Pengembangan Obat Kumur Euphorbia Hirta L

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kompas.com

Penggunaan produk herbal sebagai obat semakin populer, dan semakin banyak penelitian difokuskan pada penggunaan tanaman obat di Indonesia, terutama tanaman obat yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan mulut. Indonesia dikenal memiliki kekayaan akan tanaman obat dan memiliki sejarah panjang dalam memproduksi berbagai produk alami. 

Euphorbia hirta L. (juga dikenal sebagai Patikan Kebo) adalah tanaman obat tradisional yang tersebar luas di Indonesia dan secara tradisional digunakan untuk mengobati  konjungtivitis, penyakit kulit, gastrointestinal, dan pernapasan. Euphorbia hirta L. secara klinis memiliki sifat antibakteri yang baik dengan menghambat pembentukan biofilm, seperti Pseudomonas aeruginosa, Escherichia, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi,  Proteus vulgaris,  Proteus mirabilis, dan  Streptococcus pyogenes. Karena sifat antibakteri yang luas ini, dasar untuk mengembangkan sebagai obat kumur menjadi alasan yang utama. Sehingga penelitian yang saat ini dilakukan untuk menguji karakteristik obat kumur dari Euphorbia hirta L dan sifat anti bakterinya terhadap bakteri rongga mulut dan penyebab karies yaitu Streptococcus mutans

Sebanyak 100 ml obat kumur diproduksi untuk setiap formulasi dengan Euphorbia hirta L. ekstrak sebagai zat aktif. Obat kumur yang dihasilkan mengandung Euphorbia hirta L.terdiri atas tiga konsentrasi berbeda yaitu 0.5%, 1% dan 2%. Berbagai uji karakteristik dilakukan antara lain uji organoleptik, keasaman (pH), berat jenis, viskositas, stabilitas, iritasi, waktu kontak dilakukan pada tiga formulasi obat kumur, dan efek anti-bakteri terhadap Streptococcus mutans. Secara keseluruhan, obat kumur dengan konsentrasi 2%  Euphorbia hirta L. memiliki keasaman yang baik, berat jenis, viskositas, stabilitas tidak menimbulkan iritasi, paling banyak disukai, waktu kontak dan memiliki efek anti-bakteri yang optimal terhadap  Streptococcus mutans.

Hasil tes organoleptik menunjukkan bahwa ketiga formulasi memiliki bau, rasa, dan warna yang dapat diterima dan stabil selama delapan minggu penyimpanan. Karakteristik ini digunakan untuk menentukan preferensi untuk formulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi dengan konsentrasi 2% berwarna coklat tua dan memiliki bau khas oleum  menthae piperitae. Tes keasaman (pH) bertujuan untuk memastikan stabilitas selama penyimpanan dan menghindari iritasi pada pengguna. Jika terlalu asam, bakteri dapat berkembang dengan mudah dan menyebabkan iritasi pada  mukosa oral. Hasil analisis ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pH dari setiap formulasi obat kumur Euphorbia hirta L. Tingkat pH setelah penyimpanan masih stabil antara 4,0 hingga 6,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa obat kumur Euphorbia hirta L memiliki karakteristik yang baik, yang dapat diterima dan memiliki sifat anti bakteri yang baik.

Dengan data penelitian yang dihasilkan saat ini, prospek pengembangan dan penggunaan secara klinis dari obat kumur berbahan Euphorbia hirta L. Sangan menjanjikan. Sehingga pengembangan dan uji klinis perlu dilakukan.

Penulis: Benni Iskandar, Meircurius Dwi Condro Surboyo

Tulisan lengkap kami dapat dilihat di:

Benni Iskandar, Anita Lukman, Sandika Syaputra, Ucy N.H. Al-Abrori, Meircurius D.C. Surboyo and Ching-Kuo Lee. Formulation, characteristics and anti-bacterial effects of Euphorbia hirta L. mouthwash. Journal of Taibah University Medical Sciences 2021. Available at https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1658361221001633

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp