Cloacal mucus Penyu Lekang Mempunyai Sifat Antibakterial

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by 4muda

Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah yang mempunyai daya tarik tersendiri, bukan hanya bagi para wisatawan namun juga bagi satwa liar dilindungi yang mempunyai habitat di laut yaitu penyu. Hal tersebut terbukti dari keragaman spesies penyu yang bisa ditemukan di Banyuwangi, ada 7 spesies penyu yang tersebar di seluruh dunia, 6 spesies diantaranya bisa ditemukan di lautan Indonesia dan 4 spesies bisa ditemukan di wilayah pesisir Banyuwangi, salah satunya adalah Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea).

Penyu Lekang terdaftar oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai hewan yang terancam punah. Kontaminasi bakteri dan jamur dilaporkan menjadi penyebab berkurangnya presentase penetasan telur penyu. Di beberapa laporan menunjukkan kegagalan penetasan hingga 100% diakibatkan oleh kontaminasi bakteri. Bakteri dapat masuk melalui pori-pori telur penyu dan menghambat proses tumbuhnya tukik dalam telur. Selain itu, kegagalan penetasan telur penyu dapat dikarenakan oleh air pasang laut yang kemudian mengikis pasir dimana didalamnya terdapat telur penyu.

Cloacal mucus yang dihasilkan oleh induk penyu saat bertelur diduga mempunyai sifat antibakterial yang dapat melindungi telur penyu dari kontaminasi bakteri di lingkungan luar. Cairan bening ini terbuat dari glikoprotein yang disekresikan dari kloaka induk penyu dan melapisi telur. Fungsi utama dari cloacal mucus ini belum diketahui secara pasti, namun salah satunya untuk pelumas saat induk penyu bertelur.

Penelitian sebelumnya menunjukkan mucus dari hewan lain contohnya ikan dan amphibi diketahui mempunyai daya antibacterial dan antifungi. Sehingga pada riset kali ini adalah untuk mengidentifikasi apakah cloacal mucus penyu Lekang memiliki sifat antibakterial.

Riset yang kami lakukan bertujuan untuk mengetahui daya antibakterial yang ada dalam cloacal mucus penyu Lekang dengan menggunakan metode difusi cakram. Sampel penelitian berupa cloacal mucus yang ditampung pada saat induk penyu Lekang bertelur. Pengambilan sampel dilakukan se-aseptis mungkin guna mencegah kontaminasi bakteri dari lingkungan luar. Setelah itu sampel diletakkan dalam wadah steril dan dimasukkan dalam cool box dan suhu dijaga supaya tetap di 4OC sampai dilakukan proses selanjutnya.

Bakteri yang akan di uji tantang pada riset ini berasal dari pasir sarang semi alami yang ada pada Pantai Boom Banyuwangi yang dikelola oleh Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF). Pasir dari sarang semi alami diambil kemudian dilakukan isolasi dan identifikasi terhadap 3 bakteri, yaitu Escherichia coli, Salmonella spp., dan Bacillus spp. Bakteri yang berhasil diisolasi kemudian akan digunakan untuk uji tantang terhadap cloacal mucus penyu Lekang.

Uji difusi dilakukan dengan menggunakan metode Kirby-Bauer. Sebanyak 75 µl dari cloacal mucus diletakkan pada kertas cakram dan ditunggu selama 15 menit supaya mucus dapat terserap secara sempurna. Sebelumnya sudah disiapkan media Mueller Hinton Agar (MHA) yang dituang pada cawan Petri. Suspensi bakteri diambil sebanyak 0,2 ml lalu dituang diatas media MHA kemudian diratakan dan ditunggu sampai 20 menit. Kertas cakram yang telah berisi cloacal mucus diletakkan pada permukaan media MHA yang sudah diinokulasi bakteri. Setelah itu dilakukan inkubasi pada inkubator dengan suhu 37OC selama 24 jam. Zona hambat berupa area jernih disekitar kertas cakram yang terbentuk kemudian diukur diameternya menggunakan jangka sorong dalam satuan millimeter (mm).

Hasil riset yang kami lakukan menunjukkan bahwa terdapat daya antibakteri pada cloacal mucus penyu Lekang. Hal tersebut dapat diamati dari terbentuknya zona hambat pada ketiga bakteri yang diuji. Diameter zona hambat yang terbentuk pada bakteri Escherichia coli rata-ratanya 6,53 mm. Diameter zona hambat yang terbentuk pada bakteri Salmonella spp. rata-ratanya 6,55 mm. Diameter zona hambat yang terbentuk pada bakteri Bacillus spp. rata-ratanya 7,82 mm. Cloacal mucus penyu Lekangmempunyai daya antibakteri baik pada bakteri yang bersifat Gram negatif, maupun bakteri Gram positif.

Kesimpulannya penelitian ini menjadi laporan awal yang menunjukkan daya antibakteri yang terkandung dalam cloacal mucus penyu Lekang di Banyuwangi, Indonesia. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan metode yang berbeda untuk mendeteksi kandungan apa saja yang terdapat dalam cloacal mucus penyu Lekang yang bersifat antibakterial. Sifat antibakterial tersebut dapat digunakan untuk pembuatan antibiotik alami yang dapat diterapkan di sarang penetasan penyu agar mencegah kontaminasi mikroorganisme dan peningkatkan presentase penetasan telur penyu.

Pada akhirnya, kami memberikan saran agar kita dapat tetap terus menjaga kelestarian alam supaya presentase penetasan telur penyu tetap optimal serta populasi penyu di alam tetap terjaga dan tidak punah. Selain itu, saran kami untuk tidak memperjualbelikan telur penyu maupun tukik karena predator utama penyu adalah manusia.

Penulis: Ratih Novita Praja, drh., M.Si.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://smujo.id/biodiv/article/view/8968

Ratih Novita Praja, Aditya Yudhana, Wiyanto Haditanojo, Vivi Oktaviana. (2021). Molecular Short Communication: Antimicrobial properties in cloacal fluid of olive ridley sea turtle (Lepidochelys olivacea). BIODIVERSITAS, 22(9): 3671-3676.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp