Alumnus K3 Vokasi Bagikan Kiat Cegah Risiko Kecelakaan dari Bahan Kimia Berbahaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KEGIATAN Kuliah Alumni Vol 2 yang diselenggarakan oleh Hima Prodi K3 UNAIR pada Sabtu pagi, (21/8/2021) melalui Zoom Meeting. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Vokasi (FV) UNAIR menggelar Kuliah Alumni Vol 2. Materi yang diangkat kali ini cukup menarik, yakni mengenai Pengendalian dan Penanganan Bahan Kimia Berbahaya Guna Menghindari Risiko Kecelakaan Kerja di Industri. Acara dihelat pada Sabtu pagi, (21/8/2021) melalui Zoom Meeting. 

Dalam kegiatan itu, Alumnus D3 K3 Wiwit Dwi Cahyono, A.Md. Hiperkes dan KK berkesempatan menjadi pemateri. Wiwit, sapaannya memaparkan bahwa penggunaan bahan kimia yang termasuk dalam kategori berbahaya masih tinggi. Terutama dalam bidang industri kerja. 

“Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara kita mengurangi risiko kecelakaan yang ada. Itu tugas kita sebagai praktisi K3,” ujarnya. 

Menurut Wiwit, besarnya dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) harus menjadi perhatian serius. Jika salah bertindak, bahan kimia dapat sangat merugikan. 

Salah satu yang menggemparkan adalah kejadian ledakan hebat di Lebanon pada 2020 silam. Peristiwa itu terjadi lantaran proses penyimpanan B3 yang kurang tepat. 

Di Indonesia sendiri, sambung Wiwit, penyimpanan B3 belum diatur secara spesifik. Para akademisi dan peneliti hingga kini juga terus mencari solusi agar bahan kimia lebih ramah terhadap lingkungan, manusia, dan industri. 

Lalu bagaimana cara mengendalikan potensi bahaya dari B3? Wiwit mengatakan, pertama-tama, bahan kimia harus diidentifikasi bentuknya terlebih dahulu. Apakah berwujud uap, cair, atau padat. 

Selanjutnya, tambah dia, cari tahu juga rute masuk B3 ke tubuh. Apakah melalui kulit, tertelan, terhirup, atau yang lainnya. “Pertama adalah kita ketahui dulu sifatnya seperti apa. Ini karena perlakukan untuk setiap bahan kimia berbeda-beda,” terang Wiwit. 

Di sisi lain, jika paparan telah terjadi, kuantitas dan durasi paparan perlu diidentifikasi. Menurut Wiwit, jika paparan terjadi dalam jumlah yang kecil dan sebentar. Kemungkinan potensi kecelakaan kerja kecil. 

Mengenai tips mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat B3, menurut Wiwit dapat dilakukan dengan menyimpan B3 dengan aman, baik, ban benar. Membuat jarak antara B3 dengan pekerja. Menggunakan APD serta hygiene perorangan.

Selain itu, dapat juga dengan mengganti B3 dengan yang lebih aman. “Misalnya kita ganti dari yang sebelumnya oil based, menjadi water based agar lebih aman bagi tanah,”

Menurut Dekan Fakultas Vokasi Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh. kegiatan kuliah tamu semacam ini adalah bagian yang sangat penting dari pendidikan vokasi. Mahasiswa mendapatkan kompetensi tambahan yang sangat berharga tidak hanya dari kelas. Sehingga akan lebih mudah diterima dunia industri. 

Untuk itu, Prof Anwar selalu mengingatkan KPS dan Kaprodi di Fakultas Vokasi untuk terus menyelenggarakan kegiatan pengembangan kompetensi bagi mahasiswa. “Harapannya tentu kita dapat mencetak alumni yang siap kerja, bukan alumni yang siap mencari kerja,” tekannya. (*)

Penulis : Erika Eight Novanty

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp