Lelah Mental saat Mengasuh Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme, Faktor Apakah yang Memengaruhi?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Haibunda

Gangguan spektrum autisme adalah gangguan neurologis kompleks yang memengaruhi fungsi otak dan muncul pada tiga tahun pertama kehidupan. Hal ini menyebabkan gangguan dalam beberapa bidang perkembangan termasuk interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Gangguan spektrum autisme merupakan gangguan perkembangan pervasive yang bersifat menetap sampai dewasa dan terjadi pada masa perkembangan. Anak dengan gangguan spektrum autisme biasanya mengalami keterlambatan berbicara dibandingkan anak seusianya sehingga sulit untuk berkomunikasi yang akhirnya akan berdampak pada kondisi emosi anak maupun orang tua. Anak dengan gangguan spektrum autisme juga mengalami gangguan interaksi sosial sehingga lebih senang menyendiri dan tidak bermain dengan teman sebayanya. Anak dengan gangguan spektrum autisme juga mengalami gangguan perilaku sehingga membutuhkan pengawasan lebih dibandingkan anak seusianya. Center for Disease Control (2012) melaporkan bahwa 1 dari 88 anak didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme. Penelitian di Indonesia pada bayi yang lahir antara bulan Juni 1984 dan Mei 1991, didapatkan 12 per 10.000 bayi didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme.

Orang tua dengan anak gangguan spektrum autisme tidak dapat menikmati aktivitas sehari-hari karena harus merawat anak dengan gangguan spektrum autisme yang membutuhkan perlakuan khusus dibandingkan dengan anak lainnya. Orang tua yang memiliki anak gangguan spektrum autisme mengalami berbagai masalah karena kurangnya pengetahuan tentang autisme, kendala ekonomi karena harus membiayai anak, waktu yang tersita dan faktor kelelahan fisik. Selain itu, orang tua dari anak gangguan spektrum autisme juga mengalami berbagai emosi yang terkait dengan membesarkan/merawat anak-anak tersebut yang meliputi frustrasi, kecemasan, kegelisahan, ketidakberdayaan, kemarahan, kesedihan, jengkel, beban keuangan, beban dalam pengasuhan, keterbatasan dalam bepergian atau beraktivitas, perubahan rencana dalam waktu singkat, dan fokus keluarga hanya pada tujuan jangka pendek dibandingkan dengan tujuan jangka panjang.

Riset pada beban pengasuhan orang tua anak dengan gangguan spektrum autisme

Penelitian tentang beban pengasuhan ibu dengan anak gangguan spektrum autisme dilakukan di Daycare Jiwa Anak dengan hasil yaitu mayoritas ibu mengalami beban pengasuhan tingkat sedang hingga berat. Faktor yang memengaruhi beban pengasuhan ibu adalah usia ibu, usia anak, dan dukungan serta bantuan orang lain dalam mengasuh anak gangguan spektrum autisme.

Kondisi psikologis ibu saat mengasuh anak dengan gangguan spektrum autisme sangat memengaruhi proses dan keberhasilan terapi anak dengan gangguan spektrum autisme. Ibu yang tidak mengalami stres, tidak mengalami beban pengasuhan yang berat akan dapat mendampingi anak dengan baik. Ibu yang mengalami beban pengasuhan yang berat akan lebih mudah marah, ekspresi emosi yang tinggi sehingga kurang mendukung proses terapi anak dengan gangguan spektrum autisme. Oleh karena itu, mengatasi beban pengasuhan, baik psikologis maupun fisik sangat penting untuk keberhasilan perkembangan anak yang optimal serta kesehatan mental ibu. Dukungan dari keluarga terdekat dalam bentuk bantuan merawat anak atau dukungan psikologis kepada ibu akan sangat membantu mengurangi masalah beban pengasuhan sehingga perkembangan anak dengan gangguan spektrum autisme dapat tercapai secara optimal. 

Penulis: Izzatul Fithriyah, dr. Sp.KJ(K)

Uraian lengkap tentang riset tersebut dapat dibaca di jurnal di bawah ini.

Fithriyah, I., & Carrasco, M. E. (2021). Caregiver Burden And Psychosocial Factors In Mothers With Autism Spectrum Disorder Children. Biomolecular and Health Science Journal, 04(02), 104–107. https://doi.org/10.20473/bhsj.v4i2.28875

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp