Pengaruh Pemberian Dextromethorphan Intratekal terhadap Model Eksperimental dari Nyeri Neuropatik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh vascularhealthclinics.org

Insiden terjadinya nyeri kronik cukup besar di Amerika, sekitar 75 – 80 juta penduduk mengalami keluhan nyeri kronik. Dan diperkirakan ada 600.000 penderita nyeri kronik yang baru setiap tahunnya, meskipun penderita nyeri neuropatik ini adalah 1% dibandingkan dengan nyeri punggung bawah, sedangkan nyeri punggung bawah sendiri dialami oleh 15% penduduk.

Nyeri seperti didefinisikan oleh International Association for Study of Pain (IASP), adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.

Nyeri setelah terjadinya cedera pada sistem saraf (nyeri neuropatik) merupakan kondisi nyeri yang sangat berat dan sulit untuk diterapi. Mekanisme perifer dan mekanisme sentral terjadi pada kondisi nyeri neuropatik seperti ini.

Reseptor Glukokortikoid dan Nyeri Neuropatik

Reseptor glukokortikoid perifer memiliki peranan yang sangat penting pada efek anti inflamasi dari glukokortikoid, yang dimediasi terutama melalui interaksi antara reseptor glukokortikoid dan elemen intraseluler seperti activating protein-1 yang berada di tempat jaringan yang terjadi inflamasi, selain itu reseptor glukokortikoid juga dapat ditemukan di dorsal horn medula spinalis. Aktifasi reseptor glukokortikoid pada jalur sentral berhubungan dengan adanya cedera saraf perifer.

Pada kenyataannya level reseptor glukokortikoid meningkat di hipokampus setelah cedera otak fokal dan meningkat di medula spinalis setelah terjadi cedera saraf perifer. Lebih dari itu, reseptor glukokortikoid dapat menimbulkan efek neurotoksik yang dapat menyebabkan kerusakan dari sistem saraf. Sampai saat ini peranan reseptor glukokortikoid terhadap mekanisme nyeri neuropatik belum banyak diperiksa.

Penggunaan Dextromethorphan secara Intratekal pada Nyeri Neuropatik

Menjadi pertimbangan tentang penggunaan dextromethorphan (DMP) sebagai agen antitusif non opioid yang masih digunakan sampai sekarang, dan terbukti secara klinik, pada dosis terapi memberikan efikasi dan keamanan yang memadai.

Berdasarkan data-data tersebut diatas ditunjang dengan studi histokimia yang menunjukkan bahwa reseptor glukokortikoid terdistribusi dalam jumlah besar pada korda spinalis dan di seluruh jaringan tubuh. Maka kami mempunyai hipotesis bahwa pengaruh dextromethorphan sebagai antagonis reseptor N-methyl-D-aspartate receptor (NMDA), juga dapat menurunkan reseptor glukokortikoid sehingga mempunyai pengaruh yang besar dalam menghambat terjadinya nyeri neuropatik.

Model Eksperimental Nyeri Neuropatik

Operasi pengikatan parsial saraf sciatik ipsilateral model (PSL), telah dilakukan dengan membuka musculus, memisahkan dan mengangkat saraf sciatik kemudian melakukan pengikatan ⅓-½ diameter saraf pada kelompok kontrol positif dan kelompok DMP. Pada kelompok kontrol negatif juga dilakukan operasi, tetapi tidak dilakukan pengikatan.

Pengaruh Pemberian DMP terhadap Onset Thermal Hyperalgesia

Untuk mengetahui keberhasilan model nyeri neuropatik yang dibuat, maka dilakukan pengukuran sensitifitas mencit terhadap rangsangan panas menggunakan hot plate, 48˚C. Pengukuran dilakukan pada pengamatan hari ke-0, 1, 3, 5 dan 7, kemudian dibandingkan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif.

Berdasarkan hasil analisis terdapat peningkatan onset thermal hyperlagesia pada  kelompok DMP jika dibandingkan dengan hari pengamatan ke-7 dan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan DMP dapat menghambat terjadinya nyeri neuropatik dengan pengeblokan pada kanal ion reseptor glukokortikoid.

Pada pengamatan hari ke-8 tampak pada kelompok yang mendapat terapi terdapat perbedaan dengan kelompok kontrol negatif dan pada pengamatan hari ke-9, 10, 11, 12, 13, 14, peningkatan onset thermal hyperalgesia mendekati nilai pada kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan kelompok DMP 10 nmol dapat mengeblok reseptor glukokortikoid sehingga sensitisasi sentral tidak terjadi dan nyeri neuropatik dapat dihambat.

Ekspresi Reseptor Glukokortikoid dengan Tehnik Imunohistokimia

Pada hari ke-15 mencit dieuthanasia dan dilakukan pembedahan untuk mengambil jaringan korda spinalis, kemudian dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE) dan preparat imunohistokimia (IHC) dengan antibodi reseptor glukokortikoid.

Preparat IHC diamati dengan mikroskop cahaya untuk mengidentifikasikan sel neuron dan sel glia yang dapat memberikan reaksi positif terhadap antibodi reseptor glukokortikoid. Sel Positif jika sitoplasma dan  membran berwarna coklat dan sel negatif  jika sitoplasma jernih dan membran berwarna kebiruan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya penurunan ekspresi glukokortikoid pada kelompok yang mendapat terapi dibandingkan kelompok kontrol positif dengan perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa DMP dapat mengeblok kanal ion reseptor glukokortikoid dan menurunkan aktivitas reseptor glukokortikoid, terjadi pengeblokan influks kalsium saat saluran reseptor glukokortikoid diaktifkan oleh glutamat sehingga plastisitas pada sel saraf tidak terjadi dan nyeri neuropatik dapat dihambat.

Penulis : Dr. Achmad Fahmi, dr., Sp.BS(K), FINPS

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://sites.kowsarpub.com/aapm/articles/114318.html

Fahmi A, Aji Y K, Aprianto D R, Wido A, Asadullah A, Roufi N, et al. The Effect of Intrathecal Injection of Dextromethorphan on the Experimental Neuropathic Pain Model. Anesth Pain Med. 2021;11(3):e114318.

 doi: 10.5812/aapm.114318.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp