Pengaruh AGE Terhadap Sekresi VEGF Human Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cells

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari Dara.co.id

Peningkatan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus di Indonesia menjadi perhatian khusus bagi prostodontis khususnya terkait dengan kualitas tulang rahang yang menjadi salah satu kunci keberhasilan perawatan dental implant. Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit dengan peningkatan kadar glukosa darah dan salah satu produk protein dari penyakit ini yang dapat mempengaruhi aktifitas sel lain adalah Advance Glycation End Product (AGE). AGE ini juga berpengaruh terhadap keseimbangan aktifitas pembentukan tulang atau osteogenesis. Dalam perawatan dental implant, osseointegrasi merupakan kunci keberhasilan perawatan ini dimana pembentukan tulang baru memegang peranan penting. Dalam pembentukan tulang baru di sekitar dental implant, aktifitas angiogenesis atau pembentukan pembuluh darah sangat diperlukan untuk mendukung proses osseointegrasi. Aktifitas angiogenesis dapat dievaluasi melalui penanda Vascular Endothelial Growth Factors (VEGF).

Penggunaan terapi stem cells dalam perawatan penyakit degeneratif, salah satunya pada diabetes mellitus, sudah mulai marak dikembangkan. Sebagai sumber utama dan gold standard stem cells untuk pembentukan tulang baru adalah stem cells mesenkimal yang berasal dari sum-sum tulang, namun dalam isolasinya membutuhkan prosedur yang relatif invasif, sehingga dikembangkan sumber lain yang minim invasif. Beberapa studi telah mengkonfirmasi aktifitas akselerasi pembentukan tulang yang baik pada stem cells mesenkimal yang berasal dari tali pusat atau dikenal sebagai Human Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cells (hUCMSCs). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh paparan AGE-BSA yang merupakan produk diabetes mellitus pada aktifitas angiogenik hUCMSCs melalui penanda VEGF. 

Studi in vitro berbasis laboratorium dilakukan pada hUCMSCs yang diisolasi dari tali pusat. Sebelum digunakan hasil isolasi ini dilakukan pengujian flowcytometry untuk memastikan bahwa sel hasil isolasi merupakan stem cells turunan mesenkimal. Selanjutnya dilakukan induksi AGE-BSA yang dilarutkan pada medium penumbuh sel. Sebagai kontrol, hUCMSCs dengan medium penumbuh saja tanpa induksi AGE-BSA juga dilakukan. Durasi penelitian dilakukan pada hari ke 3, 6, 9, 12, 14, 17 dan 21. Sekresi VEGF dievaluasi menggunakan metode ELISA pada medium yang telah dikoleksi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan software SPSS versi 20. Rata-rata dan standar deviasi dihitung untuk setiap parameter, dan uji statistik t-test digunakan. 

Dari hasil analisis data menunjukkan peningkatan yang signifikan dari induksi AGE-BSA. Puncak sekresi VEGF akibat induksi AGE-BSA terjadi di awal durasi penelitian, yaitu hari ke 3 kemudian sekresi menurun seiring dengan berjalannya durasi penelitan. Sedangkan pada kelompok kontrol, puncak sekresi terjadi pada hari ke 6. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa AGE-BSA dapat mempengaruhi aktifitas sel melalui percepatan sekresi VEGF.

Penulis:  Bambang Agustono, drg., M.Kes., Sp.Pros(K) CPDI

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

https://jpmi.org.pk/index.php/jpmi/article/view/2660

Tulisan kami dapat disitasi pada berikut ini: Agustono B, Mundiratri k, Kurdi A, Kuntjoro M, Hendrijantini N. The effect of advanced glycation end product of human umbilical cord mesenchymal stem cells on vascular endothelial growth factor. J Postgrad Med Inst 2020; 34(4): 210-15.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp