Intensitas Latihan dapat Mempengaruhi Tingkat BDNF di Hippocampus Tikus yang Diinduksi Fruktosa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh anibee.tv

Gaya hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan beberapa dampak buruk; salah satunya adalah obesitas. Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang ditandai dengan penumpukan lemak berlebih dan indeks massa tubuh meningkat. Dalam jangka panjang, obesitas dapat menyebabkan beberapa penyakit dan kondisi patologis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat menurunkan fungsi kognitif. Hal ini karena obesitas dapat menginduksi respon inflamasi yang menyebabkan perubahan metabolisme dan gangguan fungsi kognitif. Peningkatan jaringan adiposa pada obesitas dapat menyebabkan resistensi insulin dan leptin yang pada akhirnya mengganggu fungsi kognitif. Tikus yang dipapar dengan diet kalori tinggi menunjukkan penurunan memori.

Peningkatan prevalensi obesitas dikaitkan dengan diet tinggi kalori dan gaya hidup sedentary. Sekarang ini, konsumsi fruktosa pada masyarakat menjadi lebih sering daripada sebelumnya. Fruktosa dapat ditemukan dalam makanan manis, minuman ringan (misal boba, teh susu) dan minuman lainnya. Fruktosa lebih lipogenik daripada glukosa sehingga konsumsi fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas

Brain Derived Neurotropic Factor (BDNF) merupakan salah satu neurotropin yang memiliki peran penting dalam perkembangan, kelangsungan hidup, dan plastisitas sistem saraf perifer dan pusat. BDNF juga mempengaruhi fungsi kognitif. Kadar BDNF meningkat dengan latihan fisik dan pembatasan diet. Penelitian tentang pengaruh intensitas latihan terhadap kadar BNDF pada hipokampus mencit yang diinduksi fruktosa belum pernah dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh perbedaan intensitas latihan terhadap kadar BDNF pada hipokampus mencit yang diinduksi fruktosa. Sebanyak 32 ekor mencit dan diinduksi dengan larutan fruktosa 270 gram selama 9 hari personde kemudian dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol yang merupakan CON dan kelompok perlakuan berupa latihan renang intensitas rendah (LIE), intensitas sedang (MIE), dan intensitas tinggi (HIE). Renang dilakukan 3 kali seminggu dengan durasi 70% waktu maksimal selama 4 minggu. Pemeriksaan BDNF dilakukan dengan ELISA dari serum yang diambil 24 jam pasca intervensi terakhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berat badan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian larutan fruktosa selama 9 hari (p=0,000). Kadar BDNF terendah setelah perlakuan adalah kelompok CON dan kadar BDNF tertinggi adalah kelompok MI. Tidak ada perbedaan bermakna kadar BDNF antar kelompok setelah perlakuan (p=0,378), namun ada kecenderungan kadar BDNF meningkat dengan intensitas latihan.

Dari hasil penelitian bisa disimpulkan dengan pemaparan fruktosa pada mecit selama Sembilan hari telah meningkatkan berat badan mencit. Hal ini disebabkan oleh metabolisme fruktosa berbeda dengan metabolisme glukosa. Oleh karena itu, konsumsi fruktosa konsentrasi tinggi dapat meningkatkan laju pembentukan lemak baru di dalam tubuh sehingga menyebabkan obesitas. Konsumsi fruktosa tinggi juga dapat menurunkan kadar BDNF karena meningkatkan proses metilasi DNA sehingga menekan transkripsi gen BDNF. Penghapusan gen BDNF di hipotalamus paraventrikular menyebabkan hiperfagia, gangguan termogenesis dan obesitas berat. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa diet tinggi fruktosa dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan lipogenesis de novo serta penurunan kadar BDNF yang selanjutnya menyebabkan lebih banyak penambahan berat badan.

Mencit yang dilatih (LIE, MIE, dan HIE) memiliki kadar BDNF yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (CON), meskipun tidak signifikan. Perbedaan yang tidak signifikan mungkin disebabkan induksi fruktosa yang kurang lama. Peningkatan kadar BDNF akibat olahraga karena meningkatkan kadar FNDC5 di otot rangka dan hipokampus. Hal ini akan menyebabkan peningkatan ekspresi gen BDNF. Tetapi dari ketiga intensitas, intensitas moderat yang mempunyai kadar BDNF lebih tinggi.

Penulis: Dr. Purwo Sri Rejeki, dr., M.Kes

Informasi detail bisa didapatkan pada hasil riset kami di link:  https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/15864  

Misbakhul Munir, Muhammad Miftahussurur, Adi Pranoto,  Rejeki, Purwo Sri Rejeki, Exercise Intensity May affect Bdnf Level in the Hippocampus of Fructose-Induced Mice. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology . Vol. 15 Issue 3, p3636-3642. 7p. DOI: https://doi.org/10.37506/ijfmt.v15i3.15864

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp