Dalam dunia kefarmasian, mikropartikel digunakan untuk beberapa tujuan, di antaranya untuk menutupi rasa dan bau dari bahan obat, meminimalisasi efek samping dari bahan obat, memproteksi bahan obat dari keadaan lingkungan yang dapat merusak bahan obat, meningkatkan kelarutan bahan obat yang sangat sukar larut, serta pengembangan obat lepas lambat. Mikropartikel dapat didefinisikan sebagai partikel padat berbentuk sferis dengan rentang ukuran antara 1 sampai dengan 1000 µm yang terbuat dari polimer, lilin, atau bahan pelindung lainnya.
Ketoprofen termasuk obat golongan non steroidal anti inflammatory drugs (NSAID) yang sering dijumpai dalam pengobatan rematik atau artritis. Ketoprofen diabsorbsi dengan mudah di saluran pencernaan dan memiliki waktu paruh plasma pendek, sekitar 1,5-4 jam, oleh karena itu ketoprofen memiliki frekuensi pemakaian 3-4 kali sehari. Efek samping ketoprofen pada saluran pencernaan diantaranya dapat menyebabkan iritasi, ulserasi, perdarahan, dan perforasi. Mikropartikel ketoprofen dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kitosan merupakan biopolisakarida linear alami yang bersifat basa lemah dengan nilai pKa sebesar 6,3. Kitosan bersifat tidak larut dalam air serta pelarut organik, tetapi larut dalam larutan asam encer pada pH < 6,5, di mana pada keadaan asam ini terjadi perubahan unit glukosamin menjadi menjadi bentuk R-NH3+yang larut air sehingga dapat mengalami reaksi sambung silang dengan anion multivalen.
Tripolifosfat (TPP) merupakan salah satu senyawa polianion yang dapat berinteraksi dengan senyawa kationik, seperti kitosan, melalui gaya elektrostatik. Selain TPP, glutaraldehid merupakan penyambung silang yang sering digunakan dalam pembuatan mikropartikel. Namun, karena alasan keamanan terhadap kesehatan, maka glutaraldehid tidak digunakan lagi untuk pembuatan mikropartikel sediaan farmasi.
Faktor-faktor fisikokimia yang dapat mempengaruhi pembuatan mikropartikel antara lain berat molekul polimer yang digunakan, perbandingan obat-polimer, dan massa total dari obat dan polimer. Efisiensi penjerapan bahan obat meningkat dengan meningkatnya konsentrasi bahan obat dan penambahan penyambung silang. Pelepasan bahan obat meningkat dengan meningkatnya kandungan bahan obat di dalam. Spray drying merupakan teknik yang sering digunakan untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran partikel yang kecil (Amaro et al., 2011).
Pembuatan mikropartikel dengan metode spray drying ini memiliki kelebihan diantaranya teknik pembuatan yang cepat, sederhana, mikropartikel yang dihasilkan bersifat reliabel, reprodusibel, bentuk yang hampir sferis dengan permukaan yang rata dan ukuran distribusi yang relatif sempit, ukuran partikel dapat dikendalikan, dan kurang bergantung pada kelarutan obat dan polimer Faktor yang mempengaruhi pembuatan mikropartikel dengan metode spray drying di antaranya yaitu, ukuran nozzle yang digunakan, suhu inlet, pump rate, dan flow rate. Semakin besar flow rate dan ukuran nozzle yang digunakan, maka akan semakin besar ukuran partikel yang didapatkan. Semakin tinggi suhu inlet, semakin cepat pula penguapan kelembapan namun kemungkinan untuk terjadinya kerusakan fisikokimia bahan juga semakin besar.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mempelajari pengaruh mengetahui pengaruh perbedaan jenis kitosan dan perbandingan ketoprofen-kitosan terhadap karakteristik fisik dan profil pelepasan mikropartikel ketoprofen-kitosan. Mikropartikel dengan perbandingan obat – polimer 5 : 15 dan 6 :15 dibuat dengan metode gelasi ionik dan dikeringkan dengan spray drying. Jenis kitosan yang digunakan adalah kitosan dengan viskositas 19 cPs dan 50 cPs. Evaluasi terhadap mikropartikel dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik, kandungan, serta profil pelepasan ketoprofen dari mikropartikel kitosan. Dari hasil penelitian dikethaui bahwa mikropartikel yang dihasilkan mempunyai bentuk sferis dengan ukuran 2,18 µm – 2.83 µm. Efisiensi penjebakan (EP) obat meningkat dengan meningkatnya viskositas dan jumlah kitosan, dengan rentang 45,69% – 57,09%. Uji pelepasan membuktikan bahwa kecepatan pelepasan ketoprofen dari mikropartikel kitosan lebih lambat dibandingkan dengan substansi ketoprofen, sedangkan peningkatan jumlah ketoprofen dan viskositas kitosan meningkatkan pelepasan bahan obat. Penelitian ini membuktikan bahwa pembentukan mikropartikel kitosan dengan polimer kitosan dapat menghambat kecepatan pelepasan sehingga diharapkan dapat meningkatkan bioavailabilitas dan mengurangi efek iritasi pada saluran pencernaan.
Penulis : Retno Sari, M. Agus Syamsur R.
Muhammad A. S. Rijal*, Hanah Masitah, Fanny Purvitasari and Retno Sari The effect of chitosan type and drug-chitosan ratio on physical characteristics and release profile of ketoprofen microparticles prepared by spray drying
https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0487/html