Pengaruh Nano Kurkumin pada Sel Granulosa Ovarium tikus yang Terpapar Timbal Asetat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi okeh Tribunnews.com

Timbal (Pb) merupakan logam berat beracun yang mudah ditemukan dan dapat mempengaruhi fungsi organ seperti testis, hati, otak, hematopoietik dan ginjal. Akumulasi timbal dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan dan berpotensi mempengaruhi sistem reproduksi. Paparan timbal juga dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan kematian janin. Timbal dapat mempengaruhi SOD (superoksida dismutase) dan enzim caspase-3. SOD adalah protein metaloporfirin yang berfungsi untuk mengubah *O2– menjadi O2 dan H2O2 dan merupakan enzim metallo-enzyme antioksidan dalam tubuh. Dalam aktivitasnya sebagai antioksidan, SOD bergantung pada kofaktor logam Cu, Zn, Mn dan Fe. Salah satu yang tertinggi aktivitas SOD ada di ovarium. Dalam aktivitasnya sebagai antioksidan, SOD bergantung pada kofaktor logam Cu, Zn, Mn dan Fe. Salah satu yang tertinggi aktivitas SOD ada di ovarium. Pb dapat mengikat SOD dan menggantikan ion endogen dari metalo-enzim, membentuk logam-Pb yang mengakibatkan penurunan SOD aktivitas sebagai antioksidan. 

Kurkumin memiliki efek protektif pada organ reproduksi, seperti anti inflamasi, anti apoptosis dan antioksidan pada sel normal serta berperan sebagai pro apoptosis pada sel ganas. Kurkumin dapat mengurangi oksidatif stres yang disebabkan oleh keracunan timbal dan dapat meningkat superoksida dismutase (SOD). Kurkumin juga mampu untuk menghambat peningkatan caspase-3 dengan mencegah pembentukan radikal hidroksil (OH*). Pencegahan pembentukan (OH*) oleh kurkumin adalah dengan mencegah reaksi Haber Weiss dan reaksi Fenton.

Berangkat dari hal tersebut Anis Satus Syarifah, Sri Agus Sudjarwo, Hendy Hendarto, Reny I’tishom, Supriyanto melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis potensi nanokurkumin pada peningkatan ekspresi enzim SOD dan penurunan caspase-3 pada sel granulosa ovarium tikus yang diinduksi timbal asetat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental melalui uji pada hewan coba (in vivo study) dengan pendekatan “post test only control group design”. Penelitian ini menggunakan 45 ekor tikus betina yang dibagi menjadi 5 kelompok, kelompok kontrol negatif (C-), dimana tikus menerima minyak jagung dan satu jam kemudian menerima air; kelompok kontrol positif (C +) di mana tikus menerima minyak jagung dan satu jam kemudian menerima timbal asetat 40 mg/kg bb/hari; kelompok eksperimen 1 (E1), dimana tikus menerima nanokurkumin 50 mg/ kg bb/hari; kelompok eksperimen 2 (E2), di mana tikus mendapat nanokurkumin 100 mg/kg bb/hari; dan kelompok eksperimen 3 (E3) di mana tikus menerima nanocurcumin 200 mg/kg berat badan/hari. Satu jam setelah pemberian nanokurkumin, kelompok eksperimen 1,2 dan 3 diberikan dengan timbal asetat 40 mg/kg bb/hari. NS perawatan dilakukan setiap hari pada pukul 09.00 WIB untuk 26 hari. Pada hari ke 27 tikus dikorbankan, ovariumnya dibersihkan dari jaringan ikat, dicuci dengan 0,9% NaCl fisiologis dan ditanamkan dalam blok parafin. Selanjutnya, pemeriksaan SOD dan ekspresi enzim caspase-3  dalam sel granulosa dilakukan menggunakan metode imunohistokimia.

Salah satu simpulan penting yang didapatkan pada penelitian ini adalah Nanokurkumin memiliki potensi sebagai antioksidan untuk meningkatkan ekspresi enzim SOD lini pertama dan mengurangi caspase-3 pada ovarium tikus yang diinduksi timbal asetat sel granulosa.

Penulis: Anis Satus Syarifah, Sri Agus Sudjarwo, Hendy Hendarto, Reny I’tishom, Supriyanto

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di: 

Anis Satus Syarifah, Sri Agus Sudjarwo, Hendy Hendarto, Reny I’tishom, Supriyanto. Nanocurcumin Potential Effect of SOD Enzyme and Caspase-3 Expression in Lead Acetate Induced Rats Ovarian Granulosa Cells. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology. https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/14650 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp