Kolaborasi Bersama Pengmas FEB dan FKH UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan Pengmas Kolaborasi FKH FEB. (Foto: SS Zoom)

Perkembangan sistem informasi yang semakin pesat mewajibkan instansi publik untuk dapat semaksimal mungkin memanfaatkannya demi mempermudah pelayanan dan mensejahterakan masyarakat. Menyesuaikan perkembangan zaman yang saat ini memasuki era 4.0, dimana sistem informasi berkembang pesat di segala aspek, maka semua instansi harus menggunakannya untuk mewujudkan kinerja yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Hal tersebut diimplementasikan sampai dengan pemerintah desa supaya menggunakan sistem informasi untuk mendorong kinerja BUMDes yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa terutama pada aspek ekonomi.

BUMDes pada dasarnya dapat dijadikan sebagai modal sosial maupun modal ekonomi oleh masyarakat desa yang didalamnya terjalin gotong royong, jejaring/komunikasi, dan aspek-aspek pndukung lainnya. Pendayagunaan dari aspek ekonomi dapat menjadi media pemberdayaan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja. Aspek modal sosial ditunjukkan melalui pemberdayaan masyarakat desa yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta secara tidak langsung menguatkan hubungan sosial antar individu. Modal tersebut perlu dikembangkan secara berkala pada masyarakat desa supaya beragam produk dapat diciptakan dan dipasarkan melalui BUMDes, sehingga pendapatan yang dihasilkan bertambah serta secara bertahap mampu mengentaskan kemiskinan dan mandiri secara ekonomi. Selain itu, mengingat perkembangan sistem informasi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan ke arah aktivitas bermuatan ekonomi, sehingga dapat membantu membuka lapangan kerja seluas-luasnya melalui kegiatan pembinaan terkait strategi pengelolaan BUMDes dengan memanfaatkan internet untuk meningkatkan kewirausahaan berbasis e-commerce.

Pengenalan tata kelola BUMDes modern dikemas melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang bertemakan Kegiatan Asih Asuh Mandiri dalam Meningkatkan Nilai Ekonomi yang diselenggarakan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Tangunan, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto dengan meningkatkan wawasan masyarakat mengenai sehat mandiri secara ekonomi melalui peran BUMDes modern dan peningkatan wawasan mengenai sehat mandiri secara fisik melalui pemanfaatan tanaman herbal. Terdapat dua materi yang berbeda pada saat pelaksanaan yaitu pengenalan konsep BUMDes modern dan edukasi pengolahan tanaman herbal untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan kesehatan ekonomi di masa pandemi. Edukasi konsep BUMDes modern ditujukan kepada pengelola BUMDes melalui manajemen berbasis digital untuk seluruh aktivitas meliputi pembelian, penjualan, pemasaran sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Upaya yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan BUMDes modern antara lain melalui revitalisasi dan optimalisasi. Revitalisasi dilaksanakan dengan mengidentifikasi keunggulan sumber daya yang terdapat di suatu desa, seperti manajemen di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli-Bali mengedepankan aspek adat istiadat untuk menarik minat wisawatan dan secara langsung berdampak pada perekonomian desa setempat. Optimalisasi dilaksanakan dengan memaksimalkan segala sumber daya yang tersedia supaya bernilai ekonomis. Konsep revitalisasi dan optimalisasi harus berjalan bersama untuk mewujudkan BUMDes modern yang mempunyai produk bernilai ekonomis dan berdaya saing tinggi.

Materi kedua mengenai tata cara pengolahan tanaman herbal yang tepat untuk meningkatkan kesehatan diri dan kesehatan ekonomi masyarakat desa tangunan. Kesehatan diri dibutuhkan untuk menambah kekebalan imunitas tubuh dari ancaman penyakit dengan pengolahan yang baik dan benar. Jenis tanaman herbal dianjurkan karena mudah diperoleh, murah harganya, dan tidak mempunyai efek samping seperti obat pabrik. Disamping bagus untuk kesehatan tubuh, tanaman herbal dapat dimanfaatkan untuk menyehatkan kondisi finansial, yaitu dengan mengolahnya menjadi produk obat-obatan tradisional bernilai ekonomi. Manfaat ganda tersebut menjadi peluang baru bagi masyarakat desa tangunan untuk memaksimalkan potensi tanaman herbal sebagai tanaman jual.

Pada akhir kegiatan, peserta mengapresiasi semua materi yang telah disampaikan oleh narasumber. Diharapkan pemerintah desa tangunan dapat merevitalisasi dan mengoptimalisasi segala kekayaan yang terdapat di wilayahnya melalui manajemen BUMDes modern. Sebagai contoh adalah potensi tanaman herbal yang dapat dikembangkan oleh masyarakat desa tangunan, terlebih di masa pandemi saat ini. Kondisi pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi aneka produk yang mempunyai kandungan alami yang bagus bagi tubuh. Hal tersebut dapat dimanfaatakan oleh BUMDes Desa Tangunan untuk mendorong warga desanya menghasilkan aneka produk berbahan dasar tanaman herbal dan pemasarannya dibantu oleh BUMDes yang telah menggunakan sistem informasi, sehingga semua konsumen dengan mudah dapat mengakses produk-produk tanaman herbal masyarakat Desa Tangunan.

Penulis: Dicky Andriyanto, Tridiganita Intan Solikhah, Anak Agung Gde Satia Utama

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp