FPK UNAIR Bantu UMKM Sukolilo Tingkatkan Kualitas Produk Ikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyerahan sejumlah bantuan untuk UMKM di Sukolilo dalam kegiatan pengabdian masyarakat FPK, Kamis (19/8/2021). (Foto: Tim FPK)
Penyerahan sejumlah bantuan untuk UMKM di Sukolilo dalam kegiatan pengabdian masyarakat FPK, Kamis (19/8/2021). (Foto: Tim FPK)

UNAIR NEWS – Ikan bandeng dikenal sebagai ikan air tawar yang mengandung protein cukup tinggi, tekstur daging lembut, dan rasanya yang gurih berpotensi dapat mendongkrak perekonomian masyarakat. Tetapi, kualitas ikan bandeng dapat menurun karena kadar air yang cukup tinggi. Hal itu berakibat kualitas ikan bandeng mudah rusak karena adanya aktivitas mikroorganisme. Melalui pengabdian masyarakat, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK UNAIR) memberikan pelatihan pengemasan pada Kamis (19/8/2021) di UMKM pengolah bandeng presto dan otak di Keputih Tegal, Sukolilo, Surabaya.

Ketua Pengabdian Masyarakat Dr. Eng Patmawati, S.Pi., M.Si menyatakan, bandeng presto yang dihasilkan UMKM di sana tidak menggunakan pengawet sehingga produk hanya dapat bertahan sekitar 2 hari dalam suhu kamar, lalu 1 minggu dalam kulkas. Penyebab pendeknya masa simpan produk adalah tingginya kandungan air di dalam bandeng. Bukan hanya itu, bandeng presto yang tidak dikemas dapat mengalami penurunan mutu.

“Tingginya kandungan air pada produk dapat diatasi dengan menerapkan sistem pengemasan vakum sehingga kualitas bandeng presto yang dihasilkan dapat optimal,” tutur dosen teknologi hasil perikanan itu.

“Pengemasan vakum merupakan metode pengemasan sebelum di sealing/press menghilangkan udara atau oksigen dalam kemasan sehingga umur simpan produk akan lebih tahan lama,” tambahnya.

Dalam pengmas tersebut tim melakukan upaya dalam peningkatan masa simpan dan daya tarik produk dengan melakukan pendampingan proses pengemasan vakum, mendesain, dan membuat kemasan yang menarik. Diharapkan hal itu dapat meningkatkan nilai jual produk bandeng. Bukan hanya itu, tim juga merancang manajerial dan proses penjualan melalui online sehingga dapat meningkatkan produksi dan penjualan produk UMKM.

Tim juga mengadakan seminar pelatihan secara personal untuk transfer informasi dan keahlian. Selanjutnya, dilakukan pendampingan aktivitas sehingga mitra bisa lihai dalam melakukan kegiatan bisnis dan usaha. Evaluasi turut dilakukan berupa monitoring proses produksi dan penjualan.

Karena usaha yang dijalankan skala rumah tangga, peralatan produksi bandeng presto dan otak-otak masih sangat sederhana dan tradisional. Tim pengmas memberikan sebuah alat vakum sealer untuk memfasilitasi pengemasan produk.

“Pengemasan produk terbagi menjadi dua, pengemasan primer (memakai plastik HDPE) dan sekunder (dengan mencetak kardus kemasan sebanyak 1000 buah untuk meningkatkan estetik dan nilai jual produk),” ujarnya.

Dr. Patma beserta tim berharap pengmas ini dapat memperluas penjualan olahan hasil bandeng UMKM bisa lebih luas.

Penulis: Dimar Herfano

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp