Potensi Kulit Buah Mundar sebagai Antikanker Hati dan Payudara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Cendana News

Tumbuhan genus Garcinia dari suku Clusiaceae adalah tersebar luas di seluruh daerah tropis dan subtropisdaerah. Spesies dari genus Garcinia memiliki lama digunakan sebagai obat tradisional di banyaknegara, dan mengandung banyak senyawa kimia dengan banyak aktivitas biologis, termasuk antikanker aktivitas. Spesies dari genus Garcinia diketahui mengandung banyak senyawa seperti flavanoid, benzofenon, lanostane, xanthon dan terpenoid, yang menunjukkan aktivitas antikanker. Beberapa di antaranya senyawa misalnya 7-epiclusianone, adalah kelompok benzofenon yang diisolasi dari Garcinia brasiliensis. Wallichinanes A-E, yang merupakan sekelompok lanostanes yang diisolasi dari Garcinia wallichii Choisy, nujiangexathone A, yang merupakan kelompok xanthone yang diisolasi dari Garcinia nujiangensi. Beberapa penelitian awal tentang aktivitas antikanker telah telah dilakukan pada beberapa spesies Garcinia.

Banyak tanaman dari genus Gracinia memiliki efek sitotoksik. Untuk contoh, akar Garcinia cowa, kulit batang Garcinia ovalifolia dan Garcinia cylindrocarpa, daun Garcinia nijuangensis , buah Garcinia wallichii , perikarp Garcinia mangostana, Garcinia brasiliensis dan Garcinia dulcis, daging buah  dan biji Garcinia dulcis juga  mengandung senyawa aktif yang bersifat apoptosis pada  sel kanker hati HepG27. Pericarpium  Garcinia mangostana memiliki efek sitotoksik pada  sel kanker nasofaring CNE1, CNE2, SUNE1 dan HONE1; sel kanker paru-paru A549 dan GLC82; MCF-7 sel kanker payudara; dan sel kanker hati Bel-7402 dan garis sel kanker hati Hep-G27.

Garcinia forbesii merupakan salah satu spesies yang banyak dijumpai tersebar di pulau Kalimantan (Indonesia) dan bagian dari Malaysia16. Di Banjar, Kalimantan Selatan, Tanaman ini dikenal dengan nama lokalnya Mundar. Hasil isolasi  kandungan kimia ekstrak tumbuhan ini  ditemukan senyawa xanthone, 1,3,7-trihydroxy-2- (3-methylbut 2-enyl) -xanthone dan forbexanthone. Studi lain telah mengisolasi rubraxanthone dari kulit batang tanaman ini yang memiliki efek antibakteri . Sehingga berdasarkan pendekatan taksonomi , maka tanaman mundar potensial untuk dikembangkan menjadi bahan obat untuk antikanker. Tujuan penelitian ini menganalisis kandungan fitokimia dan menguji efek sitotoksik ekstrak pericarpium ( kulit buah )  Garcinia forbesii King terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan hati HepG2 sel kanker.

Metode penelitian adalah pertama melakukan analisis kandungan fitokimia dari  menggunakan KLT dan aktivitas sitotoksik diuji menggunakan metode uji MTT. Hasil penelitian adalah sebagai berikut , uji  skrining fitokimia ekstrak pericarpium ( kulit buah )  Garcinia forbesii King menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid dan polifenol. Dan hasil uji aktivitas sitotoksik dari ekstrak n-heksana, DCM ( diklorometana)  dan etil asetat pada sel MCF-7 ditunjukkan dengan IC50 103.605±2.3410 g/mL, 397.609±28.0534 g/mL dan 1.518.301±68.6379 g/mL, sedangkan HepG2 adalah 79.798±1.2261 g/mL, 83.230±4.2557 g/mL dan 671.875±94.3338 g/ mL masing-masing.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah  ekstrak n-heksana, DCM dan etil asetat dari kulit buah Garcinia forbesii Raja memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker MCF-7 dan HepG2, sehingga  berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Saran tentunya diperlukan tahapan isolasi senyawa aktif dari ekstrak heksan yang berkhasiat sebagai antikanker.

Penulis : Sukardiman, Hadi Poerwono dan Joharman

Link artikel : https://www.phcogj.com/sites/default/files/PharmacognJ-13-1-226.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp