Adakah Perbedaan Efek Insulin Antara Pria dan Wanita dengan Diabetes?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh KlikDokter

Masyarakat dengan penyakit diabetes semakin lama kian meningkat, sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencatatkan 1/3 total klaim dialokasikan untuk penyakit tersebut. Salah satu komponen termahal pada pengobatan penyakit diabetes adalah suntikan insulin. Tujuan terapi insulin ini salah satunya dengan penurunan kadar gula darah. Namun, pada kenyataanya dibeberapa studi lain hanya sedikit pasien mencapai target terapi yang diinginkan.

Pemberian obat ini juga memiliki tantangan tertentu, oleh karena hasilnya akan tergantung dengan kepekaan tubuh terhadap insulin. Kepekaan tersebut dipengaruhi oleh faktor biologis misalnya: hormon dan lemak. Tidak hanya komponen lemak dan hormon, tetapi juga peluang munculnya komplikasi yang disebabkan ganguan metabolisme diabetes antara pasien pria dan wanita terdapat perbedaan. Uraian tersebut menimbulkan pertanyaan pada para peneliti didunia, terkait adakah perbedaan yang mungkin ditimbulkan pada terapi diabetes yang diterima. Hal inilah yang mendasari studi tentang perbedaan capaian kadar gula darah antara pria dan wanita dilaksanakan oleh tim peneliti fakultas farmasi, kedokteran dan bekerjasama dengan peneliti luar negeri.

Studi dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga dengan melakukan pengamatan terhadap kadar gula darah selama beberapa bulan. Kelompok pasien diabetes yang berpartisipasi memiliki jenis insulin yang sama, yakni kombinasi insulin kerja cepat dan panjang. Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan setelah makan dilakukan pada bulan pertama dan bulan ketiga. Penilaian kadar gula darah dilakukan oleh tim peneliti berdasarkan dengan acuan internasional yang dilayangkan oleh American Diabetes Association (ADA). Selanjutnya dilakukan analisis perbedaan hasil antara pria dan wanita.

Total 64 data pasien berhasil diolah oleh peneliti. Karakteristik awal pasien pria dan wanita tidak memiliki pebedaan dari sisi usia, kombinasi yang digunakan, penyakit penyerta lain dan komplikasi. Hal ini menunjukkan tidak adanya kriteria yang timpang antar kelompok, sehingga pengamatan lebih mudah untuk dilakukan. Setelah diikuti dalam kurun waktu tiga bulan, didapatkan kadar gula darah puasa yang tidak berbeda antara dua kelompok. Akan tetapi berbeda pada pemeriksaan kadar gula darah setelah makan, kelompok wanita memiliki kadar gula darah lebih terjaga pada akhir waktu pengamatan dibandingkan kelompok pria. Wanita memiliki capaian gula darah lebih baik dibandingkan pria.

Dari penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perbedaan ini, dimungkinkan oleh karena keterlibatan berbagai faktor. Distribusi lemak pria yang lebih cenderung tertumpuk pada bagian dalam tubuh yang disebut visceral adipose menimbulkan kepekaan terhadap insulin berkurang. Penumpukan lemak pada bagian ini juga merupakan faktor pencetus timbulnya penyakit yang berkaitan dengan sindroma metabolik. Sedangkan pada jenis kelamin wanita distribusi lemak cenderung tertumpuk pada area bawah kulit atau subcutaneous adipose. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah pebedaan hormonal. Adanya komposisi hormon adinopectin dan estrogen yang lebih tinggi pada wanita, menyebabkan ketidakpekaan terhadap insulin rendah. Selain itu faktor psikososial yang mungkin juga pengaruh pada hasil, seperti: rasa kepercayaan pada pengobatan, dan kepatuhan penggunaan obat. Semua hal tersebut mempengaruhi perbedaan hasil insulin antara pria dan wanita dengan diabetes.

Studi yang dilakukan memiliki keterbatasan terkait jumlah pasien yang minimal, dosis insulin tidak dicantumkan dan tidak adanya variabel metabolisme lain secara terperinci, menjadikan studi lain yang lebih besar dapat dilakukan dengan catatan tersebut. Studi ini menunjukkan perbedaan hasil antara jenis kelamin pria dan wanita yang mendapatkan terapi insulin pada pasien diabetes di lokasi Asia Tenggara. Analisa studi ini menyimpulkan wanita memiliki capaian lebih baik, namun oleh karena sifat penelitian yang masih pendahuluan, banyak penelitian lain dapat dikembangkan dari topik yang diangkat studi ini.

Penulis: apt. Dinda Monika Nusantara Ratri, S.Farm., M.Farm.Klin.

Link Artikel Jurnal :https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0463/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp