Ergosterol sebagai Kandungan Aktif Antikanker pada Jamur Dewa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Ngopi Santai

Bahan alam dapat digunakan dalam pengembangan pengobatan antikanker untuk penanganannya. Hal ini dikarenakan pengobatan kanker melalui proses kemoterapi, pembedahan, radiaoterapi belum bisa menanggulangi secara efektif terhadap penyakit tersebut. Kegagalan pengobatan disebabkan karena rendahnya selektivitas dalam pengobatan kanker, misalnya pada pengobatan kemoterapi atau radioterapi, sel normal juga mengalami kematian. Strategi pengobatan kanker yang tepat adalah penggunaan bahan alam dengan target molekuler yang spesifik. Bahan alam umumnya mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan kanker melalui mekanisme cell cycle arrest, induksi apoptosis, ataupun menghambat ekspresi protein yang berperan dalam Multi Drug Resistance.

Jamur dewa adalah salah satu tumbuhan tingkat rendah yang merupakan pangan fungsional dan berpotensi sebagai antikanker baik secara in vitro maupun in vivo. Berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap ekstraksi bertingkat dari beberapa pelarut, yaitu n-heksan, diklorometana, kloroform, etilasetat, butanol, metanol, dan air. Terpenoid teridentifikasi pada ekstrak heksan, diklorometana, kloroform, dan etil asetat.   Uji aktivitas dari ekstrak heksan, diklorometan, kloroform, etil asetat, dan butanol terhadap sel kanker MCF-7 diperoleh hasil IC50  sebesar 24,72 µg/mL; 22,70 µg/mL; 21,56 µg/mL; 23,49 µg/mL; dan 50,08 µg/mL yang termasuk dalam kategori strong cytotoxicity, sedangkan ekstrak etanol dan air tidak aktif. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap masing-masing ekstrak terkait senyawa aktif yang terkandung didalamnya dan mekanisme kerja terhadap sel MCF-7. Pengujian aktivitas antikanker sel MCF-7 dengan mengunakan metode MTT

Tujuan pertama dari penelitian ini mendapatkan aktivitas antikanker ekstrak n-heksan, ekstrak diklorometan, ekstrak etil asetat, ekstrak etanol 70%, fraksi ekstrak n-heksan, subfraksi dari fraksi ekstrak n-heksan, isolatnya. Tujuan kedua mendapatkan elusidasi struktur dari isolat aktif. Tujuan ketiga mendapatkan mekanisme kerja isolat secara induksi apoptosis. Penelitian ini penting dilakukan karena senyawa-senyawa yang terkandung dalam Jamur dewa terhadap aktivitas antikanker sel MCF-7 dan mekanisme kerja pada induksi apoptosis belum ada yang melaporkan.

Penelitian ini dilakukan 3 tahapan, yaitu tahap I isolasi senyawa aktif dari Jamur dewa dengan pendekatan metode Biossay Guided Isolation, tahap II identifikasi senyawa aktif dengan metode KLT, 1H-NMR, 13C-NMR, dan MS spektrofotometri, tahap III uji mekanisme kerja induksi apoptosis.

Hasil aktivitas antikanker sel MCF-7 IC50 ekstrak n-heksan  15.09 µg/mL, ekstrak diklorometana 17,42 µg/mL, ekstrak etil asetat 10,91 µg/mL, dan ekstrak etanol 675, 12 µg/mL,  fraksi ekstrak n-heksan 1 (FH1) 28.62 µg/ml, fraksi ekstrak n-heksan 2 (FH2) 18,31 µg/mL, dan fraksi ekstrak n-heksan 3 (FH3) 13,35 µg/mL, subfraksi dari fraksi ekstrak n-heksan 1 (SFH3.1) 19.21 µg/mL, dan  subfraksi dari fraksi ekstrak n-heksan 2 (SFH3.2) 19,72 µg/mL, dan isolat (SFH3.1.2) 43,12 µg/mL.  Hasil SFH3.1.2 pada penelitian ini diperoleh senyawa berbentuk serbuk putih. Hasil spektrum UV pada SFH3.1.2 memperlihatkan serapan pada maks 262, 271, 282, dan 293 nm, yang memiliki nilai serapan yang sama dengan  ergosterol pustaka (262, 271, 282, dan 293 nm). Berdasarkan spektrum 1H-NMR, (i) terdapat sinyal proton alifatik yang tumpang tindih pada daerah 0,50-2,50 bpj yang menandakan ciri khas terpenoid, (ii) terdapat enam sinyal metil pada geseran δ 0,93 (3H, s, H-18); 0,62 (3H, s, H-19); 1,03 (3H, d, J=6,5 Hz, H-21); 0,92 (3H, d, J=6,5Hz, H-28); 0,84 (3H, d, J=6,6 Hz, H-26); 0,82 (3H, d, J=6,6 Hz, H-27) bpj, (iii) terdapat sinyal khas pada geseran kimia  3,62 bpj yang muncul sebagai multiplet menjadi ciri khas dari adanya OH yang terikat pada posisi C-3, (iv) terdapat sinyal khas pada geseran kimia 5,38-5,57 bpj yang muncul sebagai multiplet menunjukkan adanya ikatan rangkap. Profil spektrum tersebut sesuai dengan penelusuran pustaka dari ergosterol. Berdasarkan spektrum 13C-NMR, (i) terdapat 28 sinyal karbon, (ii) satu sinyal karbon teroksigenasi pada 70,5 bpj yang berkorelasi dengan sinyal khas multiplet pada geseran kimia 3,62 bpj (1H-NMR) yang juga menunjukkan adanya OH yang terikat pada karbon yang teroksigenasi, (iii) terdapat geseran kimia pada 116,4 – 141,5 bpj yang menandakan adanya ikatan rangkap pada posisi C-6 dan C-7, C-21 dan C-22.  Dari data 1H-NMR  dan 13C-NMR, diketahui senyawa SFH3.1.2 merupakan struktur ergosterol dengan 28 atom karbon, 44 atom proton, dan 1 atom O, yang sesuai dengan data spektrofotometer massa yang  menunjukkan hasil m/z 397, 23 [M+-H] yang konsisten dengan  rumus molekul C28H44O.

Senyawa ergosterol pada IC50 108,55µM mampu meningkatkan induksi apoptosis sel kanker MCF-7 dengan peningkatan early apoptosis 30,4%, late apoptosis 16,4 %, dan penurunan nekrosis 7,4%. Peningkatan ini berkorelasi dengan akumulasi sel pada siklus sel fase G2/M pada 9,9%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat senyawa aktif  hasil isolasi ekstrak n-heksan berupa senyawa golongan terpenoid  yaitu ergosterol. Senyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel kanker MCF-7 dengan mekanisme induksi apoptosis dan menghambat siklus sel pada fase G2/M. Saran yang dapat diberikan bahwa (i) senyawa ergosterol memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai senyawa marker dari ekstrak n-heksan atau fraksinya dari jaur dewa. Dalam hal ini untuk pengembangan fitofarmaka dari ekstrak etanol 96% jamur dewa atau fraksinya, (ii) perlunya ditelusuri lebih lanjut untuk ergosterol dengan mekanisme kerja terkait mekanisme kerja molekulernya, (iii) perlunya ditelusuri lebih lanjut tentang penemuan senyawa aktif antikanker lainnya dari jamur dewa, yang terdapat pada ekstrak maupun fraksinya, (iv) Perlu dilakukan pengujian isomer ergosterol terkait isomer ruang/ adanya ikatan rangkap dan isomer optis/ adanya atom C kiral.

Penulis: Sukardiman, Aty Widyawaruyanti , Sentot Joko Raharjo dan Misgiati

Link: http://www.phcogj.com/sites/default/files/PharmacognJ-13-2-418.pdf.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp