Guru Besar FKH Dukung Para Pelaku UMKM di Kenjeran Pasarkan Produk Lewat E-Commerce

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
FOTO bersama tim Pengmas Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga bersama anggota UMKM di Bulak, Kenjeran (25/9/2021). (Foto: Dokumentasi Pribadi

UNAIR NEWS – Pengabdian masyarakat tim dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga berlanjut. Usai sebelumnya memberdayakan para pelaku UMKM di Kenjeran dengan inovasi hasil laut pada Juni lalu, Sabtu (25/9/2021) kemarin tim pengmas yang diketuai Prof. Dr. Wurlina MS., Drh melangsungkan sosialisasi pemanfaatan platform digital sebagai media pemasaran bagi para pelaku UMKM. 

Acara pengmas berlangsung di Bulak, Kenjeran, Surabaya. Sebuah daerah pesisir utara Surabaya yang dekat dengan kawasan wisata Pantai Kenjeran serta Jembatan Suroboyo. Hal itu menjadikan daerah Bulak berpotensi sangat besar bagi pertumbuhan UMKM. 

“Kegiatan ini ditujukan untuk kelompok nelayan serta istri nelayan utamanya. Tujuannya membimbing para UMKM untuk memasarkan produk dengan aplikasi digital. Sehingga mereka mampu bersaing di era society 5.0 ini,” ujarnya. 

Menurut Prof Wurlina, keahlian memanfaatkan media digital saat ini sangat penting. Selain sebagai inovasi untuk bangkit dari Pandemi Covid-19, bila wisata kembali dibuka, maka para pelaku UMKM telah siap dengan era normal baru yang berlaku. 

Sejauh ini, lanjut Prof Wurlina, produk olahan hasil laut telah dipasarkan pada sejumlah e-commerce hingga media sosial. Mulai dari Facebook; Instagram; Whatsapp; Email; Tokopedia; Bukalapak; hingga Blibli. 

“Untuk pemasaran menggunakan aplikasi, sehari sebelumnya bisa pesan. Semuanya bisa dipesan mulai kerang kampak, kerang bambu besar, atau inovasi aneka olahan hasil laut seperti rengginang kerang, pizza kerang, serundeng kerang, sambal kerang, juga dendeng kerang,” terangnya. 

Keteguhan tim pengmas serta para pelaku UMKM membuahkan hasil. Sebelumnya, ungkap Prof Wurlina, para istri nelayan kurang informasi, sehingga inovasi sulit dilakukan. Saat ini, UMKM binaan di Bulak telah banyak berkembang lewat inovasi produk; mendapat izin usaha; bahkan tengah mengajukan Paten dan Merek. 

“Sebelumnya istri nelayan kan ikut UMKM Bunda, sekarang mereka harus bisa mandiri, mengolah secara higienis dan memasarkan sendiri. Agar taraf hidup mereka meningkat dan Kampoeng Olahan Hasil Laut siap jadi ikon Surabaya,” tandasnya. 

Guru Besar FKH UNAIR itu menyebutkan, selain sosialisasi pemanfaatan media digital, edukasi mengenai kebersihan olahan hasil laut serta protokol kesehatan juga diberikan. Ke depan, pihaknya akan terus mendampingi kelompok istri nelayan di daerah Bulak tersebut. 

Sedikitnya, 18 peserta yang terdiri dari nelayan dan istri nelayan hadir. Termasuk tim pengmas yang terdiri dari Dr. Kadek Rachmawati M.Kes., Drh; dr. Niluh Suwasanti, SpPK dari Universitas katolik Widya Mandala; dan dua mahasiswa FKH UNAIR. Seluruh kegiatan terlaksana dengan protokol kesehatan yang ketat. 

“Harapan saya, kelompok istri nelayan harus diberdayakan melalui hasil laut, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga tidak dipandang sebelah mata di masyarakat,” pungkasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp