Aktivitas Apoptosis Sel Odontoblast setelah Pemberian Ekstrak Propolis dan CAPE

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh kanya.id

Sifat-sifat biologis bahan kedokteran gigi yang harus dipenuhi antara lain tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan sekitarnya, tidak menghasilkan reaksi alergi, tidak karsinogenik, dan tidak mengandung racun atau bersifat toksik.Toksisitas merupakan bagian dari evaluasi bahan kedokteran gigi dan diperlukan untuk prosedur skrining standar. Potensi toksisitas dari CAPE dan ekstrak propolis terhadap sel pulpa berdasarkan jumlah kematian sel yang terjadi pada aplikasi bahan pulp capping.

Apoptosis merupakan proses aktif yang diatur dengan sangat baik yang ditandai oleh perubahan morfologis dan biokimia yang dapat distimulasi oleh kondisi fisiologis dan patologis serta memegang peranan penting dalam menjaga homeostasis normal dan patogenesis beberapa penyakit.

Tahap awal apoptosis ditandai ekspresi Phosphatidylserine (PS) yang terlempar keluar dari lapisan dalam ke lapisan luar membran sel. Badan apoptotik yang terbentuk di akhir apoptosis menyebabkan sel mati ini dapat dikenali oleh makrofag tanpa dilepaskannya komponen pro-inflamatori selular. Badan apoptotik yang terbentuk di akhir apoptosis menyebabkan sel mati ini dapat dikenali oleh makrofag tanpa dilepaskannya komponen pro-inflamatori selular.

Pemilihan metode identifikasi apoptosis tergantung pada beberapa faktor antara lain jenis eksperimen, tipe sel, dan berdasar pengalaman yang telah dilakukan. TUNEL (Terminal deoxyribonucleotidyl transferase dUTP nick end labeling) merupakan salah satu metode deteksi apoptosis dengan memeriksa fragmentasi DNA. Pemeriksaan apoptosis dengan metode TUNEL dapat memberikan gambaran proses apoptosis pada tingkat sel tunggal sehingga lebih spesifik dan memiliki akurasi tinggi.

Apoptosis  pada CAPE lebih banyak dibanding ekstrak propolis  Propolis diketahui mengandung resin dan bahan-bahan bioaktif antara lain bioflavonoid, artepilin, apigenin, Caffeic Acid Penetil Ester (CAPE) yang mempunyai peranan dalam penanggulangan inflamasi, antioksidan, antibakteri, dan antivirus, immunomodulator serta merangsang penyembuhan jaringan. Terjadi kematian sel odontoblast yang kemungkinan disebabkan oleh adanya kandungan fenol yang terkandung pada CAPE. CAPE membentuk ion hidroksil yang dapat mengubah transportasi bahan organik dan nutrisi yang mengakibatkan efek toksik bagi sel. Radikal bebas mempunyai sifat reaktifitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron dan dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal oleh karena hilangnya atau bertambahnya satu elektron pada molekul lain. Aktivitas antioksidan yang kuat berkorelasi dengan konsentrasi tinggi asam kafeat dan fenetil kafeat.

Sel memiliki antioksidan alami seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, reduktase, glutation peroksidase dan antioksidan yang bisa mempertahankan dan perlindungan dari pengaruh radikal bebas. Namum, ketika radikal bebas lebih banyak daripada kemampuan pertahanan antioksidan alami tersebut bisa mengalami gangguan sehingga memutuskan rantai reduksioksidasi normal dan mengakibatkan kerusakan oksidatif jaringan.

Efek toksik ekstrak propolis dapat menyebabkan perubahan permeabilitas membran sel odontoblast yang akan mengaktivasi proapoptotik protein dalam sitosol (cairan intraseluler). Aktivasi proapoptotik protein akan menginduksi pembukaan mitochondrion permeability transition pores (MPTPs). Pelepasan sitokrom c berkaitan dengan pembukaan MPTP. Ini akan menyebabkan pembengkakan mitokondria, kerusakan membran luar dan pelepasan protein-protein intermembran termasuk sitokrom c pada beberapa sel. Mitokondria mengandung faktor proapoptosis seperti sitokrom c dan AIF. Keduanya merupakan substrat yang  berbahaya, akan tetapi tersimpan aman dalam mitokondria. Saat keduanya dilepaskan ke sitoplasma, protein ini dapat mengaktifkan jalur aktivasi caspase. Sitokrom c berperan sebagai pembawa elektron yang larut dalam air dalam fosforilasi oksidatif mitokondria. Bila terjadi kumparan elektron melalui sitokrom c oksidase atau kompleks IV, adanya perubahan kekuatan ion menyebabkan  terjadinya gelombang matriks. Saat membran dalam mitokondria memiliki permeabilitas permukaan yang lebih luas dibanding membran luar maka gelombang matriks menyebabkan pori-pori permeabilitas bagian dalam membran nonspesifik menjadi terbuka sehingga sitokrom c keluar ke sitoplasma. Sitokrom c yang keluar ke sitoplasma kemudian berikatan dengan Apaf1 membentuk  Caspase  Recruitment  Domain (CARD). Beberapa CARD bergabung membentuk kompleks apoptosom kemudian mengikat pro-caspase-9 dan mengaktivasinya  menjadi caspase-9 (caspase inisiator). Caspase-9 ini akan mengaktivasi procaspase-3 menjadi caspase-3 yang merupakan caspase efektor yang melaksanakan apoptosis.

Apoptosis sel odontoblast setelah pemberian ekstrak propolis lebih kecil daripada CAPE. Di sarankan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui sifat fisik ekstrak propolis lainnya yang akan digunakan sebagai obat untuk perawatan pulp capping.

Penulis: Ira Widjiastuti

Link Jurnal: http://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/14765

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp