Sistem Instrumentasi pada Robot Asisten Medis ARTA-1

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Humas Unair

Airlangga Robotic Triage Assitant (ARTA-1) adalah robot yang digunakan sebagai asisten medis untuk orang yang diduga terpapar virus COVID-19. Proses triase pada ARTA-1 ini terdiri dari pengukuran tanda-tanda vital serta anamnesis akan menentukan apakah orang yang diduga terpapar virus COVID-19 harus mendapatkan penanganan khusus atau tidak. Pengukuran kondisi vital orang yang diduga terpapar virus COVID-19, yaitu suhu, tinggi, dan berat badan dilakukan dengan sensor yang terintegrasi dengan papan Arduino. Lalu proses anamnesi dilakukan dengan tanya jawab otomatis yang dilakukan dengan pergerakan gestur tangan. Hasil dari proses triase dibuat secara otomatis untuk merekomendasikan jenis penanganan lebih lanjut kepada petugas medis.

Sistem instrumentasi dari robot ini berinteraksi dengan pengguna melalui beberapa sensor dan layar LCD untuk mengukur suhu tubuh, berat, dan tinggi badan pengguna (orang yang diduga terpapar virus COVID-19). Pembacaan suhu badan dilakukan dengan menggunakan sensor suhu non-kontak MLX90614. Berat badan diukur menggunakan sensor load cell LCS-2160. Sensor dengan tipe VL53l1x digunakan untuk mengukur tinggi badan pengguna. Ada dua adjustable infrared switch atau saklar inframerah bertipe E18-D80NK yang digunakan; satu untuk mendeteksi keberadaan pengguna dan yang lainnya untuk mendeteksi gerakan tangan pengguna saat menjawab pertanyaan selama proses anamnesis.

Semua pembacaan sensor dikendalikan oleh Arduino untuk menjalankan perintah pengguna yang dibuat pada aplikasi komputer. Interaksi pengguna, proses triase dan anamnesi, serta pembuatan laporan dilakukan oleh aplikasi komputer tersebut. Laporan medis akan dikirim secara otomatis ke akun email petugas medis.

Operasional ARTA-1 ini mempunyai beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh pengguna. Tahap pertama adalah mendapatkan identitas pengguna dengan memindai KTP-nya. Dari tahap ini didapatkan data NIK, nama, tanggal lahir, dan umur. Tahap kedua adalah mendapatkan kondisi tubuh pengguna dengan mengukur suhu, berat badan, dan tinggi badan. Tahap ketiga adalah melakukan tes anamnesis, kemudian mengkonversi biner hasil tes tersebut. Langkah keempat adalah menampilkan hasil triase dan membuat dokumen, kemudian mengirimkannya ke paramedis untuk penanganan selanjutnya.

Sistem instrumentasi pada ARTA-1 ini perlu dianalisa, sebab hal tersebut dapat digunakan untuk menentukan performa pengukuran dan pengendalian sistem. Analisa ini dilakukan untuk setiap sensor yang digunakan pada sistem dengan metode karakterisasi yang berbeda-beda. Karakterisasi sensor-sensor menggunakan dua parameter, yaitu akurasi dan presisi. Presisi adalah faktor yang menunjukkan seberapa konsisten suatu instrumen memberikan nilai tertentu dari beberapa pengukuran, yang ditunjukkan dengan standar deviasi yang diperoleh dari setiap pengukuran. Dalam hal pengukuran, akurasi juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi performa sebuah sensor atau alat ukur. Akurasi menunjukkan seberapa tepat suatu instrumen dalam memberikan suatu nilai tertentu yang diperoleh dari suatu instrumen ukur yang sudah standar. Perbandingan antara nilai standar dan nilai uji akan memberikan persen kesalahan dengan batas nilai 10% yang menunjukkan seberapa akurat pengukuran uji.

Perancangan sistem instrumentasi pada robotic triage assistant (ARTA-1) memiliki performa yang cukup baik. Pengukuran suhu tubuh memiliki akurasi dan presisi lebih dari 99%. Pengukuran berat badan memiliki presisi pada level 86,60%, dan akurasi yang cukup tinggi yaitu 96,52%. Pengukuran berat badan juga menunjukkan performa yang baik dengan akurasi 98,53% dan presisi 94,92%. Sepasang sensor jarak jauh yang digunakan untuk mendeteksi gerakan tangan selama proses anamnesa menunjukkan performa yang bagus dan akurat pada jarak kurang dari 18 cm. Penggunaan sensor tersebut dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan pemeriksaan triase yang aman, nyaman, dan tanpa sentuhan bagi orang yang diduga terpapar virus COVID-19, memudahkan pekerjaan petugas medis, serta mengurangi risiko paparan COVID-19.

Penulis: Prisma Megantoro, ST. MEng.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://ijeecs.iaescore.com/index.php/IJEECS/article/view/24946 atau https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85109081832&origin=resultslist

N. A. Hidayat, P. Megantoro, A. Yurianta, A. Sofiah, S. A. Aldhama, and Y. A. Effendi, “The application of instrumentation system on a contactless robotic triage assistant to detect early transmission on a COVID-19 suspect,” Indones. J. Electr. Eng. Comput. Sci., vol. 22, no. 3, p. 1334, 2021, doi: 10.11591/ijeecs.v22.i3.pp1334-1344.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp