Tantangan dan Harapan FIB dalam Mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga sedang berkoordinasi bersama dengan pimpinan BPCB Jawa Timur untuk melakukan magang. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya merupakan satu diantara 16 fakultas di Universitas Airlangga yang tengah menjalankan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Seperti halnya fakultas-fakultas lain di UNAIR, Fakultas Ilmu Budaya juga mengalami berbagai tantangan , kendala, dan hambatan dalam pelaksanaan MBKM Fakultas.

Dekan FIB UNAIR, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M. Hum., menjabarkan mengenai tantangan yang dihadapi oleh Fakultas Ilmu Budaya dalam mendukung MBKM yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Salah satu tantangan yang dihadapi yakni permasalahan mengenai konversi dari mata kuliah yang ditempuh selama kegiatan MBKM itu sendiri.

“Penjelasan dari kementerian tidak terlalu mendetail jadi kami sendiri harus mempelajari lebih lanjut apa sebenarnya kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan dalam konteks MBKM ini,” papar Prof. Purnawan, Jumat sore (29/10).

Tentu saja, sambung Prof Purnawan, para dosen juga cukup bingung memahami bagaimana konsep dari MBKM ini. Ia mencontohkan tentang belajar mahasiswa yang bisa mengikuti mata kuliah diluar program studi yang cukup banyak hingga 20 SKS.

“Hal ini menjadi tantangan kami gitu ya, untuk bisa menerjemahkan sebenarnya seperti apa implementasi simpel untuk program MBKM ini,” tandas dosen mata kuliah sejarah perkotaan itu.

Pihak FIB sendiri sudah melakukan diskusi-diskusi secara berkelanjutan dalam setiap rapat bersama kaprodi dan dosen agar kegiatan ini bisa berjalan dengan baik. “Muaranya kami menginginkan seluruh elemen yang ada di fakultas itu bisa menjalankan kegiatan ini dengan baik pula,” tuturnya.

Prof. Purnawan berharap agar kegiatan ini bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa FIB. Menurutnya, bila mengacu pada desain besar kegiatan ini muaranya ialah agar mahasiswa memperoleh pengalaman-pengalaman lintas bidang diluar prodinya.

“Saya berharap agar mahasiswa memahami berbagai pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan diluar keilmuannya,” tekannya.

Pada akhir Prof. Purnawan berharap agar kegiatan ini bisa dilaksanakan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman-pengalaman yang maksimal dari kegiatan MBKM ini. “Kedepan, kalau menurut prediksi Pak Menteri itu ya, pekerjaan-pekerjaan itu kan akan banyak keluar dari basis ilmu dasarnya itu, sehingga mahasiswa harus bisa mengambil atau ikut ambil bagian dari seluruh kegiatan MBKM ini,” pungkasnya. (*)

Penulis : Dimas Bagus Aditya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp