Gangguan Berbahasa sebagai Penanda Skizofrenia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Healthline

Bahasa merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan manusia. Dalam bidang psikiatri, bahasa menjadi aspek yang sangat penting karena perannya dalam proses diagnosis dan evaluasi pasien.

Gangguan berbahasa sering terjadi pada pasien dengan skizofrenia. Pada pasien dengan skizofrenia, pembicaraan yang diutarakan seringkali menjadi tidak beraturan dan kacau. Hal ini pada awalnya dikenal sebagai gangguan dalam proses bepikir, namun ternyata pasien sering mengalami gangguan pada berbagai tingkatan bahasa.

Penelitian mengenai penanda untuk skizofrenia telah banyak dilakukan. Banyak peneliti menggunakan darah dan neuroimaging sebagai modalitas dalam penelitian tersebut namun belum didapatkan hasil yang dapat diterapkan dengan baik dalam praktek klinis. Analisis komputasional terhadap bahasa pada skizofrenia muncul sebagai alternatif yang menjanjikan sebagai biomarker pada skizofrenia. Dengan dukungan kemajuan teknologi, analisis komputasional terhadap gangguan berbahasa ini dapat menjadi modalitas untuk membantu melakukan screening, menentukan diagnosis, prognosis, monitoring terhadap kekambuhan, dan respon terhadap terapi.

Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan jiwa kronis dan berat serta memiliki berbagai macam faktor risiko genetik dan neurobiologi. Skizofrenia ditandai oleh sekumpulan gejala yang dikelompokkan menjadi gejala positif, negatif, agresif, kognitif, dan afektif. Diagnosis skizofrenia ditegakkan berdasarkan deskripsi klinis yang merupakan suatu sindrom. Saat ini kriteria diagnostik skizofrenia ditentukan menurut The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi 5 (DSM-5TM) dan International Classification of Disease 10th edition (ICD-10) yang merupakan rujukan dari klasifikasi diagnosis Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (PPDGJ-III).

Bahasa dan Perkembangannya

Bahasa adalah sistem tanda atau kata yang digunakan oleh manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Secara keilmuan, bahasa terbagi dalam beberapa tingkatan yang spesifik. Terdapat enam tingkat kajian dalam studi bahasa yaitu: fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Proses penguasaan bahasa yang dimulai pada masa kanak adalah proses yang sangat penting sekaligus menantang. Seorang anak harus mampu memetakan aliran bunyi yang sampai di telinganya dan mempelajarinya tanpa petunjuk yang jelas. Proses penguasaan bahasa adalah sebuah pencapaian kognitif yang luar biasa dalam kehidupan manusia.

Gangguan Berbahasa sebagai Biomarker Skizofrenia

Biomarker adalah ciri dan penanda yang dapat diukur dan dinilai secara objektif dari sebuah proses normal, proses patologis, ataupun respon farmakologis. Biomarker saat ini bukan lagi hanya dimaknai sebagai unsur tertentu di dalam cairan tubuh manusia atau ukuran dari unsur biologis tertentu.

Bahasa, yang adalah jendela menuju pikiran manusia, merupakan aspek penting dalam melakukan diagnosis dan mengevaluasi perkembangan pada pasien skizofrenia. Penilaian seorang psikiater terhadap isi pikiran pasien skizofrenia dilakukan terutama melalui bahasa, yaitu pada saat wawancara. Karena itu, bahasa adalah sebuah komponen penting dalam skizofrenia yang dapat digunakan sebagai biomarker. Dalam penelitian aspek bahasa sebagai penanda gangguan, de Boer et al. (2020) telah meneliti korelasi antara gangguan berbahasa pada skizofrenia dengan integritas jalur pemrosesan bahasa di white matter menggunakan Praat Script Syllable Nuclei v2, CHIld Language Data Exchange System, dan Diffuse Tensor Imaging. Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa gangguan berbahasa dapat menjadi prediktor yang kuat terhadap integritas jalur pemrosesan bahasa di white matter pada pasien skizofrenia.

Analisis lain yang objektif dan kuantitatif terhadap bahasa dapat dilakukan dengan NLP (Natural Language Processing) melalui semantic space models. Metode yang sering digunakan adalah LSA (Latent Semantic Analysis), yang telah dipakai dalam bidang psikiatri. LSA adalah metode yang merepresentasikan pemaknaan kontekstual dari kata-kata melalui perhitungan statistik, dimana LSA mengambil teks yang dipilah menjadi kumpulan kata-kata sebagai data. Elvevag et al. (2007) adalah yang pertama kali menggunakan LSA pada pasien dengan skizofrenia. Dalam penelitian tersebut, LSA berhasil membedakan pasien skizofrenia dengan orang sehat hanya dengan menggunakan input berupa bahasa lisan dengan tingkat akurasi 82,4%. Hal lain yang turut berkembang adalah nnalisis komputasional yang ternyata dapat dilakukan pada komunikasi nonverbal.

Dalam perkembangan selanjutnya, deteksi adanya gangguan berbahasa sebagai biomarker skizofrenia menjadi bidang yang sangat menjanjikan seiring dengan perkembangan teknologi khususnya analisis komputasional terhadap bahasa manusia.

Penulis: Royke Tony Kalalo, dr, Sp.KJ(K), FISCM

Informasi detail dari studi  ini dapat dilihat di: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/appy.12485

Hartopo, D., & Kalalo, R. T. (2021). Language disorder as a marker for schizophrenia.

Asia-Pacific Psychiatry, e12485. https://doi.org/10.1111/appy.12485

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp