Mahasiswa UNAIR Borong 3 Juara di Lomba Pena Srikandi FoSSEI Jatim 2021

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tiga Srikandi FEB UNAIR berhasil memborong tiga juara dalam Pena Srikandi FoSSEI Jatim 2021. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Tiga srikandi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) mengukir prestasi di lomba kepenulisan. Dalam ajang kepenulisan cerpen tersebut, FEB UNAIR berhasil memborong tiga juara sekaligus.

Pada Batch 1 Pena Srikandi, Harisa Meidiana berhasil meraih Juara I. Sementara itu pada Batch 2, Malananda Riski Aulia meraih juara I dan Tiara Putri Ristanto meraih juara III.

Harisa Meidiana menuturkan bahwa Pena Srikandi merupakan salah satu sub-acara dalam rangkaian Srikandi Berprestasi. Program kerja tersebut menjadi program kerja bidang kaderisasi Forum Studi Silaturahim Ekonomi Islam (FoSSEI) Jawa Timur. 

Pena Srikandi adalah lomba kepenulisan berupa cerita pendek yang dialami nyata oleh penulis yang harapannya dapat memotivasi pembaca. Diana membangun ide cerpen dengan menulis apa yang pernah dialaminya ketika berada di titik paling bawah dalam hidup.

“Di lomba ini, para srikandi FoSSEI dapat berbagi inspirasi serta motivasi melalui tulisannya yang berupa cerita pendek dengan tema besar Inspiring Srikandi,” jelasnya.

Diana berhasil membuat cerpen berjudul “Allah Maha Baik”. Di dalam cerpen tersebut, dia menceritakan bagaimana keadaan selalu memaksa dirinya untuk selalu kuat tanpa dukungan dari siapapun.

“Tetapi dalam segala kesulitan itu, Allah tidak pernah meninggalkan Saya. Allah ganti tidak keberuntungan saya di hal lain dengan hal-hal yang lain pula,” jelasnya.

Sementara itu, Melananda Riski Aulia menjelaskan pada awalnya dia ingin mencoba hal baru serta mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Setelah mendapatkan informasi lomba Pena Srikandi, Mela tertarik hingga akhirnya mencoba memikirkan ide cerpen yang menarik.

“Di tengah perjalanan saya menulis, saya sempat pesimis sebab waktu submit karya sudah mepet. Selama itu saya bergulat dengan kalimat-kalimat khas cerpen,” jelasnya.

Cerpen “Memeluk Pilu” karya mahasiswa asal Magetan itu terinspirasi dari kisah nyata teman seperjuangannya tentang bagaimana dia berdamai dengan keputusan-keputusan pelik. Bagaimana temannya berdamai dengan peristiwa pilu yang tak terduga menimpanya sewaktu belajar di pesantren.

“Setelah terkirim, Alhamdulillah perasaan saya lega. Bagi saya menulis cerita bukan untuk kemenangan, tetapi menulis cerpen tersebut, saya jadikan sebagai bentuk healing bagi saya,” ungkapnya. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor  :  Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp