Abses Otak pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh dentalreach.today

Abses dalam bahasa awam merupakan sekumpulan nanah yang terkumpul pada suatu bagian tubuh tertentu.  Nanah yang terkumpul pada otak dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan abses otak. Abses otak ini merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan penimbunan nanah di dalam otak. Yang perlu diperhatikan, kondisi ini juga bisa menimbulkan pembengkakan otak. 

Bagaimana bisa terbentuk abses? Awalnya sistem imun dan lapisan jaringan sekitar akan melindungi otak dari infeksi. Akan tetapi, tak menutup kemungkinan beberapa bakteri dan organisme bisa melewati benteng pertahanan ini, sehingga menyebabkan infeksi. Ketika jaringan otak terserang bakteri atau jamur, maka akan menimbulkan reaksi peradangan yang menghasilkan nanah.

Abses otak sendiri sebenarnya kondisi yang jarang terjadi. Namun, sekalinya terjadi, penyakit ini bisa membahayakan nyawa dan perlu segera ditangani. Meski kebanyakan kasus abses otak terjadi pada orang-orang dengan usia 30–45 tahun, tapi penyakit ini juga bisa menyerang anak-anak. Beberapa gejala dan dampak yang bisa terjadi pada anak-anak. 

Abses otak terjadi pada anak-anak sebesar 25%, hal ini terutama disebabkan oleh infeksi sekunder yang berasal dari infeksi telinga atau pada anak-anak dengan penyakit jantung kongenital. Laporan dari University of Virginia Children’s melaporkan bahwa dari tahun 2000 sampai 2007 rata-rata ada 2 anak yang didiagnosis menderita abses otak setiap tahunnya.

Gejala klinis yang ditemukan pada abses otak tidak spesifik. Gejala klinis sesuai dengan ukuran dan lokasi lesi di otak serta virulensi organisme penyebab infeksi. Simptom dan gejala awal penderita dengan abses otak ialah sakit kepala, demam, defisit neurologis, status mental alert, kejang, mual dan muntah, kaku leher, dan papilledema . Trias klasik juga bisa ditemukan pada 50% penderita abses otak dengan gejala demam, sakit kepala, dan defisit neurologis. Defisit neurologis spesifik yang ditemukan sesuai dengan lokasi abses di susunan saraf pusat. Penderita dengan kondisi immunokompromais, gejala klinis sering tertutupi dengan kurangnya respon inflamasi. Bayi baru lahir akan menunjukan adanya pembesaran pada kepala, papiledema jarang terjadi sebelum usia 2 tahun. Gejala umum ialah kejang, meningitis, iritabel, peningkatan ukuran lingkar kepala, dan gagal tumbuh. Umumnya bayi baru lahir dengan abses otak tidak dalam keadaan febris

Penegakan penyakit abses otak sulit didiagnosis secara dini, karena gejala klinis yang ditemukan pada abses otak tidak spesifik. Gejala klinis yang ditimbulkan sesuai dengan ukuran dan lokasi lesi di otak serta virulensi organisme penyebab infeksi. Defisit neurologis pada penderita abses otak dapat bersifat permanen walaupun abses otak telah diobati sehingga dalam penegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang segera seperti CT Scan ataupun MRI segera untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang sesuai

Penulis: Prastiya Indra Gunawan

Informasi detail bisa dilihat pada tulisan kami di:

Pseudomonas Pseudoalcaligenes Caused Otogenic Cerebellar Brain Abscess In Indonesian Child | Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology (medicopublication.com)

Prastiya Indra Gunawan, Achmad Chusnu Romdhoni. Pseudomonas Pseudoalcaligenes caused otogenic cerebellar brain abscess in Indonesian Child. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology 2021;15(3): 3888-90. DOI: https://doi.org/10.37506/ijfmt.v15i3.15901

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp