Diet Ketogenik Dapat Meningkatkan Lemak Baik tetapi Tidak Berefek pada Lemak Jahat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh thepatriots.asia

Dewasa ini, kegemukan (obesitas) merupakan salah satu masalah serius di dunia. Prevalensinya meningkat setiap tahun termasuk di Indonesia.  Diet ketogenik merupakan salah satu diet dengan makanan yang tinggi lemak dan protein, tetapi sangat rendah karbohidrat. Diet ketogenik pada awalnya hanya menjadi terapi nonfarmakologis bagi penderita epilepsi, namun kini banyak digunakan sebagai terapi bagi pasien diabetes mellitus, kanker dan bahkan konsumsi diet ini malah mengarah sebagai gaya hidup.

Tingginya proporsi lemak dalam diet ketogenik menimbulkan polemik, terutama kekhawatiran peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Lemak yang tinggi diduga akan memicu dislipidemia sebagai cikal bakal kekakuan pembuluh darah (aterosklerosis). Diet ketogenik menyebabkan proses fisiologis ketosis sehingga mengubah arah sumber energi yang semula berasal dari karbohidrat akan menuju penggunaan keton (hasil metabolism lemak). Pada banyak diet ketogenik yang digunakan sebagai terapi, terjadi peningkatan lemak baik/high density lipoprotein (HDL), dan penurunan lemak jahat low density lipoprotein (LDL) darah. Kadar HDL yang tinggi dan kadar LDL yang rendah mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular. Namun, proporsi sumber energi dalam diet ini yang mempengaruhi kadar HDL dan LDL dalam darah belum terungkap secara jelas.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh diet tinggi lemak pada HDL, LDL dan rasio HDL/LDL pada mencit (Mus musculus) Sebanyak 30 mencit jantan, usia 2-3 bulan, 15-25 gram dikelompokan menjadi lima kelompok diet. K1 (12% lemak, 20% protein, 62% karbohidrat), K2 (30% lemak, 60% protein), K3 (45% lemak, 45% protein), K4 (60% lemak, 30% protein) dan K5(75% lemak, 15% protein) selama empat minggu. Pemberian pakan dan air secukupnya. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran kadar HDL dan LDL serum. Serum HDL pada K1 (62,50±9.94) mg/dL, K2 (78,40±18,76) mg/dL, K3 (79,00±3,81) mg/dL, K4 (80,00±2,16) mg/dL, and K5 (83,50±5,62) mg/dL dengan p<0,05 pada K1, K2 terhadap K3, K4 dan K5. Serum LDL pada K1 (21,67± 4,80) mg/dL, K2 (23,00±12,70) mg/dL, K3 (18,40±4,34) mg/dL, K4 (24,00 ±1,83) mg/dL and K5 (22,00 ± 4,08) mg/dL dengan p>0,05. Rasio HDl/LDL K1 (3,01±0,91), K2 (4,10±1,86), K3 (4,53±1,5), K4 (3,35±0,34), dengan K5 (3,96 ± 1,25) dengan p>0,05

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lemak (diet ketogenik) tidak mempunyai efek terhadap kadar LDL tetapi dapat meningkatkan HDL pada K3-K5. Pada diet ketogenik, tubuh akan berada dalam keadaan ketosis (keton darah tinggi). Kadar  glukosa dan insulin rendah, akan mengakibatkan reaksi enzimatis sehingga terjadi lipolisis VLDL untuk membentuk HDL-C matang.

Penulis: Dr. Purwo Sri Rejeki, dr., M.Kes

Informasi detail bisa didapatkan pada hasil riset kami di link : https://e-journal.unair.ac.id/FMI/article/view/16123/15134

Iqbal Laksana, Purwo Sri Rejeki, Lilik Herawati, Mohammad Anam Al Arif, Indrayuni Lukitra Wardhani, High-Fat Diet Increases Serum HDL, But Not For LDL and HDL/LDL Ratio in Mice . Folia Medica Indonesiana, 2021; 57 (2):117-120. doi: 10.20473/fmi.v57i2.16123

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp