Imunobioinformatika Gen Glikoptein Virus Rabies dalam Beberapa Negara di Asia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by IDN Times

Rabies adalah penyakit zoonosis mematikan yang disebabkan oleh Lyssavirus yang disebut dengan RABV yang merupakan kelompok dari Rhabdoviridae, Rabies berakibat fatal pada manusia dan mamalia selama lebih dari 4000 tahun di seluruh dunia. Anjing adalah reservoir paling penting untuk rabies dan sekitar 99% kasus gigitan anjing pada manusia. Rabies juga terdeteksi pada kucing dan satwa liar.

Penyakit rabies juga sering dikenal dengan penyakit yang meyebabkan ketidakseimbangan syaraf. Hanya sedikit negara di Asia (Hong Kong, Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan) yang berhasil memberantas rabies melalui program vaksinasi pada Anjing. Kasus rabies di Indonesia semakin meningkat kasusnya dari negara endemis rabies rendah menjadi sedang. Masalah yang muncul karena sebelumnya banyak pulau di Indonesia yang dianggap bebas rabies. Oleh karena itu, proyek Bersama organisasi Kesehatan Dunia, Organisasi Kesehatan hewan Dunia dan Asosiasi Pangan Dunia berencana menghilangkan kasus di seluruh dunia pada tahun 2030. 

Virus rabies mempunyai lima protein utama yaitu nucleoprotein (N), fosfoprotein (P), matrixprotein (M), glikoprotein (G), dan RNA plimerase (L). Protein G merupakan protein permukaan pada virus rabies yang memiliki potensi imunogenik tinggi, oleh karena itu, protein G merupakan protein target dalam vaksin rabies. Atas dasr tersebut, artikel ini bertujuan untuk mengungkan data homologi, paotipe, prediksi epitope dan jarak genetik virus rabies di Asia meggunakan analisis bioinformatika.

Hasil analisis homologi menggunakan ERA sebagai starin vaksin menunjukkan bahwa isolat Timur Tengah (92%), India (89%), Nepal (87%), Korea (86%), Indonesia dan Jepang (84%), dan Sri Lanka (83%). Dua isolate asal Indonesia ternyata mengalami mutasi terlihat skor homologi isolate tersebut tidak identic 100%. Beberapa isolate tidak menunjukkan kemiripan seperti Indonesia-Nepal, Indonesia- Timur Tengah. Selain itu, semua sekuens protein glikoprotein dipilih dari NCBI yang dikombinasikan dengan sepuluh epitope terkonservasi menunjukkan bahwa delapan epitope bersifat antigenik dan hanya dua epitope yang non-antigenik Isolat Sri Lanka memiliki skor prediksi tertinggi sebagai peptida antigentik yang potensial, diikuti oleh Korea dan Indonesia. Kedua isolate dari Myanmar dan India memiliki skor prediksi yang sama sebagai non-antigenik.

Identifikasi epitope sel B sangat penting juga untuk pengendalian penyakit dan pengembangan vaksin. Sel B dapat menteralkan pathogen dengan menargetkannya dengan spesifitas menggunakan reseptor yang diekspresikan pada permukaanya. Sebuah epitope yang baik biasanya memiliki lebih dari Sembilan peptide, dalam hal ini semua isolate memiliki lebih dari Sembilan peptida. Filogenentik dikenal sebagai bidang yang berkaitan dengan ilmu biologi yang menyediakan data evolusi biologi. Hasil filogenik molekuler berupa analisis jarak genetic juga terkolerasi dengan hasil vaksinasi. Jika jarak genetic virus lapangan cukup jauh dari virus vaksin akan mempengaruhi efektivitas vaksinasi karena pengenalan antibody menentukan program vaksinasi ulang. Isolat dari Nepal, Korea, dan Timur Tengah memiliki hubungan genetik yang erat seperti halnya isolate dari Jepang dan Sri Lanka. Tidak jarang Korea dan Jepang sebagai negara di Asia Timur mendapat kelompok hubungan genetik yang terpisah, sedangkan Myanmar dan Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara mendapat kelompok hubungan genetik yang sama. Isolat India jauh dari isolate lainnya. Untuk penelitian selanjutnya, isolate dari Korea, Jepang, dan Indiaharus dilakukan lebih dari satu sekuens untuk membandingkan hasil penelitian ini dan mendapatkan data gen glikoprotein.

Pentingnya pemilihan virus rabies dalam penelitian ini didasarkan pada banyaknya kontribusi angka kematian yang tinggi untuk memproduksi vaksin rabies. Data ini menunjukkan bahwa pembentukan gen glikoprotein virus rabies masih diperlukan sebagai peptide antigenic dan vaksinasi terhadap penyakitvirus sangat penting untuk perlindungan dan kekebalan. Tantangan yang terkait dengan vaksin rabies sangat menarik karena memiliki potensi untuk mengungkapkan dasar terhadap pathogen dan pengambangan vaksin. Vaksinasi adalah pendekatan yang sangat efektif untuk pengendalian penyakit dalam Kesehatan hewan. Vaksinasi pada akhirnya akan mengurangi efek infeksi dan penyakit berikutnya. Kesimpulannya, adalah hasil gen glikoprotein virus rabies masih ada dan menunjukkan bahwa protein ini secara fungsional penting sebagai bagian untuk desain vaksin virus rabies lainnya.

Penulis: Martia Rani Tacharania

Judul Jurnal: Immunobioinformatics of Rabiea Virus in Various Countries of Asia: Glycopretin Gene

Lin: RJPT – Immunobioinformatics of Rabies Virus in Various Countries of Asia: Glycoprotein Gene (rjptonline.org)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp