Parkinsonism yang Dipicu oleh Perdaran Subdural Kronik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari IWCP

Chronic Subdural Hematoma (CSDH) merupakan  salah satu penyakit yang sering ditemukan di bidang bedah saraf terutama pada pasien lanjut usia. Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien setelah mengalami trauma kepala. Biasanya pasien tidak mengingat tentang kejadian yang dialami sebelumnya. CSDH mempunya berbagai gejala, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik) sampai adanya gejala  berupa defisit neurologis, seperti gangguan bicara dan dan gangguan motorik. CSDH dapat menyebabkan terjadinya parkinsonism, namun hal ini jarang terjadi.

Mekanisme yang menjelaskan tentang bagaimana terjadinya  CSDH-induced Parkinsonism sampai saat ini belum diketahui secara jelas.  Beberapa studi menghubungkan dengan akibat adanya efek massa pada basal ganglia atau midbrain yang dapat menurunkan jumlah reseptor dopaminergik. Trauma merupakan faktor penting dalam terjadinya CSDH pada lanjut usia. Usia tua dikaitkan dengan atrofi serebral dan peningkatan kerapuhan vena, faktor predisposisi utama CSDH, bahkan setelah cedera kepala ringan.  Beberapa teori juga menyebutkan bahwa kompresi akibat herniasi pada midbrain juga pernah dijadikan hipotesis terjadinya CSDH-induced Parkinsonism. Sementara gangguan peredaran darah struktur ganglion basal dapat juga dapat disebabkan oleh penekanan pada anterior choroidal artery.

Pada teori kompresi, semua pasien dengan cepat pulih setelah dilakukan evakuasi subdural hematoma dan hilangnya midline shift dari hemisfer otak. Kelangkaan terjadinya CSDH Induced Parkinsonism ini memunculkan hipotesis bahwa bisa juga pasien-pasien ini mungkin juga memiliki kelainan pada area nigrostriatal sebelumnya, sehingga sangat rentan jika terjadi gangguan pada area basal ganglia. Teori tentang sistem limfatik otak juga mungkin berperan dakan kasus ini. Positron emission tomography (PET) dan difusi tensor imaging (DTI) MRI mungkin bermanfaat untuk mengungkap mekanisme di masa depan.

Manifestasi Klinis CSDH Induced Parkinsonism

Gejala yang sering ditemukan pada CSDH adalah adanya kekakuan (rigidity), gangguan gaya berjalan (gait disturbance), dan bradikinesia. Gejala ini ditemukan 75 % pada kasus CSDH. Gejala yang juga sering ditemukan pada CSDH adalah tremor (68,75%) dan facial masking (50%). Gejala lain yang dilaporkan adalah disfasia (18,75%), disartria (18,75%), dan inkontinensia urin (12,5%). Penyebab paling umum dari parkinsonisme adalah penyakit Parkinson idiopatik, sedangkan yang sekunder termasuk paparan obat, infeksi, dan trauma. Parkinson idiopatik terjadi sekitar 14-16% dari semua kasus, terutama pada pasien berusia 40 tahun.

Jarak waktu antara kejadian trauma dan timbulnya gejala berkisar antara 1 minggu hingga 6 bulan. Sedangkan diagnosis CSDH diketahui biasanya paling cepat 1 minggu dan paling  lambat sekitar  5 bulan sejak munculnya gejala. Parkinsonisme Onset Akut atau perburukan dari Parkinsonisme yang sudah ada sebelumnya adalah manifestasi yang jarang pada CSDH, tetapi antara Parkinsonism dan CSDH mempunyai hubungan yang signifikan karena sering terjadi pada  individu lanjut usia.

Tatalaksana CSDH Induced Parkinsonism

Manajemen pada pasien CSDH-induced Parkinsonism berdasarkan studi yang dilakukan Fahmi et al., (2021) melaporkan bahwa pasien dengan CSDH-induced Parkinsonism yang dilakukan pencitraan MRI menunjukkan adanya CSDH bilateral. Dari temuan tersebut kemudian dilakukan operasi kraniotomi burrhole drainase bilateral dan dilanjutkan dengan evaluasi menggunakan CT scan. Hasil evaluasi CT scan pasca operasi menunjukkan ukuran dari hematom berkurang. Parkinson-like symptoms yang sebelumnya muncul pada pasien, menghilang segera setelah dilakukan operasi. Nilai skor Unified Parkinson Disease Rating Scale (UPDRS) pada pasien adalah 24. Setelah 2 minggu dirawat di rumah sakit, pasien dipulangkan tanpa membutuhkan obat Parkinson. Pasien kemudian diikuti selama 2 tahun, dan dilakukan evaluasi menggunakan MRI. Hasil MRI tersebut menunjukkan tidak adanya residual hematoma. Hasil followup pasien selama 5 tahun menunjukkan skor UPDRS masih tetap 24 dan pasien telah mengalami resolusi lengkap dari Parkinson-like symptoms.

Penelusuran literatur yang kami lakukan menghasilkan temuan bahwa hanya 16 artikel ilmiah tentang CSDH-induced Parkinsonism yang ditemukan sejak tahun 1960-an. Evakuasi subdural hematoma kronis dapat memberikan hasil yang baik untuk mengurangi gejala parkinsonisme akibat CSDH. Penegakan diagnosis CSDH lebih awal juga dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi. Untuk skrining parkinsonisme yang dipicu oleh CSDH, kami mengusulkan untuk melakukan CT Scan atau MRI pada setiap pasien dengan parkinsonisme. Penelitian lebih lanjut tetap diperlukan, terutama untuk menggali lebih dalam tentang mekanisme dan prognosisnya.

Penulis: Dr. Achmad Fahmi, dr.,Sp.BS(K),FINPS

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0303846721003553

Fahmi A, Kustono H, Adhistira KS, Subianto H, Utomo B, Turchan A. Chronic Subdural Hematoma-induced Parkinsonism: A Systematic Review. Clinical Neurology and Neurosurgery. 208 (2021) 106826. doi:10.5137/1019-5149.JTN.31961-20.2

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp