FPK UNAIR Bekerjasama dengan Peneliti dari Brazil Temukan Habitat Baru Ikan Endemik Jawa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Kompasiana

Pada bulan Mei 2021 tim peneliti dari Universitas Airlangga Surabaya bekerja sama dengan Universidade Federal de Maranhao, Barzil telah menemukan lokasi baru habitat ikan Mangut (Lobocheilos falcifer), ikan air tawar endemik Jawa di Jawa Tengah. Ikan Mangut merupakan spesies yang secara biogeografi tersebar di Sumatra, Kalimantan dan Jawa Barat. Khusus di Jawa Barat pernah tercatat di Sungai Cisadane, Sungai Ciliwung, Sungai Citarum, Waduk Wadaslintang dan Sungai Tuntang, Salatiga, Jawa Tengah. Namun pada penelitian terbaru menunjukkan ikan ini juga tersebar sampai Rawa Pening Kabupaten Semarang dan hulu DAS Bengawan Solo tepatnya di Kabupaten Karanganyar. Apakah ikan Mangut juga tersebar sampai ke perairan di Jawa Timur, sampai saat ini peneliti belum menemukannya sehingga pencarian bisa terus diupayakan.

Ikan Mangut penting untuk dikaji penyebarannya karena diperkirakan di alam jumlah populasinya kurang dari 10.000 ekor berdasarkan IUCN Red List. Menurut informasi masyarakat lokal yang terletak di sepanjang aliran sungai yang telah disebutkan diatas, ikan Mangut adalah jenis yang paling susah ditemukan. Ikan tersebut hanya berada di lokasi berair jernih dan bebas pencemaran. Indikasi bahwa spesies ini tidak tahan pada perubahan lingkungan yang ekstrim sehingga keberadaannya di alam sangat terbatas. Hal yang tidak diingikan dikemudian hari adalah ikan Mangut benar-benar hilang dari habitatnya sebelum semua orang menyadarinya. Seperti pada kasus ikan Leat (Lobocheilos lehat). Ikan tersebut masih satu genus dengan ikan Mangut namun pakar ikan air tawar menduga telah lama punah, karena sejak pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19 di Jawa Barat, ikan belum ditemukan kembali sampai sekarang di wilayah manapun termasuk diluar Jawa.

Beberapa penelitian tentang ikan air tawar di Indonesia yang terkadang terbatas hanya pada satu aliran sungai sehingga membuka kesempatan bagi peneliti lain untuk mengeksplorasi aliran sungai yang berbeda. Tantangan kedepan tidak hanya fokus pada kajian biogeografinya, namun perlu juga dilakukan upaya domestikasi atau penangkaran. Hal ini menuntut para pakar Biologi Ikan untuk melakukan kolaborasi riset. Tujuannya adalah agar ikan Mangut bisa berkembang biak di lingkungan buatan sehingga anakan yang dihasilkan bisa untuk restocking di alam.

Penulis: Veryl Hasan, Departemen Akuakultur FPK UNAIR

Referensi: https://www.ij-aquaticbiology.com/index.php/ijab/article/view/1285/0 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp