Kolaborasi UNAIR-UNICEF-Dinkes Jatim Berikan Opsi Alternatif Pembiayaan Sarana Sanitasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga selalu berupaya untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama eksternal. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan webinar series yang berkolaborasi dengan UNICEF dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Webinar Series tersebut diadakan untuk mewujudkan SDGs ke-6 yaitu air bersih dan sanitasi layak.

Hariri Abdul Kahar dari Water.org hadir sebagai pemateri dalam Webinar Series 1 tersebut. Water.org merupakan lembaga nirlaba yang bekerja lebih dari 25 tahun yang khusus untuk membantu masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan akses air bersih dan sanitasi

Hariri menuturkan bahwa kredit air minum dan sanitasi bisa menjadi opsi percepatan supply dalam mencapai 100 persen akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat. Hal itu selaras dengan tujuan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang bebas dari BABS (buang air besar sembarangan).

“Kredit mikro menjadi salah satu opsi untuk menyediakan supply agar bisa segera mencapai 100 persen akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat,” lanjutnya.

Berdasarkan data perkembangan Open Defecation Free (Stop BABS) di Jatim, sebanyak 10.969.010 Rumah Tangga (RT) atau setara 94 persen RT di Jatim telah mendapatkan akses sanitasi. Sebanyak 8,5 juta KK sudah memiliki jamban sehat permanen, 1,6 juta KK memiliki jamban sehat semi permanen dan 900 ribu KK memiliki jamban sharing/komunal.

“Namun yang perlu menjadi perhatian bersama adalah bahwa masih ada total sebanyak 684.316 RT yang masih melakukan praktik BABS,” terangnya.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengharapkan kontribusi terbesar untuk pemenuhan akses sanitasi berasal dari masyarakat. Menurut Hariri, yang menjadi permasalahan saat ini adalah masih banyak masyarakat yang pendapatannya relatif rendah.

“Apalagi di masa pandemi, masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses keuangan sebagai pembiayaan untuk membangun sarana sanitasi,” tuturnya.

Water.org ingin mendorong lembaga keuangan untuk bisa membuat suatu skema produk kredit mikro khusus masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian, kredit mikro tersebut bisa digunakan untuk membangun sarana sanitasi.

“Saat ini Water.org sudah bekerja sama dengan beberapa lembaga keuangan, seperti koperasi, BPR dan modal ventura,” lanjutnya.

Water.org menawarkan Kredit Air Minum dan Sanitasi (AMS) kepada masyarakat sebagai pembiayaan untuk penyediaan sarana prasarana sanitasi dan air bersih. Kredit AMS merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan (dapat berupa uang tunai, barang, maupun jasa) kepada masyarakat.

“Jadi, untuk objek pembiayaannya adalah diperuntukkan membangun sarana akses terhadap air minum dan sanitasi,” pungkasnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor  : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp