi Isnaini S.Sos., selaku dosen FISIP UNAIR ketika menyampaikan materinya pada pelatihan kehumasan yang diadakan oleh WIKSADIPA UNAIR pada Minggu (7/11). 

Ada beberapa mitos dan fakta, sambung Dr. Santi, mengenai public relation. Mitos pertama yaitu semua aspek bisnis membutuhkan peran public relation, hal tersebut adalah benar dikarenakan semua aspek bisnis membutuhkan public relation untuk dapat mengenalkan produk ataupun instansi tersebut.  

Public relation berhubungan langsung mengenai bagaimana perusahaan tersebut dapat dikenal dan semakin berkembang,” jelasnya.

Mitos kedua, lanjutnya, public relation hanya membutuhkan keterampilan berbicara, namun itu hanyalah mitos karena tidak semua public relation hanya berorientasi pada keterampilan berbicara. Tidak semua public relation adalah orang yang ada di depan layar, namun ada juga yang ada di belakang layar seperti eo, videografer, fotografer dan sebagainya.

“Fotografer, videografer, copywriter merupakan bagian dari public relation,” ungkap Dosen Ilmu Komunikasi UNAIR Tersebut.

Mitos ketiga, Dr. Santi menyebutkan bahwa public relation adalah salah satu profesi yang bisa tergantikan oleh perkembangan teknologi digital. Namun hal tersebut adalah mitos dikarenakan public relation adalah sebuah pengelolaan komunikasi, bicara soal komunikasi bicara juga dengan hubungan manusia, namun perkembangan teknologi digital tidak bisa menggantikan public relation pada manusia.

“Karena teknologi hanya alat perantara public relation sedangkan manusia adalah penggerak atau yang menjalankan public relation,” jelasnya.

Mitos terakhir, Dr. Santi menjelaskan bahwa keterampilan public relation diukur dari penampilan rapi dan glamour. Hal tersebut adalah mitos dikarenakan penampilan seorang public relation sesuai dengan kultur dari perusahaan yang ia wakili seperti perusahaan televisi, perbankan dan sebagainya. 

“Seorang public relation, penampilan yang ia bawa haruslah sesuai dengan apa yang mewakili dari perusahaan yang ia wakil,”  tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp