Terapi Madu untuk Induksi Stem Cell pada Tikus Jantan Infertil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Pro STEM

Testis adalah organ reproduksi pria yang paling penting. untuk memproduksi sperma dan testosteron sebagai hormone reproduksi selain juga ekspresi libido. Salah satu kasus utama infertilitas pada pria dapat disebabkan oleh degenerasi jaringan testis, khususnya karena malnutrisi. Terapi menggunakan stem cells sekarang dan beberapa dekade kedepan sangat menarik dan sangat meningkat tajam, karena potensi stem cell sangat menjanjikan untuk pemanfaatan sebagai pengobatan. Terapi stem cell  dapat mengatasi berbagai penyakit Termasuk infertilitas yang disebabkan oleh kondisi degeneratif testis.

Namun demikian, kompleksitas metode isolasi, serta rumitnya proses kultur in vitro, belum lagi prosedur transplantasi yang memerlukan pengulsngan (booster) merupakan terapi yang sangat mahal. Diperlukan inovasi sebagai upaya alternatif melalui induksi stem cell endogen. Inovasi terapi dengan menggunakan produk lebah seperti madu tersebut dilakukan dengan cara menginduksi stem cell yang berasal dari tubuh sendiri, hal ini menyebabkan terjadinya regenerasi pada organ testis dari tikus (Mus musculus), khususnya sel tubulus seminiferus yang merupakan tempat memproduksi spermatozoa.

Madu yang merupakan produk dari lebah, dapat berfungsi sebagai antioksidan dan juga sebagai antibakteri. Antioksidan adalah zat penting yang melindungi individu dari bebas radikal seperti spesies oksigen reaktif (ROS). Konsumsi antioksidan yang cukup dapat mengurangi prevalensi kegagalan kardiovaskular, kanker, gangguan saluran pencernaan, katarak dan penyakit degeneratif lainnya. Konsumsi produk madu juga efektif dalam pengobatan diare dengan respon imun rendah dan juga terapi pada gangguan sistem reproduksi.

Sebagai solusi konseptual, penelitian tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi manfaat madu sebagai produk dari lebah hutan (Apis dorsata), untuk menginduksi stem cell endogen pada tikus jantan sebagai alternatif untuk terapi stem cell meski tanpa menyuntikkan stem cell dari luar. Melalui induksi stem cell endogen dapat menyebabkan terjadinya regenerasi jaringan testis dan sel sertoli dan kemudian menyediakan dukungan, nutrisi dan faktor lingkungan lainnya untuk spermatozoa muda, sehingga hal ini memungkinkan terjadinya proses spermatogenesis.

Empat puluh tikus dibagi menjadi 4 kelompok: Tikus normal, tanpa madu (T-); tikus infertil, tanpa madu (T +); Tikus infertil dan diberikan 30% madu (v / v) selama 10 hari (T1) dan tikus infertil diberi 50% madu (v / v) selama 10 hari (T2). Hasil penelitian, menunjukkan bahwa ekspresi HSP70 dan PGE2 sebagai immune response untuk signal regenerative pada kelompok, T-, T+, T1 dan T2 secara berturut-turut adalah 0.15a ± 0.5; 3.15b ± 0.4; 2.95b ± 0.35 dan 0.75a ± 0.15 (untuk HSP70) dan 1.15b ± 0.00; 0.19a ± 0.53; 0.27a ± 0.39 dan 2.95c ± 0.45 (untuk PGE2).

Jumlah sel Leydig dan spermatogenik (spermatogonia, spermatosit primer-sekunder an spermatid) di T + secara signifikan menurun (p<0,05) bila dibandingkan dengan T-, T1 dan T2, sementara T2 tidak menunjukkan penurunan secara signifikan (p>0,05) dibandingkan dengan T-.  Dapat disimpulkan, bahwa deteksi molekuler dan respon kekebalan tubuh melalui terapi produk lebah didasarkan pada peningkatan PGE2 yang tinggi dan sedikit peningkatan HSP70 didalam jaringan testis sehingga pada akhirnya dapat menyelamatkan tikus jantan infertil dengan kondisi degenerasi testis.

Penulis : Erma Safitri

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini : http://nexusacademicpublishers.com/uploads/files/AAVS_8_12_1388-1393.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp