Studi Klinis dan Radiologis Pasien dengan Fraktur Basis Kranii setelah Cedera Kepala

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Owlcation

Traumatic Brain Injury (TBI) didefinisikan sebagai perubahan fungsi otak atau patologi di otak yang disebabkan oleh pengaruh eksternal. TBI adalah penyebab paling umum morbiditas dan mortalitas di banyak negara. Angka kejadian TBI di setiap negara memiliki variasinya masing-masing dan diperkirakan setiap tahun terdapat 69 juta orang di seluruh dunia yang mengalami TBI dengan angka kejadian tertinggi di negara-negara Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Di Indonesia, cedera kepala menempati urutan ketiga setelah anggota gerak bagian bawah dan atas yang menempati urutan pertama dan kedua.

Fraktur basis kranii (SBF) merupakan salah satu manifestasi dari TBI yang sebagian besar disebabkan oleh trauma benda tumpul. Terkadang, SBF tidak terdiagnosis karena pemeriksaan computed tomography (CT) yang kurang optimal. Berbeda dengan manifestasi TBI lainnya seperti hematoma subdural, hematoma ekstradural, dan trauma wajah yang sangat berbeda secara klinis dan radiologis. SBF dapat terjadi pada fossa kranii anterior (ACF), fossa kranii tengah (MCF), dan fossa kranii posterior (PCF) berupa fraktur tunggal atau multipel. Pada basis tengkorak terdapat banyak struktur penting termasuk pembuluh darah dan saraf sehingga pada kasus SBF sering dijumpai berbagai komplikasi tergantung pada bagian dan struktur yang rusak.

Untuk memberikan kontribusi dalam bidang ini, sebuah studi klinis dan radiologis dilakukan oleh Oktavian dkk., (2021) dari Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, penelitian yang telah diterbitkan dalam Folia Medica Indonesiana (The Center for Medical Science Community, Faculty Medicine, Universitas Airlangga) ini bertujuan untuk mengkaji penyebab, karakteristik, manifestasi klinis, kebocoran cairan serebrospinal, dan komplikasi pada pasien SBF. Hal ini penting dilakukan karena penyebab dan pola TBI masih begitu beragam di setiap negara, selain itu, di Indonesia pun data yang dimiliki masih sangat terbatas.

Pengambilan data menggunakan rekam medis pasien yang mengalami SBF pada bulan Januari 2014 sampai Juli 2019 yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Diagnosis pasti pasien SBF didasarkan pada hasil pemeriksaan radiologis menggunakan CT scan. Data yang diambil meliputi jenis kelamin, usia, mekanisme trauma, lokasi, manifestasi klinis, dan komplikasi. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah pasien laki-laki dan perempuan. Mekanisme cedera dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kecelakaan lalu lintas (RTA), jatuh dari ketinggian, dan terbentur suatu benda. Perbedaan antara RTA dan terbentur benda adalah bahwa RTA adalah segala bentuk kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor dan terjadi di jalan raya baik sebagai pengemudi maupun penumpang. Pengelompokan usia tersebut berdasarkan pembagian penduduk usia kerja oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa SBF paling sering terjadi akibat TBI berat (60.14%). Sebanyak 77.7% pasien SBF berjenis kelamin laki-laki dan 35.1% dari keseluruhan penderita berusia 15-24 tahun. Penyebab paling sering ialah kecelakaan lalu lintas (86.5%). ACF merupakan bagian basis kranii yang paling sering mengalami fraktur (30.4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat keparahan TBI dengan terjadinya kebocoran CSF dan komplikasi lainnya. Sekitar 33 pasien (22.3%) mengalami komplikasi berupa pneumocephalus dan 9 pasien (6.1%) mengalami meningitis. Komplikasi berupa abses otak dan hidrosefalus masing-masing sebanyak 1 pasien (0.7%).

Pada akhirnya, penelitian ini mengungkapkan bahwa SBF merupakan salah satu manifestasi yang dapat terjadi akibat cedera kepala. Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting karena dapat mempengaruhi prognosis pasien. Penelitian ini juga menunjukkan adanya variasi penyebab, karakteristik, gambaran klinis, gambaran radiologis, dan komplikasi yang terjadi pada cedera kepala dengan fraktur basis kranii.

Penulis: Dr. Asra Al Fauzi, dr., Sp.BS.

Link Jurnal: https://www.researchgate.net/publication/354383149_Clinical_and_Radiological_Study_of_Patients_With_Skull_Base_Fracture_After_Head_Injury

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp